"Aku takut Renjun-ah...Bagaimana jika...".

"Gwaenchana...Semuanya akan baik baik saja...Masuklah...Aku tau kau sangat merindukannya kan?Aku akan keluar selagi menunggu Jaemin kembali dari toilet tunggulah".

Pip...

   Sambungan telpon pun terputus. Tak lama setelah Renjun mematikan penggilannya Renjun pun keluar dari Cafe itu menghampiri Haechan.

"Kajja!".Ajaknya tersenyum lembut dengan memegang tangannya tak kalah lembut dan membawanya masuk kedalam Cafe.

"Hya...Huang Renjun... kenapa kau....". Renjun yang sedang bersama Haechan hanya diam saat Jaemin menghampiri mereka.Jaemin sendiri sontak menghentikan ucapannya saat melihat sosok lain yang sedang dilihatnya.

   Renjun merasakan genggaman tangan Haechan mengerat.

"Haechan-ah!!!".Seru Jaemin memeluk Haechan.Pegangan antara Haechan dan Renjun otomatis terlepas saat Jemin berhambur kedalam pelukan Haechan.

"Bogosippeoyeo Haechan-ah...".Gumam Jaemin tak berniat melepaskan pelukannya.Haechan yang sempat terkejut melihat reaksi Jaemin yang seperti ini kini tersenyum dan membalas pelukan Jaemin.

"Nado....Aku juga merindukanmu Jaemin-ah...".Air mata Haechan menetes bersama pelukannya yang semakin erat.Namun saat Jaemin sedang mengeluarkan kerinduannya Haechan tiba tiba melepaskan pelukannya dengan cukup kasar.

"Hae...Hae...Haechan-ah...kau kenapa?".Ucap Jaemin terbata.

"Kau jahat Na Jaemin...Kau...Hiks...Kau jahat...Aku membencimu!".Teriak Haechan dengan isak tangisnya membuat Jaemjn bahkan Renjun kelabakan saat ini.

"Haechan-ah...Ada apa denganmu?".Haechan melangkah mundur saat Jaemin mendekat.

"Kenapa kau menghukum ku sampai seperti ini?Kau tau betapa menderitanya aku saat Paman Lucas datang dan mengatakan kau bunuh diri?Aku sangat menderita dengan rasa bersalahku karna aku tidak ada saat kau membutuhkanku...Aku membencimu Na Jaemin...Aku membenci diriku sendiri... Maafkan aku Jaemin-ah...Kumohon maafkan aku...".Tubuh Haechan merosot secara perlahan dengan memegang tangan Jaemin.Jaemin dengan cepat menggelengkan kepalanya dan meraih Haechan agar kembali berdiri.

"Tidak Haechan...Kumohon jangan katakan itu...Jangan seperti ini".Jaemin kini ikut menangis bersama Haechan yang sudah kembali berdiri.

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku lagi Jaemin-ah...Aku sudah tidak sanggup menerima hukuman ini...Maafkan aku".Haechan kembali berhambur memeluk Jaemin.

   Renjun yang sedari tadi hanya diam kini dirinya juga tak kuasa menahan tangis melihat kedua sahabatnya.

    Setelah situasi antara ketiganya sudah cukup tenang kini mereka sudah kembali duduk di meja yang dipesan Renjun tadi.Mereka duduk saling berhadapan.

"Aku sudah menepati janjiku untuk mempertemukanmu dengan Haechan sekarang berhentilah merajuk padaku Na".Ucap Renjun membuka pembicaraan diantara mereka.

"Arraseo...Gomawoyeo injunnie...".Sahut Jaemin memeluk Renjun manja.

"Hya...Itu sangat menjijikan lepaskan pelukanmu!".Jaemin tetap mengeratkan pelukannya.

"Aku juga sangat menyukai memelukmu seperti ini".Ucap Jaemin kemudian.Pelukan Jaemin pada Renjun pun terlepas.

"Kau curang Renjun-ah...Kau selama ini bisa sesuka hati bersama Jaemin seperti ini selama 19 Tahun...Sedangkan aku?".Renjun merotasi matanya malas melihat Haechan mengerucutkan bibirnya.

"Jangan mulai Haechan...Aku baru saja terlepas dari rajukan wanita gila disampingku ini aku tak mau wanita gila lainnya ikut merajuk".

"HYA!!".Teriak Jaemin Haechan dengan kompak mengundang senyuman gemas seorang wanita bermarga Huang ini.

'J '  [END]✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant