🌟

9.8K 730 43
                                    

Pip...
Pip...
Pip...

Suara alat rumah sakit terdengar menggema di sebuah ruang ICU. Lee Jeno, kakak dari Lee Yebin itu tengah menunggui adik nya yang sekarang sedang dalam kondisi kritis, air matanya tidak ada henti hentinya mengalir begitu deras dari kedua manik coklat kehitaman tersebut.


Flasback


"Bagaimana keadaan adik saya dokter?" Tanya Jeno khawatir, pasal nya adik nya itu tidak ada tanda tanda akan membaik sama sekali. Dia bertambah panik saat dokter tersebut tidak kunjung menjawab pertanyaannya "dok....?"


Terlihat menghela nafas, dokter tersebut memberitahu bahwa, adik Jeno, Lee Yebin harus segera di operasi, kanker otak yang di alami oleh adiknya itu ternyata bertambah parah dan hanya bisa di sembuhkan dengan jalur pengobatan operasi.

Bingung

Jeno bingung memikirkan bagaimana membayar biaya operasi yang pastinya sangat mahal itu, dengan pendidikan yang hanya mencapai tingkat sma, pasti sangatlah susah untuk mencari pekerjaan yang dapat menghasilkan uang banyak dengan waktu yang tergolong singkat.

Flasback off

"Jen..."

Sebuah suara mengalihkan atensi jeno dari adik kesayangannya. Sahabatnya, Huang Renjun kini telah berada di sampingnya, Jeno tidak tau kapan sahabatnya itu masuk. Mungkin karna terlalu sibuk memikirkan bagaimana cara membayar biaya operasi dan juga menangis tiada henti.

"Re-renjun, sejak kapan kamu di sini?" Jeno berusaha menghapus air mata yang sialnya terus mengalir deras. Sebuah tepukan pelan yang di berikan renjun membuatnya sedikit tenang "jen, maaf ya, aku ngga punya cukup uang buat bayarin operasi Yebin" ucap renjun pelan

"Ngga apa apa njun, kamu selalu ada buat aku aja itu udah lebih dari cukup" renjun tersenyum tipis mendengar ucapan itu. Teringat akan sesuatu, ia mengambil selembaran kertas yang telah di gulung di saku celana nya lalu menyodorkannya pada jeno.

"Apa itu?" Jeno ambil kertas yang di sodorkan renjun kepadanya, renjun mengisyaratkan "baca saja" yang kemudian segera di lakukan jeno. Na Corp, Jeno tertegun sesaat setelah membaca nama perusahaan itu, ternyata kertas tersebut berisi tentang perusahaan Na Corp yang sedang mencari asisten pribadi untuk sang ceo "gimana? Mau coba buat ngelamar kerja di situ ngga?" Tanya renjun memecah keheningan

"Jangan terlalu pesimis, coba saja dulu. Mungkin bakal keterima, lumayan loh gajinya, Yebin bisa langsung di operasi" sambung Renjun saat melihat wajah pesimis Jeno.

Menghela nafas sebentar lalu menganggukkan kepala dengan sedikit ragu," oke, akan ku coba. Tapi nanti siapa yang jaga Ye-"

"Aku yang bakal jaga Yebin, tenang aja." Ucap renjun memotong omongan Jeno, " sudah, ngga usah ragu. Pasti keterima kok, tenang aja" Jeno mengernyitkan dahi mendengar perkataan Renjun, kenapa sahabatnya ini begitu yakin ....

"Kenapa kamu keliatan yakin banget kalau aku bakal kete-"

"Kamu belum ada pulang dari rumah sakit dari kemarin kan? Belum makan kan? Pulang dulu sana, habis itu mandi dan makan. Soal Yebin biar aku yang jaga" ucap Renjun sembari tersenyum.

Tidak mau semakin di serbu dengan pertanyaan dari sahabatnya yang memang cerewet itu, Jeno pamit pulang dan mengatakan akan kembali tepat di jam 2 siang.



.
.
.
.
.

Kini hanya ada Renjun dan Yebin di dalam ruangan tersebut, Renjun segera mendudukkan dirinya di samping ranjang Yebin, ia ambil handphone yang berada di sakunya. Membaca pesan yang baru saja masuk

ACCIDENT (Jaemjen)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum