8 #조금만 더

Začať od začiatku
                                    

Jeffrey menggerakkan bibirnya dengan perlahan, namun kamu tidak bisa membaca apa yang dikatakan oleh Jeffrey saat ini. Jantungmu pun berpacu dengan cepat, pasalnya Yudha tiba-tiba saja mengagetkanmu dari belakang. Kamu pun berpura-pura terkejut, lalu memukul Yudha seperti yang biasa kamu lakukan kepadanya. Ya, sebisa mungkin kamu harus menutupi semuanya dari Yudha hingga kamu sudah menemukan jawaban yang pasti.

"Bisa tidak jika sehari saja kalian berhenti bermesra-mesra seperti ini? Aku sebagai pria jomblo satu-satunya di sini merasa cemburu."

"Cari pacar sana! Tidak usah menyalahkan hubunganku dengan Jeff."

Kamu menjulurkan lidahmu pada Yudha, yang hanya dibalas kekehan oleh temanmu. Kamu melirik ke arah Jeffrey sekilas, dan entah mengapa kamu bisa merasakan jika pandangan Jeffrey pada Yudha saat ini terasa sangat aneh. Jeffrey seperti ingin meluapkan semuanya jika dilihat dari sorot matanya, namun kamu juga bisa melihat jika Jeffrey sedang berusaha berakting di depannya, sama sepertimu.

"Na, apa aku boleh berbicara dengan Jeff sebentar? Tidak akan lama. Ada yang ingin aku bicarakan berdua dengannya."

"Bicara apa memangnya? Kenapa pula aku tidak boleh mendengarnya? Intinya, aku akan tetap berada di sini dan menguping pembicaraan kalian kalau kamu tidak mau memberitahuku alasannya."

"Dasar bucin! Ini masalah pria, dan wanita bar-bar sepertimu tidak boleh mendengarnya. Tenang saja, aku tidak akan mencelakaㅡ"

"Naㅡna? Aㅡakuㅡlaㅡpar."

Jeffrey menginterupsi omongan Yudha dan menatapmu sembari memberi kode untuk membiarkannya berbicara berdua dengan Yudha. Kamu merasa resah karena perkataan Jeffrey tadi terus saja terngiang-ngiang dalam otakmu, padahal sebelum ini, kamu sudah terbiasa meninggalkan Yudha dan Jeffrey berdua.

"Oh, ini sudah masuk jam makan siangmu, ya? Astaga! Maaf, Jeff. Baiklah, aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Yud, jaga Jeff baik-baik. Kalau ku lihat dia terluka sebesar kuku jari saja, kamu yang akan merasakan akibatnya."

Yudha hanya bisa mendengus kesal dan mengangguk tanda paham. Tidak diberitahu olehmu pun sebenarnya Yudha sudah paham. Dan ia berusaha maklum karena memang kondisi Jeffrey masih terlihat agak mengkhawatirkan. Kamu pun meninggalkan mereka berdua, dan berharap jika Yudha tidak melakukan apa-apa kepada Jeffrey. Kamu berusaha untuk meyakinkan dirimu sendiri kalau Yudha tidak sejahat itu, dan semoga saja perkataan Jeffrey salah.

***

Seorang lelaki terlihat tengah mendorong seorang lelaki lainnya, dan membenturkan tubuh sang korban ke dinding gudang sekolah. Sang korban berusaha melawan, namun tenaganya kalah jauh dengan sang lawan yang memiliki badan lebih besar darinya. Sang lawan mencekik leher korbannya dengan penuh rasa amarah, dan sang korban pun hanya bisa terbatuk-batuk sembari berusaha melepaskan diri dari tangan yang mencekik lehernya.

"Lepaskan aku! Lepaskan!"

"Jeffrey, apa harus kamu orangnya? Dari jutaan bahkan triliunan orang di dunia ini, mengapa harus kamu orangnya? Hah?!?"

"Apa maksudmu, Yudha? Aku tidak mengerti."

Yudha melepaskan Jeffrey, dan membiarkan Jeffrey mengambil napas panjang setelah ia cekik tadi. Yudha kini mengacak rambutnya dengan kasar, lalu meninjukan tangannya pada dinding gudang tempatmu dan Jeffrey sering menghabiskan waktu bersama.

"Intinya aku membencimu, Jeff. Tunggu sampai aku membalaskan semua dendam dan rasa sakit hatiku padamu. Dan untuk Nana, akan ku pastikan kalian berdua tidak akan pernah bersama! Lihat saja nanti."

Yudha langsung pergi meninggalkan Jeffrey yang masih terlihat kebingungan, namun sejak saat itu Jeffrey terlihat menjadi lebih waspada terhadap Yudha. Meskipun ketika Yudha sedang bersamamu dan juga dirinya, kekasihmu itu lebih senang menyembunyikan semuanya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sungguh, Jeffrey bisa menutupinya darimu dengan sangat sempurna.

ET CETERAWhere stories live. Discover now