Part 32 | Toxic Relationship

Start from the beginning
                                    

Nancy sudah kesal setengah mati kepada anak perempuannya itu. Tadi pagi, Kakak Melva yang paling tua meninggalkan rumah tanpa pamit ataupun izin. Sementara yang cowok, dia juga sudah duluan ke sekolah tanpa meminta izin kepada Nancy ataupun Nash. Dan kalian tahu mereka berdua malah pamit sama siapa? Benar. Bi Inah.

Sambil menunggu Melva selesai mandi, Nancy memutuskan untuk melihat-lihat kamar anaknya. Nancy kemudian menghampiri meja belajar Melva, dan melihat sebuah tulisan di sticky note yang ditempel oleh gadis itu.

Nancy melihat sticky note pertama yang ditempel oleh Melva. Nancy memegangnya, dan membacanya.

Ayo, semangat Melva Adriatic! Namamu saja Adriatic, yang diambil dari laut Adriatik. Pada dasarnya, makna laut kan memiliki ombak yang terus-menerus berjalan, dan tidak akan pernah berhenti. Meskipun laut ada pasang surut, tapi percayalah. Laut tidak akan pernah bisa berhenti bermanfaat bagi makhluk hidup di dalamnya <3

Nancy menghela napasnya setelah membaca tulisan pertama dari anaknya tersebut. Sticky note kedua, Nancy kembali membacanya.

Untuk Melva Adriatic, ketika kamu membaca kertas penyemangatmu sendiri, tolong cermati kata-kata itu. Dirimu itu indah. Kau tidak tersenyum pun, orang-orang di sekitarmu pasti akan tetap menyayangimu.

Nancy mengedikkan bahunya bosan. Ketika melihat tulisan penyemangat yang ke terakhir, Nancy cukup tertegun setelah membacanya.

Melva, kamu kuat kok :") Aku yakin kamu bisa menjalani hidup yang penuh lika-liku ini. Setiap hidup pasti harus melewati setiap masalah, kan? Apalagi kamu sedang berusaha menyembuhkan penyakitmu yang sering kali kambuh jika mendengar suara bentakan atau teriakan. Jadi, stay strong dan tetap semangat! Don't give up!

Nancy tiba-tiba meneteskan air matanya. Kata-kata penyemangat yang Melva buat tersebut, seperti sangat ngena di hatinya. Nancy langsung teringat bahwa dia harus pergi hari ini, dia pun mengusap air matanya, dan meninggalkan kamar Melva dengan perasaan iba kepada putrinya sendiri.

🐰🐰🐰

Melva meletakkan tasnya setelah menyapa Nelda yang sedang bertugas menyapu di kelas hari ini. Melva duduk, dan mengajak Nelda mengobrol. Walaupun teman Melva sebenarnya bejibun, entah mengapa Melva hanya suka mengobrol dengan Nelda.

"Nel, lo udah ngerjain PR nggak?" tanya Melva yang mengingatkan.

Nelda berbalik. "Hah? Emang ada?"

"Ya ada," balas Melva.

"Ih, sumpah ya si Adit itu. Kan seharusnya dia sebagai ketua kelas nyampein, atau nggak ngingetin aja gitu di grup kelas. Kebiasaan banget," ketus Nelda lalu dia menyapu lantai dengan geram.

Melva tertawa. "Enggak ada deng, Nel. Gue cuma bercanda. Hahahaha ..."

Nelda kembali menoleh, dan menatap Melva dengan kesal. Dirinya sudah menjadi gugup karena Melva bilang ada pekerjaan rumah.

"Ih, Melva! Kebiasaan banget sih ngerjain gue!" kata Nelda jengkel.

Melva terkekeh pelan. "Maaf. Tapi gak jadi maaf deh. Soalnya gue masih mau ngulangin lagi. Lo tuh lucu tau kalo ngambek!" puji Melva.

"Dih, najis," ujar Nelda.

"Selamat pagi!" Melva dan Nelda kira itu sapaan dari guru mereka, ternyata bukan. Nelda sudah menatap tajam ke arah Helen, yang baru saja masuk ke kelas dengan senyum khasnya. Senyum sinis.

Beside YouWhere stories live. Discover now