.10. 화

5.7K 428 5
                                        

     Siang ini....  Di Apartemen milik Keluarga Seo Haechan terlihat begitu gugup mundar mandir kesana kemari
Tadi pagi dirinya mendapatkan telpon dari Renjun jika dirinya ingin bertemu saat makan siang tiba.

   Haechan tidak perlu bingung Renjun bisa mendapatkan nomornya dari mana mungkin Renjun mendapatkannya dari Mark berhubung kini mereka ada di satu kantor untuk beberapa waktu.

    Jika siang nanti Haechan akan bertemu dengan Renjun kenapa dia harus segugup ini?Masalahnya yang akan dia temui hari ini bukan hanya Renjun tapi juga....Jaemin...

   Renjun menceritakan pasal Jaemin yang merajuk karna ingin bertemu dengan Haechan hingga akhirnya untuk mengembalikan mood Jaemin kembali Renjun harus mempertemukannya dengan Haechan Meskipun Renjun sendiri kurang yakin Jaemin akan tetap baik baik saja...Renjun hanya berharap Trauma nya tidak kambuh nanti.

"Ada apa dengan ibumu?".Tanya seorang pria dewasa pada Chenle yang memperhatikan Haechan sedari tadi.

"Tadi pagi dia mendapatkan telpon entah dari siapa...Awalnya tadi pagi Eomma begitu sangat senang... tapi sekarang...entahlah".Chenle mengendikan bahunya acuh.

   Pria dewasa yang berbicara pada Chenle adalah adik dari sang ayah atau bisa disebut pamannya sendiri.Jung Jeno.

   Tengah malam tadi Jeno tiba di China.Jeno ingat jika kakak beserta kakak iparnya sekaligus sahabatnya ini juga ada di China jadi Jeno tidak harus buang buang uang untuk menyewa hotel.

   Ck...Menyewa hotel sampai satu tahun pun tidak akan membuatnya brangkrut.

"Tapi Uncle...Ada apa kau kesini?".

"Kakekmu memberikan dana beasiswa pada sebuah acara disini... Dan besok lusa disetiap pemberi beasiswa diwajibkan hadir untuk memberikan beasisiwa itu secara langsung berhubung kakekmu sibuk Aku harus menggantikanya".

"Uncle aku mau ikut!".

"Tidak.... Tidak... Tidak... Aku tidak ingin terkena pukulan ibumu lagi... Pukulan tadi malam sudah cukup menyakitkan".Chenle terkekeh mengingat Pamannya ketika datang bukannya disambut tapi malah Haechan pukul karna membiarkan Chenle pergi ke China sendirian.

"Jeno-ya...Aku titip Chenle sebentar...".Chenle dan Jeno tertegun melihat Haechan yang terlihat begitu buru buru dengan meraih kunci mobil dan jaketnya.

"Eomma Kau mau kemana?".Teriak Chenle.

"Eomma ada urusan sebentar...Dengarkanlah pamanmu dengan baik oke!".Sahut Haechan tak kalah berteriak kemudian melaju dengan mobilnya.

    Mobil Haechan berhenti disebuah Cafe yang cukup besar.Sepertinya Cafe ini sangat terkenal...Terlihat dari seberapa ramai orang orang mengunjungi Cafe ini.

   Haechan meremat jaket bagian bawahnya...Ia sangat gugup sekali bagaimana reaksi Jaemin saat bertemu dengannya nanti?Apa Jaemin akan membencinya karna menghilang tanpa mengabarinya?dan...Apa Jaemin akan baik baik saja saat bertemu dengannya?

   Haechan tidak ingin melihat Jaemin kembali kesakitan seperti yang ia lihat setelah 19 tahun tak bertemu.Melihat Jaemin yang kesakitan seperti itu membuat hatinya juga sakit.

   Haechan terperajat kaget saat ponselnya berdering menerima panggilan dari Renjun.

"Apa yang kau lakukan didepan sana?Masuklah Haechan...".Kata pertama dari Renjun yang Haechan dengar saat mengangkat panggilannya.

"Renjun-ah...Bisakah kita bertemu lain waktu saja?".Disebrang telpon sana Renjun yang melihat Haechan yang begitu gelisah mengernyitkan keningnya.

"Kapchagi?Aku sudah melihatmu sedari tadi.. Cepat masuklah...".

'J '  [END]✔Where stories live. Discover now