28. Gue Juga Capek!

Start from the beginning
                                    

Kevin? Lelaki itu tau semuanya, sangaaaattttt tau sampai-sampai ia tak rela membiarkan gadis kecil ini menahan sakit sendirian.

Ia ingin menjadi sandaran gadis itu walau ia tak tahu apakah itu mungkin. Sebab, rasa sayang nya sangat besar untuk laki-laki bernama Fulan dan kakak tirinya. Kevin tahu bahwa Sayang memilih menjadi karakter yang paling dibenci cuman untuk terlihat dia baik-baik saja dan tak ada satu pun yang mengasihani nya. 

Sebab, Sayang sangat benci dikasihani apalagi dari spesies berjenis kelamin laki-laki.

Masih segar diingatan Kevin bagaimana pertemuan mereka beberapa tahun lalu, saat musim dingin menyapa hingga jalanan memutih dan hanya dihiasi lampu-lampu untuk menerangi perjalanan setiap orang. Lampu natal di bulan Desember di kota Tokyo. Sebuah tempat melegenda bagi Kevin sekaligus hari dimana ia merasakan bahwa ada orang yang hidupnya lebih parah dari dirinya.

Kita sering merasa kita yang paling tersakiti tetapi kita lupa bahwa luka setiap orang beda-beda. Luka fisik memang bisa dilihat seberapa besar dan dalamnya tetapi jika hati dan mental yang terluka, tak ada satu pun alat canggih yang mampu mendeskripsikannya. 

Maka dari itu, Kevin sadar bahwa ia tak harus menilai hidupnya paling hancur, rapuh dan paling tragis di dunia ini. Semua nya ia rasakan ketika melihat seorang gadis yang awalnya berdiri di pagar jembatan ke arah perumahan warga tepat tengah malam. Kevin pikir gadis itu sama dengan nya memandangi salju yang mulai menebal dan menatap lampu-lampu yang bersinar itu.

Ternyata, pemikiran positif Kevin salah saat melihat gadis itu naik ke atas pagar pembatas dan seolah-olah dengan mantap ia akan melompat, padahal suhu air sungai waktu itu sangat rendah dan mungkin sebagian airnya sudah membeku. Cukup untuk membunuh perlahan dengan hipotermia dadakan.

Kevin berdecak, padahal baru saja ia berniat untuk merokok malah berakhir membuang rokok dan korek itu entah kemana dan bergegas ke arah gadis itu serta langsung menariknya ke belakang. Namun, kalah cepat dengan Sayang yang sudah tergelincir duluan dan terjatuh ke arah sungai. 

"Shit!" (Sial!)

Bahkan sekarang Kevin juga heran dengan dirinya, ia yang tak pernah peduli dengan orang lain, tiba-tiba saja ingin menyelamatkan seorang gadis yang hendak bunuh diri. Ingat, bunuh diri di Jepang rasanya tidak akan terlalu diurusi oleh orang-orang kecuali sudah menjadi berita. Anggap saja Kevin tidak ingin disalahkan oleh orang-orang karena dirinya yang hanya berada di sini. Bisa bahaya kalau begitu, pikirnya.

Berenang disaat suhu sedang cukup rendah dan itu tengah malam memang membuat badan menggigil hingga dada Kevin sesak. Sangat sesak hingga ia harus berusaha kuat.

Sayang masih cukup sadar hingga ia masih bisa melihat sosok yang entah kenapa berenang ke arahnya dengan berani.

"Bodoh" umpat Sayang tapi antara ucapan dan badannya tak singkron. Tangan gadis itu berusaha meraih tangan lelaki yang mulai terasa dingin itu. Setelahnya, Sayang tak tahu apa-apa kecuali ia telah sadar di sebuah rumah sakit dengan selang infus di tangannya.

"Ohayou, Sayang-chan" sapa dokter yang membuat Sayang terkejut. Dokter pribadinya selama di sini.

"O...ohayou, Honoka-san"

"Hontoni, yokatta desu ne Sayang-chan. Ano hito wa anata o tasukeru o" (Sungguh, syukurlah Sayang. Orang itu sudah menolong kamu) sambil membuka tirai pembatas kamar di rumah sakit ini menampakkan sosok Kevin yang tengah sarapan.

"Asa-gohan o tabemasuka?" (Mau sarapan?) dan percayalah bahwa Kevin juga aneh tiba-tiba menawari gadis yang tak sudi hidup itu untuk makan. Tentu saja tidak mau bukan?

My Love Is My Universe Where stories live. Discover now