14 - Apa pun tentang Dirimu

Start from the beginning
                                    

Tetapi pada kenyataannya, sepertinya tadi Damian masih terlalu salah tingkah hingga menjawab secara spontan. Lihat saja, saat ini, setelah membukakan pintu Maserati untuk Mia, Damian masih menunduk di jendela mobil bagian pengemudi yang terbuka.

"Damian, aku harus segera berangkat agar tidak terlambat nanti malam. Bisakah aku berangkat sekarang?" tanya Mia sembari menatap Damian penuh arti, tetapi tidak ada tatapan jengah atau kesal dari matanya. Ia menikmati wajah Damian yang tampak khawatir.

Dahi Damian berkerut. "Sebenarnya, lebih baik kau terlambat tapi aku mengantar jemputmu, tidak membiarkanmu menyetir sendiri seperti ini."

Mia menyandarkan tubuhnya di jok mobil. "Mungkin kau harus lebih sering membiarkanku menyetir mobil sendiri supaya kadar khawatirmu berkurang, Mr. Hamilton."

Seketika Damian menggeleng. "Bagaimana kalau aku membuat surat ijin mengemudimu dicabut saja?"

"Damian!" Mata Mia melebar.

Senyum terukir di wajah Damian. Ia menegakkan tubuhnya seraya mengangkat kedua tangannya sejenak. "Okay. Be careful, Mia."

Mia menghela napas kemudian melengkungkan senyum. "See you tonight, Damian."

Satu menit kemudian, Damian berdecak pelan begitu mobil Mia melaju dengan kecepatan cukup tinggi.

"Ted!" panggil Damian sebelum memasuki Lamborghini miliknya.

"Yes, Sir?"

"Perintahkan beberapa pengawal untuk memastikan Mia berkendara dan sampai ke tujuan dengan aman." Damian sedikit menoleh. "Tidak perlu memberitahu tujuannya kepadaku. Hanya pastikan dia aman," lanjutnya dengan suara memelan.

Ted mengangguk mantap. "Baik, Sir."

***

Saat staf marketing menjelaskan segala sesuatu tentang unit apartemen yang ia pijak kepada Jerome, Mia melihat jam tangannya. Entah sudah berapa kali pergerakan itu Mia lakukan.

Jerome berbalik menatap Mia. "Bagaimana menurutmu, Mia?"

Mia menurunkan tangannya. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru apartemen yang cukup mewah ini, meskipun tidak semewah milik Damian—

Tangan Mia mengepal. Ia berdecak pelan. Saat aku bersama Damian, pria itu tidak berhenti menguasai kepalaku. Tapi ketika aku tidak bersamanya, dia juga tidak menyingkir dari kepalaku.

"Mia?"

Mia sedikit tersentak. "Ini bagus, Jerome."

"Itu tanggapanmu sejak apartemen pertama yang kita lihat, Mia." Jerome memutar tubuhnya, menghadap Mia sepenuhnya. Ia menatap Mia penuh selidik. "Ada apa dengan dirimu, Mia?"

Jerome mengernyit. "Hari ini kau bertingkah cukup aneh, Mia. Kau melihat jammu terus menerus. Kau tidak fokus dan kau menyetir Maserati sendiri."

"Aku meminjam mobil Julie, Jerome," sahut Mia cepat. Ia bersyukur memiliki sahabat yang cukup kaya seperti Julie. Tidak, bukan Mia ingin memanfaatkan Julie. Hanya saja, ia jadi bisa mengakui salah satu mobil Damian menjadi mobil Julie agar Jerome tidak curiga.

Mia tersenyum simpul. "Dan aku belum selesai memberikan pendapatku." Ia mengalihkan tatapannya sembari melangkah pelan menyusuri apartemen. "Apartemen ini memiliki view yang bagus. Lokasinya strategis. Desainnya mewah tapi tidak berlebihan. Pelayanan, surat, dan lain sebagainya juga bagus."

"Satu kata." Mia menatap Jerome sembari melebarkan senyum. "Perfect."

Seulas senyum kembali menghiasi wajah Jerome. "Aku juga merasa ini yang terbaik daripada sebelumnya."

The Unwanted Billionaire (END)Where stories live. Discover now