BAB 23 : Berdua dengan langit malam

Beginne am Anfang
                                    

"Kamu udah dapat kerja, jadi kapan ngucapin tiga kata ajaibnya?" tagih Rendra.

Lisa turun dari kap mobil dan berdiri menatap danau.

"Ekhem, Mas Naren.. Lisa sayang sama Mas."

"Apa?"

"Lisa sayang sama Mas."

"Nggak kedengaran!"

"Ck, mas mah sengaja yah bikin aku ngulang?" sungut Lisa.

Rendra turun dan menggendong Lisa duduk kembali ke kap mobil, mengurung gadis itu diantara lengannya.

"Coba ulang, aku mau denger lebih jelas."

"Lisa sayang sama Mas Naren."

"Bukan yang itu, tapi yang lainnya."

"Yang mana?"

"Yang aku cinta."

"Nggak ah, malu."

"Masa malu sih? Padahal aku tiap hari ngomong itu ke kamu loh."

"Ya beda, itukan mas."

"Terus jadinya nggak terbalas dong?"

"Kan tadi udah, aku sayang mas."

"Nggak mau yang itu."

"Banyak mau ya?"

"Biarin!"

"Gimana kalo pake surat aja? Janji deh bakalan yang panjang!"

"Boleh juga tuh, sekalian biar ada dokumentasi buat anak cucu nanti. Biar mereka tau perjuangan kakeknya dapetin hati Neneknya."

Lisa tertawa geli. Rendra menatap intens wajah Lisa yang nampak lebih cerah dari sebelumnya. Hingga tanpa sadar suasana berubah menjadi begitu hening dan mendalam, seakan ada musik romantis yang mengalun dayu diantara keduanya. Membuat jiwa mereka berubah menjadi bergairah seperti remaja yang sedang dimabuk cinta.

Tanpa sadar, Lisa menutup matanya saat wajah Rendra semakin dekat kepadanya. Hingga bibir keduanya bersentuhan. Keduanya saling beradaptasi dan menikmati momen ini berdua serta merekamnya menjadi kenangan manis untuk di simpan di masa yang akan datang.

****

Lisa dan Rendra menatap langit malam di pelataran rumah Oma, setelah kejadian ciuman di danau itu. Awalnya Lisa bereaksi sangat canggung pada Rendra, namun Rendra selalu membuatnya merasa jika apa yang baru mereka lakukan tadi hanyalah bentuk rasa yang tak sengaja terekspresikan oleh mereka dan itu bukanlah kesalahan. Setelah mendengar penjelasan Rendra, Lisa kembali bersikap normal pada pria itu walaupun masih teringat kejadian itu yang membuat pipinya memerah.

"Katanya bintang terlihat kecil di langit daripada bulan, padahal dia punya cahaya yang lebih terang?" tanya Lisa.

"Karena jarak bumi dengan bulan itu lebih dekat daripada jarak bumi dengan bintang."

"Kalo misalnya bintang sedekat bulan pada bumi, apa langit malam akan secerah langit siang?"

"Aku nggak tau kalo itu, aku bukan anak IPA."

SenandikaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt