[A TINY WISP OF LIGHT.] -Angst

843 60 8
                                    



[A TINY WISP OF LIGHT.] _an au where Midoriya dies- because of an explosion.

☆.。.:・°☆.。.:・°☆.。.:・°☆.。.:・°☆☆.。.:・°☆.。.:・°☆.。.:*・

"𝘏𝘦𝘺. 𝘋𝘦𝘬𝘶, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘶? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘯𝘢? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘴𝘵𝘪𝘳𝘢𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘯𝘢? 𝘋𝘦𝘬𝘶... 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 '𝘬𝘢𝘤𝘤𝘩𝘢𝘯' 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘢𝘫𝘢? 𝘕𝘦𝘦... 𝘥𝘦𝘬𝘶... 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪...?"

"Psst, psst! Kacchan, hey. Oii! Kacchan jangan abaikan aku," gerutu deku.

"Berisik. Aku sedang makan, tidak bisa lihat kah?" ujar Kacchan ketus. "Oh, kau mau makan juga kah? Ini, coba aku suapin."

Bakugo mengangkat sendok miliknya yang berisi katsudon. "Bilang Aaaaa." Ia mengarahkan sendoknya kepada mulut Deku. Sayangnya makanan itu sama sekali tidak masuk ke dalam mulut Deku.

Mengapa?

Karena Deku yang sekarang hanyalah sebuah arwah. Arwah tak bertubuh yang hanya dapat dilihat oleh Kacchan seorang.

Deku mendekati teman masa kecilnya itu lalu menatap matanya dalam. "Kacchan... ayolah. Aku masih di dunia ini sebagai arwah karena ada alasan," ucap Deku pelan. "Tolong, bolehkah kau mengatakan 'Selamat Tinggal' padaku? Kata apa saja boleh... tolong katakan bahwa kau rela mengantarku pergi... Tidaklah sulit, bukan? Anggaplah saja permintaan sebelum aku mati- ah, permintaan setelah aku mati maksudku."

Bakugo hanya diam menatap piring kosong miliknya. "Tidak. Tidak mau. Tak akan. Selamanya aku tidak akan mengatakan itu. Aku bersumpah."

"Kacchan," panggil Deku lembut. "Kau tak akan kesepian aku janji. Hey... walau tidak ada aku, masih banyak orang yang kau miliki kan?" Deku tersenyum lembut pada Bakugo.

𝑩𝑹𝑨𝑲

"SEMUA ITU TIDAK BERARTI KALAU BUKAN DIRIMU!"

Meja makan yang dipakai Bakugo sebelumnya sampai berbekas karena gebrakannya itu. Gertakan Bakugo juga sampai membuat Deku terlonjak kaget. "Sudahlah, aku lelah. Jangan ungkit pembicaraan itu lagi," ujar Bakugo ketus sembari berjalan balik ke arah ruangannya.

Deku yang ditinggal Bakugo di ruang makan pun hanya dapat menatap nanar teman masa kecilnya itu.

Wajah tidur kacchan terlihat sangatlah damai. Itu yang Midoriya pikirkan. Karena wujudnya sekarang ini ia dapat keluar masuk kamar Kacchan tanpa diketahuinya. Arwah tak butuh tidur, sehingga Midoriya hanya menghabiskan malam panjangnya dengan duduk di jendela milik Bakugo dan memandangi wajah tidur miliknya yang damai itu.

Alasan Izuku tetap berada di dunia ini hanyalah satu. Penyesalan. Penyesalan tidak dapat mengatakan 'Selamat Tinggal' dan kata 'Maaf' sebelum ia pergi. Ia pikir ia akan pulang dengan selamat setelah melawan All for One, tetapi kenyataan berkata lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 29, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BakuDeku Daily!Where stories live. Discover now