[5] Meet You at September

Start from the beginning
                                    

“Eu eu,” tutur gadis itu sembari memegangi jas milik Jaehyun dan masih berusaha bicara dengan bahasa isyarat.

“Kau bilang apa?” kata Jaehyun agak panik. Dia menarik napas, mendorong gadis yang perlahan semakin dekat dengannya lalu berdehem, mengatakan, “KAU-BIL-ANG-A-PA? A-KU-TI-DAK-PA-HAM.”

Gadis itu diam. Ia menunjuk telinganya, lalu menyilangkan kedua tangan di depan dada. Jarinya yang lentik juga menunjuk mulut Jaehyun, lalu mengangguk, kemudian menggeleng lagi sambil menggumamkan sesuatu yang tak Jaehyun pahami.

“Tunggu,” tahan Jaehyun sebelum mengeluarkan ponsel dan menuliskan sesuatu di sana. Ia mengangkat ponselnya, menunjukkan tulisan berbunyi: Aku tidak paham. Kau paham apa yang kukatakan? Anggukan kepalamu kalau ‘ya’. Gadis itu mengangguk. Jaehyun kembali menuliskan sesuatu di ponselnya. Katanya: ‘Aku Jung Jaehyun dari SMA SH, kau siapa? Jangan beritahu namamu kalau menurutmu aku kelihatan aneh dan seperti laki-laki mesum. Tapi, apapun yang kau pikirkan, kau harus tetap mengembalikan jasku. Aku cuma punya dua. Jasnya mahal.’

Gadis itu sedikit menyipitkan mata saat membaca tulisan Jaehyun di ponselnya. Beberapa saat kemudian, sambil mengangkat tangan di depan Jaehyun, ia mengeluarkan ponsel dan mengetikan sesuatu di sana. Jarinya bergerak dengan cepat—seperti mesin. Itu membuat Jaehyun terpukau. Kata gadis itu: ‘Aku Roseanne Park dari SMA Putri D, kau tahu sekolahku?’

Jaehyun mengangguk. Mulutnya mengatakan, “RO-SE-AN-NE,” agak keras dan jelas.

Roseanne kembali mengetik di ponselnya, lalu menunjukkannya pada Jaehyun sembari menyodorkan jasnya. ‘Rose saja. Ngomong-omong, terima kasih karena sudah meminjamkan jasmu. Tapi aku tidak kedinginan. Kau bisa mengambilnya lagi.’

“Mana mungkin aku mengambilnya! Kau membutuhkannya dasar perempuan bod—” Jaehyun menelan kata terakhir dalam kalimatnya. Dengan hati-hati ia mengamati Rose, gadis itu tidak paham, syukurlah. Jaehyun kembali mengetik di ponselnya, menuliskan: ‘Kau membutuhkannya.’

‘Tidak. Bajuku akan kering.’ Rose kembali menyahut melalui ketikan di ponselnya.

Jaehyun menarik napas dalam. Ia melirik wajah Rose yang cantik dan bersinar—hidungnya yang kecil kelihatan agak merah sementara mata gelapnya tampak berkilauan seperti manik-manik. Sangat cantik. Itu membuat Jaehyun malu.

‘Bra hitam di balik seragammu kelihatan. Sangat jelas. Bajumu tidak akan kering dengan cepat. Jadi pakai saja dan cepat pulang sebelum masuk angin. Dan sebelum ada lebih banyak orang yang melihat.’

Keterangan Jaehyun membuat Rose terdiam. Tatapannya turun ke bawah, mengamati dirinya, kemudian menutupi tubuhnya dengan jas milik Jaehyun—membuat Si Pemilik semakin salah tingkah.

“Dengar, aku tidak melihatnya! Maksudku, aku melihatnya tapi tidak banyak! Aku memberitahumu karena kasihan! Jangan menuduhku seperti itu!” pekik Jaehyun sembari mundur satu langkah ke belakang. Ia menjulurkan kedua tangannya sambil menutup mata, berusaha sangat keras untuk membersihkan namanya dan membuat kesalahpahaman Rose mereda.

Tapi, Rose tidak salah paham sama sekali. Tangannya menepuk pundak Jaehyun, kepalanya sedikit dimiringkan sehingga sepasang mata indahnya bisa melihat wajah si pemuda yang gampang salah tingkah. Tawanya kedengaran jelas dan lancar. Jaehyun meliriknya, menabrak sepasang matanya yang gelap, kemudian terjerembab ke dalam pesona yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Tidak apa-apa Jaehyun. Aku tahu kau tidak bermaksud buruk. Rose mengatakan itu menggunakan bahasa isyarat. Ia menangkup kedua wajah Jaehyun dengan sepasang tangannya yang menebarkan aroma seperti teh yang bercampur dengan aroma tidak sedap—seperti bau pesing yang membuat Jaehyun mengeryit dalam.

The Thing Between UsWhere stories live. Discover now