Taehyung datang ke arena ketika Bogum menghubunginya. Balapan untuk yang kesekian kalinya dan Taehyung menyangupinya.

"Kau selalu datang tepat waktu." Bogum menepuk pundak Taehyung tepat saat Taehyung memasuki arena.

"Tidak hyung, aku telah 5 menit hari ini." Taehyung tersenyum dengan terpaksa. Moodnya yang sedang tidak baik menjadi alasan senyuman palsunya.

"Kalau begitu cepat bersiap. Sebentar lagi kita akan mulai."
Taehyung mengangguk. Melangkah memasuki mobil kesayangannya untuk bersiap balapan.

"Taehyung kau pasti menang!" Teriakan teman-temannya menyemangati Taehyung.

Sayangnya, hari ini untuk perama kalinya Taehyung kalah. Banyak hal mengganggu pikirannya dan fokus utamanya berada pada pemuda Jeon yang seperti menghantuinya.

"Tidak masalah Taehyung. Pasti ada kalah dan menang pada sebuah pertandingan." Lisa menepuk pundak Taehyung dua kali.

Temannya yang lain turut menyemangati Taehyung. Namun berbeda dengan Bogum. Raut wajahnya terlihat khawatir dan Taehyung dapat menangkapnya.

"Ada apa hyung?" Taehyung bertanya ketika teman-temannya yang lain meninggalkannya sendirian.

"Taehyung, aku-

"Kim Taehyung." Taehyung menoleh saat namanya disebut oleh seseorang.

Menoleh kebelakang untuk menemukan pemuda jangkung berdiri di belakangnya.

Dia adalah lawan Taehyung saat pertandingan tadi. Sapaannya membuat Taehyung mengernyit bingung.

"Kau kalah dan hadiahnya..." Senyuman penuh makna itu membuat Taehyung semakin bingung.

"Kau melupakan taruhannya?"
Benar, hari ini Taehyung bertanding tanpa mengetahui taruhannya.

"Ah benar. Aku melupakan soal taruhannya. Jadi apa yang kau inginkan?" Taehyung bertanya dengan wajah tenang.

"Oh? aku dan ketuamu telah menyepakatinya." Lelaki di depannya berujar kembali dengan senyuman. Menampilkan lesung pipinya yang menjadi pelengkap wajah sempurna dihadapannya.

"Aku lupa menanyakannya. Jadi katakan sekarang." Taehyung melirik Bogum yang menunduk di belakangnya. Kepalanya pening karena begitu banyak pikiran di dalam kepalanya.

"Jadi rekan one night stand ku."
Taehyung jelas terkejut. Selama ini Taehyung selalu menolak ketika taruhannya diluar harta benda. Dan Bogum biasanya juga akan menolak jika Taehyung lah di tantang untuk turun.

Namun hari ini? Taehyung tidak dapat mengerti mengapa ketuanya itu menyetujui pertandingan ini. Dan sialnya, Taehyung harus kalah hari ini.
"Hyung? kenapa kau menerima tantangan ini? kau tau aku kan?" Bogum menarik kerah kemeja yang Bogum kenakan. Menatapnya kecewa.
"Maaf Taehyung, tapi hyung tidak pernah membayangkan kau akan kalah." Bogum memberanikan diri menatap Taehyung.

"Dalam sebuah pertandingan pasti ada menang dan kalah hyung! kenapa kau sangat yakin jika aku akan menang?!" Taehyung melepaskan cemgkramannya. Tangannya meremat surainya kasar.

"Kau terlalu berisik. Ayo ikut denganku." Lalu tangan Taehyung dicekal oleh orang itu, yang Taehyung ketahui bernama Park Chanyeol.

"Tunggu."

Suara itu, Taehyung sangat kenal dengan suara itu. Dan benar saja, saat Taehyung menoleh, disana berdiri Jeon Jeongguk. Ini adalah kali kedua Jeongguk datang ke arena ini, mungkin.

"Siapa kau?" Chanyeol berdiri di depan Taehyung. Menyembunyikan pemuda Kim dibalik tubuhnya yang tinggi.

