Bagian 16 : Bang Yare

3 1 0
                                    

"Aku tau semua cerita itu dari paman Ri, awalnya aku merasa ini semua tak ada hubungannya dengan orangtuaku, ternyata aku salah. Tiga tahun lalu, saat kakek Heryo hanya bisa berbaring lemah diatas tempat tidur, masa transisi pergantian kepemimpinan yang telah diberikan pada Paman Ri, masa transisi adalah masa paling rawan, masih belum stabil, banyak yang perlu didiskusikan kembali. Disaat itulah Keluarga Jung berusaha menghancurkan keluarga ini, dimulai dengan menghilangkan anggota keluarga ini satu persatu, Bapakku sasaran pertama. Karena bapak adalah orang yang mengurusi banyak bisnis keluarga. Rumah kami adalah target utama segala akta dan surat penting, tapi mereka salah, bapak hanya pelaksana, kekuasaan tetap ada di tangan Kakek Heryo. Besoknya, Keluarga Jung berusaha menghancurkan markas ini, tapi paman Ruan dan Tante Meri telah keluar dari persembunyiannya, memimpin pasukan pengawal anggota keluarga memukul mundur Keluarga Jung. Dihari itu setelah perkelahian hebat terjadi. Aku melihat orang-orang terkapar, teluka, bersimbah darah, bahkan ada yang mati saat aku sampai dimarkas ini, bersama dengan jenazah orang tuaku. Setelah lega semuanya telah aman, kakek mengangkat anaknya sebagai kepala keluarga yang baru, memberi nasihat pada seluruh anggota keluarga yang saat itu hampir setengahnya terluka, dan juga mengelus kepalaku. Setelah kakek diantar kekamarnya, disanalah kakek menghembuskan nafasnya yang terakhir. Hari itu keluarga ini kehilangan dua orang penting, kakek dan bapak. Pemakaman kakek dan orang tuaku dilakukan bersamaan, paman memimpin upacara pemakaman dengan sangat hikmat, penuh penghormatan.

"Saat menjemputku dulu, Paman telah mengurus semua dokumenku ke sekolah, paman bilang aku harus pindah ke tempat yang aman, bersembunyi dari orang-orang yang mengincar nyawaku, markas ini. Aku masih trauma dengan apa yang kualami, dan paman mengerti itu. Paman menawarkan aku untuk belajar dirumah, namun setelah aku menenangkan diri, sampai aku benar-benar pulih dari trauma. Aku menghabiskan beberapa bulan untuk melupakan semua kejadian itu, beberapa bulan aku masih sering menangis merindukan orangtuaku, sampai akhirnya aku sadar, tempat ini adalah tempat orang-orang yang sudah tak punya orangtua, bahkan paman pun begitu. Aku tidak sendiri, banyak orang yang senasib sepenanggungan denganku disini. Mungkin aku tak punya orang tua lagi sama seperti mereka, tapi kami dapat saling memiliki satu sama lain. Melihat semangat mereka untuk terus hidup, berjuang atas kesetiaan dan rasa terima kasih mereka pada keluarga ini, akupun mulai menerima hidupku. Setelah setahun aku tinggal disini aku mendatangi paman, aku meminta dia untuk mau menyediakan guru untukku belajar. 

"Sampai saat ini, aku masih mengingat tatapan kakek saat mengelus kepalaku, kakek tak bersuara, tapi matanya berbicara, mata yang membangkitkan rasa marahku terhadap Keluarga Jung. Mata yang mengatakan: 'balaskan rasa sakit ini dan juga rasa sakitmu'. Untuk itulah aku ada disini, belajar untuk bertambah kuat di keluarga ini, suatu saat nanti ada masa dimana keluarga kita akan berurusan dengan mereka. Dan saat itu, aku telah siap membalaskan kematian orang tuaku."

Itu adalah akhir cerita abang. Kami berempat ada di titik yang sama, sama-sama merasakan pedihnya harus berpisah dengan orang tua, karena akupun tak tau dimana bapak mamak sekarang. Hari ulang tahunku penuh dengan cerita duka dan membuka luka lama. Tapi tak apa, aku bahagia kami tahu cerita satu sama lain. Kami memang kesepian, tapi kami bisa saling menguatkan, kupeluk abang yang masih terdiam, mungkin bercerita masa lalunya membuat pikirannya melayang kesana sisni. Tak lama setelahnya si kembar memeluk kami berdua.

Begitulah malam di hari itu kami habiskan, sampai jam 3 subuh kami baru mulai beranjak ke kamar kami masing-masing. Rasa sedih masih tersisa sampai kami dapat terlelap. Paginya paman Rizal sudah mengomeli kami berempat, mengatai kami pemalas, karena terlambat bangun untuk olahraga pagi. Jiwa keibuan paman Rizal semakin menjadi-jadi.

DARK FAMILYWhere stories live. Discover now