41 » Curahan Hati Abang

Start from the beginning
                                    

Shaka langsung bangun, duduk sila mengahadapi adik bungsunya yang entah menulis apa. "Ck. Banyak sih... tapi tempatnya nggak ada, dek." Dengusnya kesal.

Nanda menoleh, menatap abangnya malas. "Kasih ke tetangga atau saudara yang lain, bisa kan?" Tanyanya sebelum beralih menulis pada buku notulen, lagi.

Shaka terdiam sesaat, netra nya beralih menatap jendela disamping Nanda. Sesaat... ia melihat sosok laki-laki berbaju putih yang duduk di jendela menatap sendu ke arah nya, namun sosok tersebut langsung tak ada saat dirinya mengedipkan mata. Agak kaget, tapi mulai sedikit terbiasa karena ini kamar adik bungsunya.

"Iya juga sih. Tapi tetep aja, gue takut kalo keturunan Opet bakal teraniaya." Keluh Shaka dengan sendu.

Mendengar keluhan dari abangnya, Nanda berhenti menulis dan menggaruk rambutnya frustasi. Apa sih yang dipikirkan abangnya?!

"Gue nyerah. Nggak bisa kasih saran." Nanda menutup buku notulen yang ia tulisi, "Mungkin lo perlu konsultasi ke Pak Darwin, karena beliau juga budak kucing kayak lo." Finalnya dengan mata yang menatap serius pada Shaka.

Nanda bangkit, kemudian menarik badan Shaka yang memiliki bobot sama seperti dirinya. "Sana main PUBG, sambungin aja ke spiker nya biar lo bisa lebih fokus. Gue mau rebahan." Tutur nya sebelum merebahkan badan di tempat tidur yang telah berantakan.

Shaka yang telah terusir dari tempat tidur, hanya menghela nafas lelah dan berjalan ke meja yang difungsikan sebagai tempat meletakkan komputer. Sejenak dirinya terdiam, lalu menyalakan komputer dan bermain game yang direkomendasikan Nanda barusan.

"Lho? Speaker lo nambah?" Tanya Shaka dengan ekspresi terkejut. Pasalnya, saat ia ingin menyambungkan ke speaker, speaker yang berada disana bukan berjumlah sepasang lagi seperti sebelumnya. Namun speaker nya bertambah menjadi 4 pasang.

"Hah?" Nanda sedikit mengangkat kepalanya, "Iya. Dikasih orang." Jawabnya sebelum kembali memainkan ponsel pintar nya.

Kening Shaka berkerut, "Siapa?"

Bukannya curiga ya, tapi Shaka tahu jika speaker yang berada di kamar adik bungsunya ini memiliki harga yang tak bisa dianggap murah meriah lho ya. Kira-kira siapa oknum yang memberi speaker secara cuma-cuma? Kok dirinya jadi penasaran.

"Reza sama Sheeva." Timpal Nanda santai.

Reza ya, Shaka berkata oh tanpa suara dan mengangguk paham. Dan Shee- tunggu... Sheeva? Teman kecil Nanda yang entah berada dibelahan bumi mana itu memberikan speaker? Hah?! Yang benar saja! Tapi ya sudahlah, terserah. Toh, adik bungsunya itu juga tak keberatan diberikan speaker oleh teman masa kecilnya.

Shaka memilih bungkam dan tak mempertanyakan tentang perempuan bernama Sheeva itu. Lebih baik ia bermain game dengan backsound yang menggelegar dikamar Nanda. Tak perlu merasa cemas dimarahi Bunda Wendy karena kamar si adik adalah kamar yang kedap suara. Berbeda dengan kamarnya serta yang lain, yang tak kedap suara.

Sementara itu, Nanda hanya menatap abangnya sekilas yang telah teralihkan dari murungnya perkara kucing bunting. Senyumnya mengembang kala melihat Shaka yang tak murung lagi. Oh, juga pada sosok Chitta yang berdiri disamping Shaka, dengan mata berbinar memperhatikan abangnya tengah bermain game.

