6 #별처럼 빗나는 시간

Start from the beginning
                                    

Ia sadar waktu yang dimilikinya tinggal sedikit lagi, dan ia saat ini tidak boleh menyerah begitu saja. Kebetulan pula Yudha dan kamu memilih jurusan yang sama dan bahkan sekelas, tentu akan membuat Yudha lebih mudah untuk mendekatimu dan meminta bantuanmu. Intinya, mulai besok Yudha harus memikirkan cara lain agar bisa membuatmu percaya. Hanya kamu yang bisa membantunya, dan hanya kamu pula yang bisa menyelamatkannya saat ini.

***

Pagi datang, dan kamu pun segera bersiap untuk berangkat ke kampus karena ada presentasi kelompok dengan Yudha. Memang, hanya Yudha teman yang paling dekat denganmu di kelas, dan kamu pun juga selalu mengajak Yudha untuk satu kelompok denganmu, karena memang tidak ada yang mau dekat denganmu selain temanmu itu. Biasa, teman sekelasmu menganggapmu jutek dan sombong, dan kamu pun merasa jika mereka semua memang sengaja menjauhimu.

Tapi tidak masalah, karena kamu tidak akan mati hanya karena tidak memiliki teman. Dan untungnya juga, masih ada satu sosok manusia yang betah berteman denganmu semenjak duduk di bangku SMA, dan hingga kini pun masih seperti itu. Hanya saja, pagi ini kamu masih merasa sedikit kesal karena mengingat omongan aneh Yudha semalam.

Dan kamu hanya bisa berharap jika hari ini temanmu itu sudah kembali normal seperti biasanya, karena kamu juga tidak mau hubungan pertemanan kalian menjadi canggung nantinya. Kamu hanya malas saja jika Yudha tiba-tiba bertingkah aneh seperti kemarin dan mengaku menjadi Jeffrey, karena itu sungguh tidak masuk akal bagimu.

Kelas memang masih terlihat sepi, namun netramu langsung menangkap sosok Yudha yang sudah duduk manis di kursi depan paling pojok yang jauh dari pintu masuk. Aneh memang, karena kamu paham betul jika Yudha pasti selalu datang terlambat ke kelas. Dan sungguh aneh lagi karena temanmu itu tiba-tiba saja duduk di bangku paling depan.

'Tumben sekali Yudha mau duduk paling depan, dekat kursi dosen pula. Kenapa aku masih merasa ada yang aneh darinya? Ah! Aku tidak peduli, yang terpenting presentasi hari ini harus berjalan lancar.'

Tanpa menaruh rasa curiga, kamu pun duduk di sebelah Yudha, dan lelaki itu hanya tersenyum manis padamu sejenak, lalu ia kembali terfokus pada ponsel di tangannya untuk mempelajari materi power point presentasi kalian berdua. Kamu memicingkan sebelah matamu, merasa heran dengan tingkah aneh Yudha yang mendadak berubah menjadi kalem seperti itu.

Ingatanmu kembali berputar ke masa ketika kamu masih duduk di bangku kelas tiga SMA dulu, ketika kamu kebetulan bisa satu kelas dengan Jeffrey, kekasihmu saat itu. Perilaku Yudha saat ini sama persis dengan mantan kekasihmu yang memang merupakan murid teladan di sekolah, dan pintar juga tentunya.

Jeffrey memang selalu duduk di bangku paling depan, dekat dengan meja guru. Dan ia juga selalu menjadi orang pertama yang datang ke kelas setiap harinya, lalu ia menghabiskan waktunya untuk membaca buku sebelum guru masuk. Tentu, perilaku aneh Yudha ini membuatmu merindukan sosok Jeffrey, sebelum lelaki itu menghilang tanpa sepatah kata setelah kalian lulus SMA.

Berbeda 180 derajat dengan Yudha temanmu yang memang tidak pernah mengerjakan tugas jika tidak dipaksa, lalu selalu terlambat masuk kelas dan pasti ia akan memilih untuk duduk di bangku paling belakang karena ia takut ditunjuk. Dan kamu pun masih heran karena saat ini Yudha terlihat sedang mempelajari materi presentasi kalian, padahal Yudha yang kamu kenal tidak pernah seperti itu.

"Tumben kamu mau membaca materinya. Kamu sehat, kan? Biasanya juga kamu yang menyuruhku untuk presentasi. Kamu mau menggantikanku presentasi hari ini memangnya?"

ET CETERAWhere stories live. Discover now