Part 17

914 161 75
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Bukannya membawa Lia pulang sesuai permintaan, Jaemin malah membawanya ke apartemen. Sebenarnya bisa saja Jaemin mengantarnya pulang karena mungkin apapun yang akan dijelaskannya tidak akan pernah masuk ke telinga Lia sebab Lia dalam keadaan kacau. Tapi Jaemin tidak mau menimbulkan perhatian dari ibunya Lia ataupun Sungchan, jadi Jaemin ingin menenangkan Lia lebih dulu baru mengantarnya pulang.

Bukan hanya Lia yang merasakan emosi serta sakit hati tapi Jaemin juga merasakannya. Dan yang membuat Jaemin merasa semakin emosi adalah Lia tahu dari orang lain bukan dari dirinya sendiri. Tidak akan ada yang berbeda memang setelah Lia tahu, tapi setidaknya Jaemin bisa memberi penjelasan dengan cara lembut. Bahkan Jaemin tidak tahu apa yang sudah dikatakan oleh Taeyong pada Lia.

"Apa-apaan, kenapa kau malah membawaku ke sini. Aku mau pulang ke rumahku, bukan ke unitmu!" desis Lia dan menghempaskan tangan Jaemin yang sedari tadi menyeretnya hingga sekarang mereka sudah ada di dalam. Jaemin bahkan menghalangi pintu agar Lia tidak pergi. "Minggir!"

Tangisan Lia akhirnya tumpah, rasanya sesak, Lia terduduk di lantai sambil terus menangis. Fakta bahwa dia saat ini sangat menyukai Jaemin membuatnya semakin menangis, entahlah, hanya saja Lia pikir semuanya akan berjalan lancar tapi ternyata Tuhan menuliskan garis takdir yang begitu pilu padanya.

Jaemin masih berdiri dan menunduk untuk menatap Lia. "Apa kau mau mendengar penjelasanku?" tanyanya.

"Tidak, aku bahkan tidak ingin mendengar suaramu lagi! Aku membencimu!" teriak Lia sambil mendongak dengan air mata yang sudah berlinang. "Aku tidak ingin melihatmu lagi!"

Sumpah demi apapun, Jaemin ingin merengkuh tubuh Lia ke dalam dekapannya dan menenangkannya tapi Jaemin memilih untuk diam.

"Bukankah kau bilang padaku bahwa aku milikmu selamanya? Aku bahkan masih ingat dengan jelas kalau kau akan menyeretku kembali jika saja aku menyukai orang lain." Jaemin berjongkok di depan Lia. "Sekarang kenapa kau mengatakan kalau kau membenciku?"

Lia mengusap kasar air matanya. "Kau brengsek, kau laki-laki pembohong, kau sama saja dengan ayahku dan Soobin. Kalian semua sama saja, semua laki-laki suka berbohong," suara Lia semakin memelan, terdengar lirih dan pilu.

"Aku membencimu, aku— aku tidak mau melihatmu lagi," lirihnya dengan isakan. Tangannya mengepal kuat sedangkan air matanya terus saja menetes.

Jaemin menghembuskan napas pelan. "Baiklah, kau tidak mau mendengar penjelasanku jadi ya sudah, tidak apa-apa. Dari awal aku juga pernah memberitahumu bahwa jangan sampai kau menyukaiku, jangan sampai kau jatuh cinta padaku karena aku bukan orang yang baik seperti pemikiranmu. Ok, anggap saja aku memang berbohong dan tidak memberitahumu di awal siapa aku tapi itulah bagian dari tugasku. Setidaknya aku sudah memberimu peringatan tapi kau tidak menghiraukannya jadi ya sudah, resiko. Sekali lagi aku tekankan padamu, aku bukan laki-laki seperti yang ada di dalam pikiranmu, yang selalu bisa standby di dekatmu, yang selalu bisa memberimu kabar setiap hari, tidak, aku tidak seperti itu." Jaemin mengangkat wajah Lia dan mengusap air matanya.

Kedua tangan Lia mengepal kuat, rasanya begitu sakit hingga dadanya ikut terasa sesak. Bahkan untuk sekedar menepis tangan Jaemin dari pipinya, dia tidak bisa. Tenaganya benar-benar terkuras habis.

"Aku memang kaku dan tidak peka, itu semua karena aku tidak pernah menjalin hubungan dan memang tidak terlalu peduli dengan hubungan. Kau tahu, aku bahkan tidak pernah punya pemikiran untuk berkomitmen akan suatu hubungan yang serius seperti pernikahan jadi jangan pernah mengharapkan apa-apa dariku," lanjut Jaemin seraya menangkup kedua pipi Lia dan mengecup pelan kening Lia. "Terima kasih untuk malam itu, aku menikmatinya."

ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]Where stories live. Discover now