"Kekasihnya." Jeongguk menjawab santai. Berjalan kearah mereka dan melepaskan paksa tangan Chanyeol.

Tangan Taehyung beralih diambil oleh Jeongguk. Membawanya berdiri di belakang pemuda Jeon dengan Jeongguk yang menatap santai kearah Chanyeol.

"Mau kau kekasihnya pun itu tidak akan berpengaruh! kekasihmu kalah dan dia haris membayar kekalahannya." Chenyeol mengepalkan tangannya. Tatapan matanya terlihat tajam mengarah pada Jeongguk.

"Tapi dia tidak tau apapun tentang taruhannya. Yang bertaruh adalah Park Bogum, jadi yang harus menepatinya juga adalah Park Bogum." Perkataan Jeongguk membuat Chanyeol semakin marah.

"Kau-"

"Berhenti." Taehyung menengahi. Tidak ingin ada perkelahian apalagi menyangkut Jeon Jeongguk.

"Aku akan mengganti taruhannya. Kau bisa meminta berapapun padaku." Taehyung berujar. Menatap Chanyeol dengan harapan yang tinggi.

Sayangnya Chanyeol malah tertawa. "Aku tidak perlu uangmu. Aku perlu tubuhmu Kim Taehyung." Sebuah seringai terpampang diwajanya.

"Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku bukan jalang yang bersedia disetubuhi oleh siapapun."

Taehyung melirik sekilas kearah Jeongguk. Disebelahnya, Jeongguk sama sekali tidak menampilkan raut apapun. Dia dingin dan tidak tersentuh. Begitulah Jeon Jeongguk dimata banyak orang.

"Kim Taehyung." Chanyeol menggeram. Lalu dengan tiba-tiba menarik Taehyung mendekat kearahnya.

"Lancang." Geraman rendah Jeongguk menjadi pembuka sebelum sebuah bogem mentah mendarat tepat kearah rahang Chanyeol.

"Kau tidak boleh menyentuh milikku." Jeongguk kembali menarik Taehyung kearahnya. Memeluk pinggangnya dengan erat.

Taehyung sendiri hanya bisa terdiam. Matanya dengan setia menatap Jeongguk yang berdiri tegap.

Ada debaran aneh di dadanya dan Taehyung tidak mengenali perasaan ini. Namun yang pasti bukan kebencian yang tengah ia rasakan. Bukan juga amarah yang melingkupi hatinya meskinberkali-kali Taehyung mengatakan membenci Jeongguk.

"Kau akan menyesal berurusan denganku." Chanyeol menunjuk Jeongguk dengan jari telunjuknya sebelum berlari meninggalkan arena.

"Jeongguk apa yang kau lakukan?" Taehyung bersuara setelahnya. Ada perasaan khawatir mengingat ancaman Chanyeol.

Chanyeol adalah ketua dari kelompok malam yang terkenal, dan Jeongguk? Yang Taehyung tau, Jeongguk adalah anak baik-baik.

"Yang kulakukan?" Jeongguk menoleh karena itu hidung mereka saling bersentuhan akibat Jeongguk.

"Aku melindungi milikku." Dan Taehyung tidaa pernah membayangkan senyuman tulus yang dilayangkan Jeongguk untuknya.

"Dan kau." Jeongguk berbalik, menatap Bogum yang berdiri diam di tempatnya. Kali ini dengan dengan kepala terangkat yang terkesan angkuh.

Jeongguk hanya menggeleng dengan senyuman remeh. Tangannya semakin merapatkan Taehyung dengannya. Taehyung sendiri hanya bisa terdiam.

"Kau memang ketua yang sangat baik." Lalu setelahnya, Jeongguk melewati Bogum bersama Taehyung yang hanya bisa mengikuti.

Taehyung tidak mengerti, apakah takdir dengan sengaja membawa selalu membawa Jeon Jeongguk saat ada masalah dalam hidupnya?

Atau Jeon Jeongguk tengah memainkan perannya kemabali untuk menjadi tokoh utama?

Atau Jeon Jeongguk tengah memainkan perannya kemabali untuk menjadi tokoh utama?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©queen_na1

Our Relationshit [KV]✔Where stories live. Discover now