"Dasar, nggak ada bedanya." Gumam Nanda yang hanya bisa didengar Arini, yang entah sejak kapan telah berada disampingnya.

"Kamu itu... ternyata pendengar yang baik ya." Celetuk Arini tulus.

Nanda melirik pada sosok yang duduk disampingnya, "Hmm."

Pendengar yang baik? Nanda pikir karena ia selalu mengingat Bunda Wendy yang pernah berkata, kalau ada yang datang ke kamu terus cerita soal hidupnya, dengerin dan jangan dihakimi, ataupun diberi saran kalau orang tersebut nggak minta.

Tapi... kalau modelan orang yang bercerita seperti Shaka dengan topik Kucing Bunting, rasa-rasanya Nanda ingin menghujat. Namun, karena Shaka bukan Haikal dan Nanda adalah orang yang memiliki kesabaran seluas lautan, ia hanya mendengar dan menanggapi seadanya.

"Oh iya, aku tadi lihat Ethan jalan kesini lho. Terus ketemu sama bunda kamu." Kata Arini kala teringat kejadian yang ia lihat sebelum muncul dikamar Nanda.

Ethan?

Oh iya! Tadi adik kesayangan nya itu bilang ingin datang kemari karena bosan berada di rumah sendirian. Katanya ditinggal Kak Mark pergi seleksi ke universitas, tapi tak tahu tepatnya universitas mana.

"Kok dia nggak ke kamar gue, ya? Biasanya dia sering dateng langsung kesini lho." Ucap Nanda merasa heran.

Ia membuka pesan yang terkahir dikirim Ethan.

Ethan adek ku sayang
Kak, aku main kesitu ya...
Aku bosen dirumah sendiri, nanti aku langsung ke kamar Kak Nanda, ya? Hhe

Hanya itu, setelah nya tak ada pesan lagi dari adik kesayangannya itu.

Dan tanpa Nanda tahu, padahal Ethan telah tiba disana sejak tadi... kini terjebak dikamar Haikal bersama oknum bernama Reza. Ya, kedua anak itu tengah heboh berteriak ketakutan karena seekor kecoa yang terbang kesana-kemari. Ditambah lagi ada si pemilik kamar yang ikut berteriak melarang Juna memukul kecoa dengan raket nyamuk.

"KAK JUNA! PUKUL KECOANYA KAKKK! ETHAN TAKUT!!"

"SETUJU! BEDANYA GUE GELI SAMA KECOA ANJIRR! PUKUL SAMPE GEPENG KAK!!!"

"KAK JUNA! JANGAN DIPUKUL GITU WOY! KASIAN KECOANYA!!"

"MATI LO! MATI! BERANI-BERANINYA GANGGU ANAK KECIL!!"

"ANJIR LO KAK! NGATAIN GUE SAMA ETHAN ANAK KECIL!!"

"PARAH!! KAK JUNA NGGAK PUNYA HATI NURANI!!!"

"KAK IPULLL!"

Bunda Wendy memijit pelipis nya yang terasa berdenyut karena mendengar teriakan tersebut. Jika dikamar Nanda berisik, maka suaranya tak akan terdengar dari luar karena kedap suara. Lain lagi dengan kamar yang lain jika berbisik, pasti akan terdengar sampai keluar kamar.

Untungnya, Bunda Wendy memiliki tetangga yang maklum jika ada suara kegaduhan di rumahnya karena ulah si kembar.

Katanya, nggak papa kok kalo berisik, namanya juga bujang. Apalagi bujang Bu Wendy sama Pak Adimas ganteng-ganteng.

O-oke.

...

Maaf ya kalo nggak seru 😅😅

Capek abis main game, istirahat adalah solusinya 😴

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Capek abis main game, istirahat adalah solusinya 😴

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Where stories live. Discover now