19. D-DAY

2.1K 197 20
                                    

Setelah melewati beberapa minggu yang sangat sibuk, banyak masalah dan kendala, akhirnya hari itu tiba. Hari yang selalu Naruto idam-idamkan dan sering ia impikan dari dulu.

Hari dimana ia, Uzumaki Naruto, menikahi Hyuuga Hinata.

Di aula, terlihat Naruto menyambut dan menyalami beberapa tamu undangan yang hadir di acara pernikahannya. Banyaknya tamu undangan dari Nami Corp dan Hyuu Corp membuatnya kewalahan. Tak tanggung-tanggung, tamu undangan melebihi seribu orang! Ia bahkan sudah merasa lelah sebelum acara dimulai.

"Selamat atas pernikahanmu, Tuan Uzumaki."

"Tuan Sabaku," Naruto memicingkan matanya, "Kau sudah datang dari tadi, tapi baru menemuiku. Dari mana saja kau?"

"Ah... toilet?"

"Bukan keluar dari ruang pengantin wanita?" Sindir Naruto.

"Kalau sudah tahu, kenapa bertanya?" Gaara menyeringai, "Aku hanya bertemu dan menyapa adikku."

"Si sialan ini tidak malu berbicara seperti itu di depan suaminya."

"Calon suami." Ralat Gaara. "Kenapa harus malu? Lagi pula hubungan kita sudah membaik."

"Kata siapa?"

Gaara meninju bahu Naruto pelan, "Tentu kataku, brengsek."

"Sialan kau."

Gaara menatap Naruto serius. "Jaga Hinata baik-baik. Jangan membuatnya sedih, apalagi menyakitinya. Aku tidak segan-segan berkelahi denganmu lagi jika kau melakukannya."

"Aku juga akan memukul diriku kalau itu terjadi, merah sialan."

"Baiklah, lakukan yang terbaik. Ibu mengawasimu dari atas sana." Gaara terkekeh pelan, "Jangan tegang, wajahmu minta dipukul."

"Bocah sialan."

•••

"Sudah siap?"

Hinata mengangguk pelan. Pria itu mengulurkan tangannya dan disambut oleh Hinata. Sebelum melangkah keluar, Hinata segera memeluk pria tua di hadapannya.

"Terima kasih sudah menjagaku, membesarkanku, dan merawatku. Terima kasih sudah mengajariku dari kecil hingga aku besar dan mandiri. Terima kasih sudah berjuang dan selalu ada bersamaku. Terima kasih untuk segalanya, ayah."

Hiashi membelai sayang rambut anak gadisnya, "Jangan menangis. Nanti riasannya luntur."

"A-ayah benar." Hinata menerima beberapa lembar tisu dari ayahnya. "Aku bisa terlihat sangat jelek nanti."

"Kau itu cantik. Terlalu cantik sampai ayah sangat berat melepasmu. Namun sebagai ayah, sudah tugasnya untuk mengantarmu pada calon suamimu."

Hinata kembali memeluk ayahnya erat. Cinta pertama dalam hidupnya.

"Aku menyayangimu, ayah."

•••

"Kepada mempelai pria, di persilahkan untuk memasuki aula pernikahan!"

Acara dimulai. Dari balik pintu pengantin pria, tampak sosok mempelai pria tampan sedang berjalan menuju altar pernikahan yang dihiasi mawar putih disetiap sisinya. Namun, raut wajahnya menyiratkan sesuatu. Siapapun yang melihatnya saat ini, pasti akan sadar bahwa Naruto sangat tegang hingga wajahnya tidak dapat ia kontrol lagi.

Bagaimana tidak? Sebentar lagi ia akan menjadi suami sah seorang Hyuuga Hinata!

Melihat Naruto yang terlihat kacau karena tegang dan gugup, Ino berteriak guna menyadarkannya.

REGRET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang