7. mabok

12.2K 1.7K 71
                                    

author pov

jennie terus mondar-mandir, membiarkan kakinya melangkah tak karuan, dengan ponsel yang terus ia genggam dan sesekali memijat pelipis dengan kerutan kedua alis.

dirinya jelas terlihat lebih dari khawatir dan gusar, sehingga hal itu berhasil menarik perhatian kakak laki-lakinya yang sedari tadi asik membuat kopi, menoleh kearah jennie dan mendekat.

pemuda yang biasa dipanggil mino, yang sekarang sudah memiliki usaha sendiri dan selalu mempunyai perasaan yang sangat penyayang pada apapun, termasuk adiknya, kim jennie.

pemuda itu lalu menarik bangku yang berada dimeja makan, duduk disana dengan menyesap kopi miliknya dan mulai membuka suara.

"kenapa lo?"

suara mino menggema diseisi ruangan rumah, namun jennie hanya meliriknya sekilas. fokusnya jatuh lagi pada ponsel, seperti sedang berusaha menelfon seseorang namun ia berdecak ketika telfon itu lagi-lagi tak diangkat.

"ngapain sih? ga cape lo bolak balik gitu?" ucapnya lagi. karna tak ingin melihat sang adik yang sedang kesusahan sendiri, mino lantas berjalan mendekat.

"lisa ga bisa dihubungin" lirih jennie, ia memilih duduk pada anak tangga dan menghembuskan nafas.

"udah coba lo chat?"

"centang satu."

"emang lo ada urusan apa sama dia? kan biasanya juga ketemuan langsung." balas mino acuh, namun perkataan itu justru berhasil memancing emosi jennie yang sedari tadi sudah ia tahan.

"gue pacarnya! tapi dia ga ada ngasih kabar apa-apa udah mau seharian!" jennie meninggikan suara, sedikit merengek juga kesal.

"iya tau lo pacarnya, tapi maksud gue ga harus dua puluh empat jam sama lo terus kan?"

mino berusaha menjelaskan, dirinya jelas hafal sifat sang adik yang selalu kelewat khawatir dan tidak bisa jika tidak diberi kabar walau hanya satu jam. kebiasaan buruk jennie yang bagi mino, hal itu membuat adiknya memang pantas tak banyak memiliki teman.

ditambah, adik perempuannya itu juga jarang mau tersenyum. mino pun pertama kali mendengar cerita bahwa jennie telah memiliki kekasih, merasa tak percaya dan terkejut. tapi saat mengetahui pacar adiknya itu adalah lisa, barulah mino percaya.

"ih abang ngerti ga sih? gue tuh khawatir. lisa biasa ngechat gue jam segini, sekarang malah ga aktif." balas jennie lagi, wajahnya kian cemberut.

"lisa juga punya kesibukan jen, lagian kalo lo emang khawatir kenapa ga datengin langsung aja ke kosannya?"

"itu masalahnya, kosan dia udah gue coba datengin tapi ga ada orang disana"

"hah? kapan lo ada kesana? perasaan lo dari tadi diem disini doang"

"supir."

mino ber-oh paham, ia taruh cangkir kopi yang sedari tadi ia pegang, dan ikut mendudukan diri disamping sang adik.

ia lirik jam tangan yang melingkar pada tangannya, ternyata memang sebentar lagi akan berbunyi adzan maghrib dengan hari yang sudah semakin gelap, pantas saja sang adik kelewat khawatir.

"tungguin bentar lagi, kalo masih ga ngabarin coba datengin kosan dia bareng gue nanti." mino berucap pelan, mencoba membujuk jennie yang kini tertunduk lemas.

"kapan terakhir ketemu?" tanya mino dan jennie beralih menatapnya.

"tadi siang, abis kelas"

"tumben ga lo tempelin? biasanya pasti main dulu kan sama lisa"

ENERVATE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang