25,,Fajar°

20.5K 2.1K 59
                                    

Keesokan harinya, pemakaman Livia pun diadakan. Semua orang sangat berduka atas kematian dari Livia. Bukan hanya keluarga besar saja, tapi tapi hampir semua orang dalam dunia bisnis.

"Kamu yang tenang yah di sana. Maafin Mommy, Daddy sama Abang kamu, kita selama ini udah berbuat jahat sama kamu. Padahal pengorbanan kamu buat kami gak terhitung banyaknya" Tutur Deli mengusap nisan dari Livia.

"Lo ninggalin gue Via? Lo tega banget sama gue, gue pengen ketemu sama lo. Tolong kembali sama gue, gue mohon" Lirih Erick, yang ucapannya hanya terbawa angin. Sebab Livia telah pergi selamanya.

Tepat pada pukul 18.20 mereka pun kembali, Ana menemui keluarga Livia.

"Saya mau ngasih ini ke kalian. Ini permintaan terakhir dari Livia, ini wasiat dari dia buat kalian" Ujar Ana menyerahkan sebuah map berisi berkas pengalihan nama pemilik dari VLT Company.

"Kalian pergunain dan kelola dengan baik, ini memang atas nama kalian. Tapi WINGS, bakal tetep pantau keluarga kalian, jangan sampai kalian ngelakuin sesuatu yang berakibat fatal bagi VLT Company, atau WINGS sendiri yang seharusnya lindungi keluarga kalian, justru bakal hancurin kalian" Jelas Ana dengan tegas pada keluarga itu.

Setelah mengucapkan itu Ana pun meninggalkan keluarga Dickson yang masih shock dengan yang di jelaskan oleh Ana.

Mereka tidak menyangka, sosok putri yang selama ini mereka bandingkan dengan putra mereka, selalu mereka tekan dan ejek di dunia perbisnisan. Malah ternyata seorang CEO dari Valentino Company, perusahaan terbesar di beberapa negara.

Sepeninggalnya Ana dari rumah keluarga Dickson, ia bertemu dengan kedua sepupu dari Livia, yaitu Fajar Bryantara Dickson dan adiknya Adinda Kirana Dickson.

Fajar mencegat Ana, ketika Ana hendak menjauh dari dirinya dan adiknya.

Ana yang di cegat pun menghentikan langkahnya, ia melirik sekilas kearah lengannya yang di cegat oleh Fajar seraya bertanya.

"Ngapain lo?" Tanya Ana dengan dingin pada Fajar.

Fajar menarik Ana ke pelukannya, dan seketika membuat tangis Ana pecah.

Ana yang sangat sulit untuk menangis, namun hanya karna tatapan mata dan usapan lembut dari Fajar, akhirnya dapat menangis dengan begitu mudah.

"Lepasin gue Jar, LEPASIN GUE!" Bentak Ana, namun tidak di gubris oleh Fajar.

"Maafin gue Na" Pinta Fajar seraya melepas pelukannya, dan sedikit menunduk, kemudian menghapus air mata dari Ana.

Fajar memberi isyarat pada Dinda, adiknya untuk meninggalkan mereka berdua. Dinda yang paham pun meninggalkan mereka berdua.

"Hiks,, kenapa" Ujar Ana terjeda.

"Kenapa lo balik di saat gue udah lupain lo Jar? Kenapa? JAWAB GUE KENAPA FAJAR?!" Tanya Ana dengan berteriak di akhirnya pada Fajar.

Fajar tidak membalas teriakan Ana, ia kembali memeluk tubuh gadis lemah itu. Dan mengusap punggungnya, untuk memberikan gadisnya itu kenyamanan.

"Kenapa,, kenapa,, kenapa" Gumam Ana terus terusan dengan suara lirih nya.

"Shut,, gue minta maaf karna dulu ninggalin lo, dan mikir yang nggak-nggak karna lo deket dan temenan sama Livi, plis, maafin gue" Tutur Fajar dengan memohon pada Ana.

"Hahahah,, lo pikir segampang itu gue maafin lo Jar? Atas semua yang udah lo lakuin ke gue? Lo pikir gue orang baik Jar? Gue bukan orang munafik yang bisa maafin orang dengan gampang saat orang itu udah nyakitin hati dan fisik lo secara bersamaan. Bukan" Tegas Ana.

"Lo lupa Jar? Lo udah nampar gue berkali kali. Lo pake gue berkali kali, habis itu lo tinggalin. Lo tau? Lo buat gue merasa kayak jalang tau gak Jar? Dan cuma Livia yang paham posisi dan perasaan gue dengan tulus" Ujar Ana lagi.

"Tapi lo malah marah karna gue sahabatan sama Livia dan ninggalin gue demi pelacur lo itu! Haha gue gak sebaik yang lo pikir Jar,, Ana yang lo kenal bukan lagi Ana yang sekarang" Sambungnya.

Setelah mengatakan itu, Ana pun meninggalkan Fajar.

☆☆☆☆

Jumlah kata, 585 kata
Tanggal publis 12 Juni

Damn Novel [TAMAT]Where stories live. Discover now