Bab 2

5 0 0
                                    

Pagi itu, setelah bangun tidur dan memoles make up cukup tebal untuk menutup memar di wajahnya, seperti biasa Rose membantu para pelayan menyiapkan keperluan sarapan pagi. Setelah selesai, wanita itu duduk manis di kursi meja makan sambil menunggu sang suami turun. Rose tidak pandai memasak, terlebih di massion ini sudah ada chef handal yang dipekerjakan. Sehingga, dia pun ragu untuk mencoba menyiapkan masakan sendiri walau sangat menginginkannya. Huft! Lagipula dia sangat mengerti bahwa suaminya perfeksionis di segala hal. Bahkan hingga fashion dan pakaian yang dikenakan pun Leonardo menyewa asisten pribadi yang selalu siap siaga di rumah ini. Namanya Annetabelle Lasegar. 

Yahh... Sejujurnya Rose sangat  cemburu setiap melihat kedekatan suaminya itu dengan sang asisten pribadi walaupun hubungan mereka murni hanya rekan kerja. Dari dulu suaminya memang pria dingin yang tidak pernah terlibat hubungan dengan wanita manapun, Rose percaya hal itu, bahkan ketika kabar pernikahan mereka tersebar pun juga sempat menggemparkan beberapa media. 

Rose selalu bermimpi memiliki hubungan harmonis layaknya suami istri umumnya dengan Leonardo. Membantu menyiapkan pakaiannya, membantu mengikat dasi, dan membuatkan sarapan. Namun segala keinginan itu harus dia buang, karena suaminya tentu tidak akan sudi membiarkan dia melayaninya. Dulu sebelum mereka menikah, ah tidak, sebelum kejadian beberapa minggu lalu dimana ia nekat mencampurkan perangsang di minuman suaminya itu, Leonardo tidak pernah terang-terangan membencinya. Meski memang dia bersikap dingin dan tidak ramah, Leonardo tahu betul bagaimana menghargai seorang wanita. Namun, sepertinya sekarang semua sudah berubah akibat kebodohannya.

Sungguh Rose sangat bodoh, jika dia bisa mengulang waktu dia tidak akan melakukan hal itu, "Kau benar-benar pantas disebut jalang, Rose... bertindak seperti perempuan yang haus seks membuatmu terlihat menjijikan," ujar Rose pelan menyalahkan diri sendiri sambil menatap ke arah bawah meja makan menyembunyikan pandangan matanya yang mulai sedikit berair dengan  hidung yang nampak  sedikit kemerahan. 

Leonardo yang baru saja tiba di ruang makan, bergerak menghampiri meja makan. Leonardo menyadari betul bahwa wanita yang duduk bersebrangan jauh dengannya meski masih satu meja ini sedang menangis. Namun pria itu lebih memilih tidak peduli dan bersiap memulai sarapan paginya. 

Rose yang menyadari bahwa sang suami telah tiba, segera menghapus air matanya dan mengangkat wajahnya menatap sang suami. Pagi ini dia akan menyampaikan berita kehamilannya kepada Leonardo, bagaimanapun pria ini berhak mengetahuinya, 

"Ada yang ingin aku sampaikan," ujar Rose dengan sedikit mengeraskan suaranya karena jarak mereka yang cukup jauh, namun tidak menghilangkan kesan lembut dari ucapannya. Bagaimana pun juga Rose berasal dari keluarga terpandang sama seperti suaminya, terlahir sebagai wanita sedari kecil dia diajarkan untuk beretika dan bersikap anggun.

Tidak mendapat respon dari sang suami yang nampaknya memang tidak peduli, dia sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya,

"Aku... beberapa hari lalu aku ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Dokter itu mengatakan b-bahwa aku....  A-aku sedang mengandung sekarang," ujar Rose sedikit memelan di akhir kalimat.  

Leonardo yang mendengar hal itu kemudian menghentikan aksi makannya. Tubuhnya menegang dan raut wajah tampan itu terlihat mengeras dengan otot - otot leher yang mulai terlihat. 

Leonardo marah.

Pria itu kemudian melempar garpu dan pisau yang dipegangnya hingga menimbulkan suara nyaring. Menatap wanita didepannya kemudian tertawa cukup keras dengan nada mengerikan, Leonardo menghentikan tawa singkatnya  dan berujar dengan nada rendah,

"Kau sungguh luar biasa Whitney, kita hanya melakukan itu sekali dan kau sudah hamil!?....  Huh! Aku tidak mencurigai kau tidur dengan pria lain mengingat kau begitu menggilaiku. Tapi,  katakan padaku bagaimana kau bisa hamil secepat itu hm? Mengonsumsi obat penyubur setelah aku dulu memaksamu meminum pil KB!?" 

The Power of Love (TAMAT)Where stories live. Discover now