Chapter 14

4.5K 573 33
                                    

Setelah Renjun dan Haechan pulang diantar oleh Mark, Jeno kembali merebahkan tubuhnya. Matanya bergerak menatap Jaemin yang masih koma disebelahnya.

Jeno menyibak selimutnya dan hendak beranjak dari kasurnya. Taeyong baru saja masuk dan kaget mendapati putranya turun dari kasurnya.

“Hei... Kau mau kemana?” Taeyong memapah tubuh Jeno, Jeno meringis kesakitan merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk karena hantaman orang bertubuh kekar kemarin malam.

Taeyong membawa selang infus Jeno bersamanya, dia membantu Jeno yang tampak kesulitan melangkah. Taeyong mengerti kemana arah langkah Jeno, dia membantu Jeno untuk duduk disebelah kasur Jaemin. Matanya berbinar menatap sang Papa, Taeyong yang mengerti langsung meninggalkan Jeno.

Tangannya terulur menggenggam tangan Jaemin yang lebam, mengusapnya perlahan. Dia menyunggingkan seulas senyum.

“Jaemin-ah, ayo bangun” Gumamnya

“Aku sudah berada di ruangan yang sama denganmu, meskipun aku tak bisa berbuat banyak. Kau harus bangun dan berterima kasih padaku”

“Kalau aku tidak mengikutimu, kau pasti sudah mati sekarang. Ayo bangun dan berterima kasih padaku” Tanpa sadar air matanya jatuh, Jeno terisak pelan. Dia masih menggenggam tangan Jaemin.

iris hitamnya menatap Jaemin yang tampak terlelap dalam koma.

“Aku tidak tahu perasaanku pada Renjun seperti apa sekarang, sekeras apapun aku mencoba, aku akan tetap memikirkanmu... mungkin dengan cara seperti ini aku bisa menggenggam tanganmu”

“Pasti sakit sekali rasanya... Benar... kau harus tidur lebih lama. Bangunlah saat kondisimu membaik, aku berharap kau tidak merasakan sakit nanti”

Jeno menghembuskan nafasnya, melihat Jaemin yang belum sadar, selang infus yang terpasang ditangannya. Memilukan dia tak dapat melihat wajah Jaemin karena dibalut perban, melihat bagian tubuh Jaemin penuh lebam.

“Aku akan membuat pengakuan, jika kau mendengar ini secara sadar, kau pasti akan jijik melihatku”

“Aku... Mencintaimu Jaemin-ah, mungkin lebih dari pada perasaanku pada Renjun. Aku tidak tahu sejak kapan ini dan kenapa, tapi seperti inilah perasaanku”

Jeno beranjak dari kasur Jaemin, dia membelai perban yang membungkus wajah Jaemin, melempar seulas senyum.

“Cepat sadar” Gumamnya, Jeno menarik kembali selang infusnya dan berjalan perlahan menuju kasurnya. Jeno kembali menatap Jaemin, kemudian menarik selimutnya hingga sebatas dada dan memejamkan matanya.

..........

Renjun datang setiap hari setelah pulang sekolah dan akan pulang setiap pukul 7 malam.  Sesekali dia menoleh kearah Jaemin yang masih belum sadar, kemudian menatap Jeno yang tampak gembira bercanda bersama Hyungnya.

Dia tak tau apakah langkahnya menerima cinta Jeno tepat. Tiba-tiba saja dia menjadi gelisah, merasa ingin mundur untuk mencintai Jeno.

Semua menoleh melihat Jaejoong yang masuk  bersama seorang perawat membawa sebuah nampan berisi beberapa obat. Jaejoong memeriksa kondisi Jeno.

“Kau berangsur pulih, kau bisa pulang lusa tapi kau belum bisa pergi ke sekolah. Disekolah banyak aktifitas berat, aku sudah mengatakan pada Daddymu agar home schooling sampai kondisimu benar-benar pulih total” Jelas Jaejoong

“Aku bosan dirumah Grandpa” Rengek Jeno

“Grandpa Yunho akan datang menemanimu”

“Tidak, aku akan dirumah. Bubu akan mengambil cuti” Semua tertawa mendengar penuturan Jeno, mereka tahu jika Jeno takut pada kakeknya.

STRANGER FAMILY [NOMIN]✓Where stories live. Discover now