[Complicated] Vol.03

132 14 0
                                    




—Stereotype—
Complicated

Malam ini, Daisy rasanya sulit sekali untuk memejamkan mata. Banyak sekali pikiran tak karuan yang berkecamuk dalam benaknya. Ingin sekali menghempasnya jauh - jauh. Namun sayangnya tak semudah itu. Andai kata, mengatur alam bawah sadar semudah membalik telapak tangan, mungkin semua orang di dunia ini akan baik - baik saja. Tak kan pernah ada yang namanya rasa overthinking.

Daisy banyak pikiran, jika dipikir - pikir, seringkali wanita itu seperti ini. Bahkan dirinya pun sudah hafal sekali; Kata rileks jauh dari dirinya. Banyak pikiran, seolah adalah makanan sehari - hari.

Sejujurnya, salah satu penyebab pikirannya menjadi tak karuan seperti ini, dan berakhir membuat ia kesulitan tidur, yaitu karena dirinya memikirkan pertunangan Anne, yang akan dilaksanakan besok pagi. Tapi... tidak tahu juga; Mungkingkah karena memang lubuk hatinya sendiri lah yang sedang tidak baik - baik saja?!

Anne, sahabat super dekatnya, iya! Dia akan bertunangan!! Awalnya mendengar kata itu, seolah Daisy tak percaya. Karena, bagaimanapun jika ia bernostalgia, saat masa kuliahnya dulu, nampaknya Daisy lah yang lebih serius untuk melanjutkan hubungan. Tetapi, itulah takdir yang diberikan Maha Kuasa. Siapa yang bisa menebaknya? Ternyata pada akhirnya, Anne yang lebih dulu bertunangan, lalu akan menikah. Daisy ikut berbahagia untuk itu. Ia berharap Anne dan Hyunjin akan bahagia selamanya.

Anne yang bertunangan, namun Daisy yang pusing sendiri. Wanita itu sibuk memikirkan pertunangan Anne. Apakah besok lancar atau tidak? Apakah besok para tamu akan datang semua?! Apakah besok keluarga calon suami Anne akan datang?; yah, kira - kira seperti itulah hal yang dipikirkan Daisy hingga membuat pikirannya kacau.

Sungguh, harusnya Daisy santai saja. Karena tidak seharusnya ia memikirkan urusan yang bukan urusannya. Namun, begitulah ia; memang terkadang suka sekali memikirkan urusan yang bukan tanggung jawabnya.






Insomnia yang menyebalkan; membuat wanita itu begitu jenuh. Sudah berjam - jam Daisy hanya melihat jam digital di samping tempat tidur, dan bolak balik menarik selimutnya. Namun tetap saja, ngantuk tak tiba malah jenuh semakin memeluknya.

Berjam - jam tak terasa, kini sudah pukul 2 dini hari. Bagaimana ini? Besok acara Anne, sementara jam segini Daisy belum juga menjelajah ke alam mimpi. Ia tak mau kesiangan. Besok ia tak boleh telat. Secara— Anne adalah sahabat yang sudah ia anggap layaknya saudara. Jadi, pertunangan Anne adalah salah satu momen bahagia dalam hidupnya, ia mau semuanya serba sempurna. Harus sempurna.

Maka karena putus asa datang, Daisy pun mengambil jalan pintas. Ia bergegas mengobrak - abrik laci mejanya, mencari obat tidur di dalam sana. Dan syukurnya, masih tersisa dua keping obat tidur; lumayan banyak, pikirnya.

Segera, ia meminum obat itu. Beberapa menit kemudian, reaksi obat pun mulai bekerja; Daisy mulai mengantuk. Tetapi, baru saja ingin jatuh ke alam mimpi, ia mendapat panggilan dari Yeonjun. Oh ya ampun, Yeonjun... sungguh kau menyebalkan sekali. Dengan malas, Daisy mengangkat panggilan itu.

Coba saja wanita itu tak lupa untuk menyalakan mode tidur di ponselnya, pasti sekarang ia sudah terjun ke alam mimpi dengan tenang. "Halo, kenapa Jun?" Ucap Daisy, sedikit melantur karena efek obat.

Menunggu Yeonjun menjawab lumayan lama, lalu saat terdengar suara, malah hanya ada isakan di seberang sana. Geez— apa - apaan ini? Yeonjun menangis?! Ini aneh! Kenapa lagi memangnya anak itu? Perasaan masalahnya dengan Daisy sudah baik - baik saja. Mereka sudah menjadi sepasang sahabat tanpa rasa cinta lagi, kan?! Jadi— ada apa?!

Yeonjun itu tak seperti Soobin, yang maaf, agak cengeng. Yeonjun itu tipikal lelaki manly yang sulit untuk menangis; kalau tidak ada suatu hal yang benar - benar menyentuh hatinya. Maka Daisy tak bisa bohong; Ia terkejut, dan sedikit kebingungan. Yeonjun membuatnya segera terbangun; lalu duduk bersandar di kasurnya. Seketika, rasa ngantuknya mendadak hilang. Huft, sepertinya, lebih baik malam ini Daisy tak tidur sekalian saja, kali ya?!

Stereotype; Soobin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang