Chapter 9

6.2K 50 0
                                    

Mark membuka matanya saat ia mendengar suara pintu yang tertutup pelan.

ia menatap ke arah pintu itu lalu melirik 'adik kecilnya' yang terlihat miris.

Bagaimana tidak, setelah Clara membuatnya berdiri tegang tanpa ada akhir tertidur kembali, dengan tidak tahu dirinya gadis itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya yang minta diselesaikan.

Mark duduk dari tidurnya lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

sepertinya ia butuh pelampiasan untuk melepaskan semua ketegangan di tubuhnya pagi ini karena ulah Clara.

dengan kesal Mark membanting pintu kamar mandi. ia menyalakan shower lalu bermain dengan sabun.

ya, kalian tahu lah apa yang dilakukan Mark di dalam kamar mandi tersebut.

Seperempat jam pun berlalu. Mark tak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi, karena jujur ia tak menyukai ruangan kecil tersebut.

bahkan untuk berendam saja Ia jarang.

Setelah rapi dan wangi, pria itu langsung meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Lauren yang ia yakin belum akan sampai di Bali.

Saat dia menghubungi Lauren melalui video call, panggilan Mark tak berdering sama sekali.

mungkin Lauren sudah di pesawat, pikirnya.

Ia kembali meletakkan ponselnya di atas ranjang lalu keluar dari kamar.

Ia berjalan menuju dapur sambil mengusap perutnya yang terasa lapar. saat sampai disana netranya bertemu pandang dengan Netra milik Clara.

disana ia mencoba berekspresi setenang mungkin, Sedangkan Clara, Gadis itu terkejut melihat kehadiran Mark di depannya.

Mark sendiri paham tentang ekspresi yang Clara Munculkan saat ini dan ia tak ingin juga merusak ketenangan Clara.

"Lagi apa?" tanya Mark sambil tersenyum manis.

"pagi..minum.." balas Clara dengan gugup.

Ia terbata-bata dengan ucapannya sendiri, "kau Kenapa? kau sakit?" tanya Mark berpura-pura Simpati.

karena sebenarnya ia sendiri sudah tahu kenapa Clara gugup seperti itu.

"Apa? Aku tak kenapa-napa.." Clara menggelengkan kepalanya kuat. "aku tidak apa-apa," jawab Clara lagi.

"Apa kau sudah makan?" tanya Mark lagi. "karena Mami mu berpesan padaku untuk menjaga makanmu. Aku tak ingin calon istriku itu mengamuk saat dia pulang Nanti anaknya menjadi kurus.." lanjut Mark sambil berjalan menuju lemari pendingin.

Tak Ada Jawaban dari Clara, bahkan sampai Mark menutup kembali lemari pendingin tersebut setelah ia mengeluarkan sebuah botol jus jeruk dari dalam sana.

"Kenapa kau tak jawab? apa kau sungguh sakit?" tanyanya lagi.

bukannya jawaban yang ia dapat, justru Clara kini termenung sambil berdiri.

Mark Berjalan mendekati gadis tersebut Lalu memukul pundak Clara membuat Gadis itu terkejut dan kaget, "apa?" tanya Clara cepat.

"Jangan bermenung pagi-pagi begini, kesurupan baru tahu rasa..." Mark tersenyum jahil lalu berjalan menuju sofa ruang tv meninggalkan Clara yang terlihat begitu bodoh.

Ia sendiri bingung kenapa dirinya bisa seperti ini, karena yang Ia tahu, Mark sendiri tak sadar dengan apa yang terjadi tadi dan ia sendiri juga bisa mendengarnya kalau Mark bermimpi Tengah Bercinta dengan ibunya.

Lalu sekarang apa yang dia gugup kan? seharusnya ia tak gugup karena jika ia gugup Mark akan menjadi curiga dan ia tak mau dia dianggap sebagai gadis mesum, padahal sebenarnya ia Hanya penasaran namun penasarannya begitu gila.

*****

Sementara di tempat lain, di jam yang sama. Lauren sedang berada di atas pesawat bersama seorang sahabatnya bernama Tika.

Tika bekerja sebagai manajer di perusahaan Lauren pada bagian IT. kemampuan Tika memainkan perangkat lunak membuat Lauren Cukup puas mempekerjakan Tika bersamanya.

Lauren tengah membaca majalah saat Tika memukul lengannya,

"lo Yakin aman ninggalin anak gadis lo sama bule lo itu berduaan di rumah?" tanya Tika pada Lauren.

Mendengar pertanyaan Tika Lauren langsung mengernyitkan keningnya, "Memangnya kenapa?" tanya Lauren bingung.

"Lu nggak curiga apa sama bule lo itu?" tanya Tika lagi.

"Maksud lo?" Lauren masih belum paham apa maksud dari sahabatnya tersebut.

"Maksud gue, bule lu itu bujang dan anak lu masih gadis. Lo nggak curiga apa mereka bakalan berduaan nanti di rumah lo?" mendengar ucapan Tika Lauren mendadak Geram.

"Maksud lo apa ngomong gitu? Clara mau ngambil calon laki gue gitu? Oh nooo.. Pikiran lo Tika! Mark itu calon suami gue, itu artinya bakalan jadi ayahnya Clara. Jangan aneh-aneh deh lo!"

"Bukannya itu. gue nggak nuduh anak lo, cuman anak itu cantik, masih gadis dan Bule itu Lumayanlah wajahnya. idaman para gadis..jadi..."

" terus maksud loh, kalau Mark itu idaman para gadis, anak gue bakalan tega gitu ambil Mark dari gue? gila lu ya... pikiran macam apa itu?" geram Lauren yang dibuat semakin emosi.

Tika berdecak kesal.
"Yaelah Lauren, lo itu sensian banget sih. Gua bilangnya serius dan lo marah-marah kayak gini sama gue. curiga Boleh dong.---"

"---Hello~ anak zaman sekarang kalau lihat bule ijo matanya. Gua nggak maksud nakut-nakutin lo, Cuma gue minta lo waspada aja."

" waspada dari apa? anak gue nggak bakalan kayak gitu Tika...!!"

"Yaudah kalau menurut lo semua bakalan baik-baik aja. karena Asal lo tahu dan ini faktanya juga, kalau Anak Zaman sekarang enggak bakalan takut lagi kehilangan keperawanan. contohnya aja Adira. lo masih ingatkan betapa bangganya dia pamerin bulenya ke kita-kita. Padahal kita semua tahu kalau itu cowok, pacarnya Ririn yang direbut sama dia. Dan lo tahu apa yang dibanggain Adira sama kita? yaitu tusukan bulenya yang dia bilang begitu nikmat. dia nggak malu lagi kan bilang itu ke kita karena memang orang-orang lebih mengincar bule yang punya kejantanan besar---"

"---Nggak menutup kemungkinan anak gadis lo juga punya pikiran seperti itu." ucap Tika panjang lebar. Ia bahkan tak mensortir ucapannya sedikitpun.

Lauren tak membalas ucapan Tika sama sekali, Bahkan ia mencoba untuk tak peduli karena ia yakin Clara bukan anak yang seperti itu.

Apalagi Mark, dia sendiri yakin dan percaya Mark bisa menjaga Clara seperti ia menjaga anaknya sendiri walaupun pada kenyataannya Mark sama sekali belum pernah menikah dan punya anak.

"Gue sih terserah lu aja mau percaya atau enggak, tapi gue hanya ingatin gitu doang.." setelah selesai menyampaikan kalimat yang berhasil membuat Lauren suntuk Bukan main, Tika langsung memejamkan matanya untuk tertidur pulas.

sedangkan Lauren, wanita itu tak bisa memejamkan atau beristirahat barang Sedetik pun karena otaknya selalu memikirkan tentang apa yang Tika katakan padanya tadi.

Tak mungkin Mark seperti itu dan ia juga yakin Clara bukan anak yang seperti itu. Clara anak yang sopan dan tak akan tertarik dengan hal seperti itu dulu untuk saat ini.

Tapi entah kenapa kepalanya dibuat pusing, sekarang yang ia inginkan adalah pesawat ini cepat sampai di Bandara Bali dan dia menghubungi Mark secepat mungkin.

Apakah saat ini dia tengah curiga? Jika tidak, Kenapa ia ingin pesawat ini cepat mendarat dan ia menghubungi Mark maupun Clara.

Apa ia tak percaya dengan kekasihnya itu dan apa ia Clara anaknya sendiri akan melakukan hal gila itu?

ya ampun Lauren, lo nggak bisa kayak gini. lo harus percaya sama kekasih lo dan juga sama anak lo. mereka nggak akan macam-macam, batin Lauren menetralkan dirinya sendiri.

Lauren mencoba menetralkan pikirannya dan kembali fokus pada majalah yang tadi Tengah ia baca. Ia yakin semuanya akan berjalan dengan baik.

*****

"Kenapa Anda harus dengan mami? Anda belum pernah menikah sebelumnya, tapi kenapa anda mencari seorang janda? Padahal gadis begitu banyak..."

"Salah satunya dirimu??"

Deg!

*****

Sugar Daddy I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang