"Wanita? Siapa dia? Bukankah sudah aku katakan jangan biarkan dia pergi sebelum aku datang!" hentak Shizhu murka.

"Ma-maaf, Yang Mulia. Tapi, wanita dan seorang pria itu membawanya pergi dengan buru-buru, saya tidak bisa mencegahnya," jawab pemilik kedai itu ketakutan.

"Brengsek!" umpat Shizhu keras, hancur sudah rencana yang dia susun. "Siapa wanita itu?!" hentaknya lagi.

"Ma-maaf, saya tidak tahu. Tapi pria itu memanggilnya Yang Mulia."

Tatapan Shi Zhu menggelap, siapa wanita itu? Apakah Li Xian? Tapi tidak mungkin, Li Xian masih berada di istana saat ini.

Shi Zhu menggeram marah, berbalik dan meninggalkan kedai dengan kemarahan yang memuncak. Awalnya ia sudah bersekongkol dengan pemilik kedai untuk memberikan minuman yang sudah diberikan obat ke dalam minuman milik Liu Xing Sheng.

Ia berencana membuat Liu Xing Sheng tak sadarkan diri, dan ia akan mengambil kesempatan itu untuk mengajak Liu Xing Sheng menginap di penginapan yang menyatu dengan kedai itu. Tapi sekarang rencananya gagal, entah kemana Putra Mahkota pergi, ia membenci itu.

***

Li Xian dan Ming Hao bernafas lega saat berhasil membawa Liu Xing Sheng untuk tidur di sebuah penginapan.

"Huh, akhirnya."

"Yang Mulia, saya permisi. Kalau ada sesuatu berteriaklah, saya ada di kamar depan," ucap Minghao memberitahu.

Li Xian mengangguk. "Terimakasih, Ming Hao."

Ming Hao mengangguk dan berlalu setelah memberi hormat.

Li Xian mengambil duduk di sisi dipan, memangku wajah dengan sebelah tangannya. "Kau merepotkanku, Yang Mulia," ucapnya pelan.

Liu Xing Sheng yang awalnya berbaring tiba-tiba terbangun, membuat Li Xian terkesiap kaget.

"Yang Mulia, apa yang akan kau lakukan?" tanya Li Xian panik saat Liu Xing Sheng semakin mendekat ke arahnya.

Sebelah tangan Liu Xing Sheng menyentuh pipi Li Xian. "Xian'er?" ucapnya dengan tatapan sayu.

Li Xian menelan salivanya dengan alot saat kepala Liu Xing Sheng semakin mendekat. "A-pa yang kau lakukan, Yang Mulia?" tanyanya gugup.

"Aku mencintaimu," ucap Liu Xing Sheng tepat di depan bibir Li Xian.

"A-aku tahu, ta-pi sebaiknya kau tidur, Yang Mulia," balas Li Xian mendorong tubuh Liu Xing Sheng kembali berbaring.

Liu Xing Sheng menarik tubuh Li Xian, berguling dan menindih tubuh Li Xian di bawahnya. "Li Xian ..."

"Yang Mulia, apa yang akan kau lakukan?" ucap Li Xian panik, tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorong tubuh Liu Xing Sheng yang berada di atasnya, ia merasa terpojok saat ini. Bahkan situasinya begitu mencekam, karena Liu Xing Sheng dalam keadaan tidak sadarkan diri sepenuhnya.

Kepanikan yang ditunjukkan Li Xian sama sekali tak membuat Liu Xing Sheng luluh, hingga perlahan ia melabuhkan ciuman di atas bibir Li Xian, memberikan lumatan kecil nan lembut.

Kedua mata Li Xian mengerjap merasakan sapuan lembut di bibirnya, tiba-tiba ia teringat Shi Zhu. Apa ini maksud dari rencana Shi Zhu? Membuat Putra Mahkota tak sadarkan diri dan membiarkannya melakukan hal layaknya suami istri?

Aliran listrik di kepala Li Xian seakan menyatu memberikan setruman dengan daya tinggi saat bayangan hubungan suami istri melintas di otaknya, semakin mengalirkan ribuan volt kala jemari Liu Xing Sheng menyentuh permukaan pinggangnya, ia mulai panik.

"Yang Mulia, hentikan!"

Menghiraukan rontaan dan pekikan Li Xian, Liu Xing Sheng kini mulai menjelajahi rahang dan pipi Li Xian.

"Yang Mulia, hentikan! Yang Mulia, sadarlah!"

"Aku mencintaimu, Xian'er," ucap Liu Xing Sheng memeluk erat tubuh Li Xian, melabuhkan ciuman di seluruh wajahnya.

"Uhuk, Y-ang Mulia, aku tidak bisa bernafas, uhuk," Li Xian mengambil nafas panjang guna mengais oksigen karena pelukan Liu Xing Sheng yang mengerat.

"Astaga.. apa yang kau lakukan padaku, Yang Mulia. Aku bisa mati," ucap Li Xian lirih, tubuhnya benar-benar tidak bisa bergerak sekarang.

Entah sudah berapa lama waktu yang terlewati, Li Xian hanya bisa diam dan pasrah saat bibir Liu Xing Sheng menjelajahi seluruh wajahnya. Kedua tangannya sama sekali tidak bisa di gerakkan karena pelukan dan tindihan tubuh Liu Xing Sheng.

Dan Li Xian mulai lelah karena terus meronta, akhirnya dirinya hanya bisa pasrah atas kungkungan Liu Xing Sheng yang mengecupi wajahnya dengan sesekali berucap 'Aku mencintaimu, Xian'er'.

Kedua mata Li Xian terpejam erat dengan menggigit bibir bawahnya merasakan sapuan di leher yang menjalar hingga ke cupingnya.

"LIU XING SHENG!"

.

.

.

Cepet bacanya, serasa dikit banget. Mikir dan ngetiknya bisa sampe berhari-hari 😪

Iya, aku tahu, bukan tempe.
Nggak usah bilang "Dikit banget, Thor?"
Sudah porsinya segitu ya huhu..

Skuyy.. tinggalkan komentar dan vote, asal jangan tinggalkan utang aja wkwkwkwk.

Hei, hei, numpang promosi cerita ya.
Boleh kan????
😍😍😍

Selagi nunggu update bisa baca kisah² seru nan romantis lainnya. 😚

 😚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selasa, ("Selalu larut dalam rasa"
Asekkk 😁) 28 September 2021
Saskavirby

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now