11. enervate

12.1K 1.5K 124
                                    

author pov

beberapa kali pernah gagal dalam menjalin suatu hubungan, terkadang lisa malas untuk memulainya lagi. sebab, semuanya nampak sama bagi lisa. yang dilakukan hanyalah saling jatuh cinta sesaat, lalu bosan dan berpisah. kebanyakan mereka mengatakan jatuh cinta itu menyenangkan, tapi lisa dulu pernah berpikir malah cinta itu sendiri yang membuat hidupnya terasa susah.

tapi semua pikiran itu berubah ketika ia telah bertemu jennie.

terlahir dari keluarga yang berkecukupan sangat membentuk kepribadian lisa yang selalu merasa bahwa semuanya akan selalu baik-baik saja.

namun saat memasuki dunia perkuliahan, semua itu seolah hanya sepenggalan kata yang tak berarti lagi. kehidupan serta apa yang lisa jalani saat ini, hampir seluruhnya menemui rasa penat dan lelah.

mata lisa total terpejam jika saja sehun tak menepuk pundaknya. lisa lantas mengangkat pandangan pada teman-temannya.

sejenak lisa sadar, merekalah yang selalu memperhatikan lisa. membantu dirinya ketika menemui masalah dan tetap mememani lisa tanpa pernah memandang sebelah mata.

"lo abis begadang?"

lisa mengangguk pelan pada taeyong, sembari mengusap wajah dengan satu telapak tangan.

"mending lo pulang anjir, kan udah selesai juga kelas kita. ngapain masih disini?"

ada nada kekesalan dari pengucapan nana, sebab gadis bermarga son itu memang sangat tidak suka melihat lisa yang keseringan memaksakan dirinya sendiri.

"jennie minta gue nungguin dia, na." lisa melirih, menyandarkan tubuh pada pundak seulgi.

"bucin banget." gadis itu dengan lekas mencibir tak suka.

"emang pacar lo lagi ngapain? mau apa juga pake minta tungguin segala?"

lisa mengangkat bahu dengan acuh, dirinya juga tidak tahu-menahu apa alasan jennie meminta lisa ingin bertemu, lagi.

padahal tadi malam, hampir mendekati waktu adzan subuh barulah lisa bisa tertidur. hanya untuk mengabulkan permintaan jennie yang mengatakan harus menemani dan memanjakannya satu malam penuh. lisa tidak merasa kesal, tidak juga jengkel.

ia hanya lelah, matanya kian memerah karna sedari awal jam kelas pagi hingga selesai, lisa terus menahan rasa kantuk dan menguap hampir tak terhitung sudah berapa banyak.

"cuci muka sana lo" haechan berucap.

lagi-lagi lisa meregangkan tubuh, sambil menguap. saat matanya terpejam, ada sedikit air mata yang keluar disana, seolah mengatakan betapa lisa memang sangat membutuhkan waktu untuk tidur.

telapak tangan lisa mengusap wajahnya lagi dan menggeleng pelan sambil tersenyum lemah.

"lisa"

suara sehun yang memanggilnya barusan membuat lisa menatap kearah pemuda itu. sedangkan yang lain kini lebih banyak diam. tak seperti biasanya, kafe yang mereka duduki saat ini juga cenderung sepi dan hening.

"apa?"

mereka semua nampak saling berpandangan satu sama lain dan setelah seulgi mengangguk, sehun mulai membuka suara.

"kita ga bermaksud mau mancing perkara tapi kita semua ngerasa kalo, jennie itu cuma ngekang lo."

diluar dugaan, lisa malah balas terkekeh kecil, entah seolah merasa lucu atau justru sebaliknya.

"lo semua selalu gini, selalu nuduh jennie yang ngga-ngga."

"bego." nana dengan lekas mengumpat, hal itu tentu saja membuat haechan mendelik kearahnya.

ENERVATE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang