Cerita ke-Dua

454 93 8
                                    


"Berantem lagi?" Tebak Johnny begitu Jaehyun masuk ke dalam sekre siaran dengan wajah yang tertekuk masam.

Haechan yang duduk di ujung meja jauh dari tempat Johnny, tertawa meledek. "Ditampar sama Tamara, atau cuma dimusuhin sama kak Bulan, bang?"

"Lo tuh jahil banget sih, jadi orang." Renjun berdecak kesal, menyenggol lengan Haechan singkat.

Haechan memandang Renjun dengan alis terangkat, "Lo kok hari ini sensian banget sih, sama gue?"

"Lo ngeselin banget, wajar dia sensi." Kata Yuta menyahuti Haechan, menunjuk ke arah Renjun sekilas.

Haechan menghela napasnya, "gue hari ini tuh enggak nyari gara-gara sama dia, bang. Tapi masih aja salah gue di mata dia."

"Gue pindah di hati Lo aja deh, biar enggak salah mulu." Katanya melanjutkan, tersenyum manis pada Renjun.

Renjun melempar tatapan jijik, mendecih nyaring segera membelakangi Haechan.

Haechan tersenyum pasrah, dihadiahi tepukan kecil di bahunya oleh Jungwoo, "Sabar..."  Katanya.

Jaehyun dengan wajah tertekuk sempurna menarik kursi di sebelah Jungwoo, segera duduk manis di sana. Ia menghela napas berat, Jungwoo beralih menepuk bahu Jaehyun sama seperti yang ia lakukan pada Haechan tadi.

Joy yang memerhatikan dengan tangan menopang dagu menggeleng kecil, "kalau gue jadi Bulan, udah males kali kenal sama Lo, Jae."

"Bohong, Lo." Tuding Yuta cepat berlagak tidak percaya, "Jaehyun ganteng gini, ya kali Lo yang seneng modelan brondong ganteng nolak kenal?"

"Ganteng sih ganteng. Tapi suka gonta-ganti cewek." Katanya sambil merotasikan bola matanya malas, "mau cari brondong ganteng juga gue milih-milih kali, enggak asal main comot aja."

"Ah, yang bener?"

"Ya iyalah." Katanya mengangguk yakin lalu melanjutkan, "bayangkan kalau jadi Bulan gimana stres nya gue, masa setiap dia putus sama pacarnya yang dimusuhin Bulan. Yang hubungan nya hancur siapa, yang dapet jeleknya siapa."

"Gue sebenarnya enggak gonta-ganti pacar, kak. Enggak betah sendiri aja, makanya setiap putus dapet lagi." Jaehyun menghela napasnya kembali, "lagian yang bisa bikin gue berhenti berkelana cari pendamping, ya cuma Bulan."

"Buaya." Bilang Renjun singkat, dengan sinisnya mengatai.

"Emang bener-bener nih, orang. Sekali ngomong pedesnya tujuh turunan." Haechan menggelengkan kepalanya heran memandang Renjun.

"Mau gue kenalin sama cewek gak, Jae?" Tawar Jungwoo mencondongkan tubuhnya lebih dekat.

Semua kecuali Jungwoo dan Jaehyun saling pandang, mewanti-wanti respon yang akan Jaehyun berikan.

Jaehyun memandang Jungwoo, ia berpikir sebentar, "mana? Anak mana? Siapa namanya?" Tanyanya terdengar antusias, mencondongkan tubuhnya lebih dekat juga.

Semua menghela napas, menggeleng kecil tidak heran lagi dengan respon yang Jaehyun berikan.

Joy berdecak nyaring seiring kepalanya masih digelengkan, "gimana Bulan mau nerima Lo, kalau modelan Lo ditawarin cewek lain iya-iya aja."

"Udah gue bilang, kak. Gue itu—"

"Udah udah." Johnny menengahi, mengambil perhatian dari para anggotanya. "Kita ngomongin buaya nya nanti aja. Tujuan kita kumpul kan, mau rapat koordinasi buat siaran besok."

Haechan dan Renjun terkikik geli.

"Parah banget bener-bener dikatain buaya." Kata Haechan lalu disambung Renjun, "yang ngatain buaya pun buaya juga. Kocak banget."

Cerita Bulan | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang