Dita tersenyum licik, "Naw, apa harus gue jelasin sekali lagi kalo lo itu sangat payah dalam hal berbohong," selanya menatap Naura.

"Kita sepakat buat ketemu lagi."

Dita tertawa sambil bertepuk tangan, "Ya Tuhan!! Naura bangkit!! Naura bangkit dari kisah cinta kelamnya ini!! Akhirnya!!" pekik Dita membuat Naura sedikit terperanjat. "Kapan? Kapan lo sama dia ketemu lagi?" kini terlihat jika Dita yang bersemangat.

Naura menggelengkan kepalanya, "Belum tau sih, dia udah gue kasih kartu nama gue."

"Lo nggak punya nomornya?" lagi-lagi Naura menggeleng. "Ah, Naura!!"

"Selamat pagi semuanya!!" Raga memasuki ruangan sambil melemparkan sebuah map pada Naura. "Naw, ini jadwal acara yang booking cafe hari Minggu nanti. Anak-anak K-pop mau ngerayain ulang tahun bias-nya di sini," terang Raga.

Naura mengambil map berwarna hijau itu, ia membuka lembar demi lembar yang menjelaskan rangkaian acara. "Oke, thanks ya Raga. Gue bangga kenalan lo itu dari usia dini hingga akhir hayat," puji Naura mengacungkan ibu jarinya.

Raga menjentikan jarinya, "Saranghae" ujarnya.

Dita menaikan sebelah bibirnya setelah melihat ekpresi Raga barusan, "Dih, cakep lo begitu! Ngeri iya gue," sela Dita kembali menggeser kursinya kembali ke mejanya. "Naw, lo masih punya hutang cerita sama gue!"

Raga masih tersenyum, ia mencolek dagu Dita. "Saranghae" ujarnya lagi.

"Raga!! Mengerikan!!" teriak Dita kesal.

****

Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam, Dita dan Raga sudah pulang lebih dahulu. Di dalam ruangan hanya tersisa Naura yang masih berkutat pada pekerjaannya, baginya bekerja dapat melupakan masalah hidupnya. Pengunjung cafe masih cukup ramai, tentu saja jam-jam seperti ini adalah waktu yang tepat untuk duduk santai, mengobrol sambil menikmati kopi. Tunggu ...

Kopi?

Membahas mengenai kopi mengingatkan Naura akan seseorang, Ya ... siapa lagi kalau bukan Arga, pria yang ditemuinya kemarin. Obrolan singkat nan hangat juga mengasikan membuat Naura nyaman bersamanya. Tapi omong-omong... kemana Arga saat ini? Kenapa dia belum menghubungi Naura?

Naura membuka kembali aplikasi JD, ia mengklik chat-nya dengan Arga. Tidak ada notifikasi darinya yang ada hanya notifikasi pemberitahuan jika ada beberapa pria yang menyukainya. Ah ... Naura sedang tidak ingin mengeser dan melihat profil pria lain dulu. Ayolah Naura!! Niatmu ini hanya bermain-main saja bukan? Kenapa seolah kamu ingin lebih dari itu?

"Jelas banget deh perasaan kemarin dia bilang pengen lanjut," gumam Naura. Pikirannya seolah kembali ke hari kemarin saat bertemu dengan Arga.

"Setuju. Jadi kita lanjut nggak? Lanjut yah?"

"Apa dia ilfil? Nggak mungkin dong? Gue sama sekali nggak melakukan hal gila dihadapannya? Atau dia sibuk? Seorang pemilik EO bukankah pekerjaannya lebih banyak dan rumit? Tapi kemarin dia bilang kalau yang susah biasanya timnya. Terus gimana dong?" ucapnya lagi pada diri sendiri. "Hahaha Naura!! Ada apa denganmu, berpikiran positif? Bukankah dulu juga dirimu berpikiran positif pada Radhi? Bajingan itu!!" umpat Naura seolah membenci pikirannya saat ini.

"Lo mau tau banget jawaban gue?" tanya Arga menatap Naura hingga kedua mata mereka saling mengunci dalam beberapa detik.

Naura segera menyadarkan dirinya, ia merubah posisi duduknya. "Kalo lo nggak mau cerita juga nggak masalah kok, ini bukan pertanyaan wajib," ujar Naura.

Arga menghisap rokoknya lebih lama lalu membuang asapnya perlahan, saat ini hati Naura mulai bertanya-tanya akan sikap Arga atas pertanyaan yang Naura ajukan, karena jujur pertanyaan ini sangat mudah dijawab baginya, tapi sepertinya sulit bagi Arga.

3 SOMETHING ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now