Li Xian menghembuskan nafas pelan. "Baiklah, akan aku jelaskan nanti, ayo kita pergi, Yang Mulia," ajaknya menarik lengan Liu Xing Sheng.

Liu Xing Sheng masih bergemig di tempatnya.

Li Xian mengerucutkan bibirnya, entah dorongan darimana, dia berjinjit serta melabuhkan kecupan di pipi Liu Xing Sheng, yang seketika membuat sang empu memaku. "Akan aku jelaskan nanti, suamiku," bisiknya memohon.

Kedua sudut bibir Liu Xing Sheng terangkat melihat ulah Li Xian memohon dengan mengedipkan matanya, membuatnya kian gemas, hingga kemudian dia menggenggam jemari Li Xian untuk mencari penginapan.

°°°

"Putri.. anda dari mana saja?" sambut Linda riang melihat Li Xian yang pagi itu tiba di istana.

"Linda? Kau sudah sembuh?" sambut Li Xian nampak sumringah melihat pelayan pribadinya itu lagi.

Linda mengangguk, merasa terharu melihat Putri Mahkota begitu perhatian padanya. "Jangan mengkhawatirkan saya, Putri. Anda yang seharusnya saya khawatirkan."

Li Xian mengelus lengan Linda pelan. "Seharusnya kau senang saat aku mengkhawatirkanmu, kau bisa loncat-loncat untuk membalasnya," guraunya. "Eh, jangan!" cegahnya kemudian saat menyadari Linda hendak melakukan apa yang di katakan. "Aku hanya bercanda, Linda. Jangan sakiti dirimu sendiri, kau baru sembuh," dia berbisik. "Pasti banyak yang ingin kau ketahui dariku bukan?" bisiknya pelan.

Linda tersenyum dan mengangguk-angguk.

Liu Xing Sheng tersenyum kecil melihat Li Xian yang peduli dengan pelayannya. "Istirahatlah, Xian'er. Ada pekerjaan yang harus aku lakukan," ujarnya.

Li Xian berbalik, dia mendekat. "Apakah malam ini kau ingin aku buatkan teh, Yang Mulia?" bisiknya pelan.

Ekor mata Liu Xing Sheng melirik pada pelayan yang diam-diam mengulum senyum entah karena apa. "Aku tidak ingin merepotkanmu, istriku," balasnya.

Li Xian melotot, mencubit pelan lengan Liu Xing Sheng karena menyebut kata istriku dengan jelas, yang tentu saja bisa di dengar pada pelayan.

Liu Xing Sheng mengulum senyum. "Aku hanya tidak ingin kau kelelahan, istirahat saja. Dua hari lagi ada acara penting yang di adakan Kaisar."

"Acara penting? Apa?"

"Acara perjamuan makan malam dengan kerajaan lain."

Li Xian nampak terkejut. "Kenapa aku tidak tahu apapun?" protesnya.

"Kau akan tahu saat tiba waktunya," balas Liu Xing Sheng tersenyum kecil.

Li Xian mengerucut sebal.

Di tempat lain.

"Apa mereka tidak pulang semalaman?" tanya Shi Zhu yang turut memperhatikan Putra dan Putri Mahkota.

Nu Wa mengikuti arah tatapan Shi Zhu. "Aku tidak tahu, sejak kemarin aku sibuk menyalin kitab di perpustakaan."

Shi Zhu menoleh. "Apa kau berbuat kesalahan?"

Nu Wa menggeleng. "Permaisuri yang meminta bantuanku." Dia mendesah pelan. "Tanganku mau patah karena menyalin lima buku," keluhnya menyentuh pergelangan tangannya.

"Lima buku?" ulang Shi Zhu terkejut.

Nu Wa mengangguk. "Karena kau baru saja mengalami keguguran, sedangkan Selir Yenn i sudah tidak lagi berada di istana, pekerjaan itu dilimpahkan padaku," ungkapnya lesu.

Shi Zhu mencebik kesal. Seandainya dia menjadi Putri Mahkota, pasti dia tidak akan mendapatkan pekerjaan seperti itu, pasti dia bisa menikmati hari dengan bersantai dan bermanja dengan Putra Mahkota.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now