20. Tweet

40 10 4
                                    

Malam ini di sebuah rumah megah dengan kerlap lampu yang memenuhi sepanjang ruangan itu memang terlihat indah. Bahkan pancaran cahaya nya seperti mengajak bintang-bintang di langit untuk bersaing.

Fulan yang kala itu diseret paksa ke dalam acara ini hanya memilih duduk di sudut ruangan yang beruntung nya terdapat sebuah sofa yang bisa membuat ia duduk ditemani segelas cola.

Acara ini adalah sebuah pesta. Pesta megah keluarga Tharum untuk merayakan ulang tahun puteri semata wayang mereka yang menginjak umur 18 tahun. Sayang --- panggilannya -- adalah anak tunggal dari pengusaha tambang dan besi terbesar di Indonesia. Wajar saja jika tamu-tamu yang hadir saat ini bisa jadi para pengusaha yang berafiliasi dengan perusahaan papa nya atau bisa saja kolega.

Tidak heran saat Fulan sampai di sini --- terpaksa --- harus menghindar dari dunia yang membuat ia selalu muak bahkan merasa terikat rantai. Suasana yang memuak kan. Hanya saja, jika Sayang tidak datang ke apartemen nya tadi siang dan memaksa Fulan untuk menemaninya mungkin lelaki itu tak akan berpakaian dengan setelan jas hitam saat ini.

Walau pun parasnya seperti patung yang diukir dengan baik, tentu saja ia paham bahwa lirikan demi lirikan dari beberapa tamu perempuan membuat ia tak tertarik sama sekali melainkan handphone lebih menarik dari pada ini. Hingga ia tak sengaja melihat satu notifikasi dari handphone nya yang membuat ia tanpa sadar melengkung kan bibirnya.

Whatsapp!!!

Azura 😺

Aku udah sampe di Semarang sejak tadi siang

Bagus lah


Setelah nya tak ada sama sekali balasan dari Azura bahkan dibaca pun tidak. Sudah sepuluh menit berlalu Fulan menanti balasan dan hanya memutar-mutar kan handphone nya sambil mebatap layar kelam dari persegi panjang itu.

Hingga saat satu suara notifikasi muncul, saat itu pula lah Sayang datang dan duduk di samping Fulan hingga tanpa sadar, Fulan kembali memasuk kan handphone nya kedalam saku-saku jas nya duduk dengan diam.

Kebiasaan yang selalu terjadi sejak dulu bahwa Fulan tak pernah bermain handphone saat berada di sekitar Sayang yang sayang nya selalu membuat gadis itu tersenyum penuh kemenangan. Lagi-lagi, Fulan akan selalu memprioritas kan dirinya dari siapa pun.

"Kakak ga haus?" tanya gadis berparas cantik itu untuk menawarkan segelas minuman pada Fulan.

"Engga, tadi udah minum cola" terdapat kikikan kecil nan manis dari Sayang sambil menutup sedikit mulutnya. Tentu saja Fulan merasa ada yang salah dan berakhir menaikan satu alisnya menatap Sayang yang masih terkikik kecil dengan elegan.

"Kakak ga pernah berubah ya. Masih suka minum cola" senyuman Sayang yang menawan tersebut entah kenapa membuat Fulan hanya menggaruk tengkuk nya tanpa berniat membalas ucapan gadis itu.

Tapi siapa sangka, siapa pun yang melihat itu sudah pasti tahu bahwa Fulan tengah tersipu di dekat Sayang. Bahkan tak sedikit orang yang saat memberikan ucapan selamat ulang tahun pada Sayang menggoda mereka berdua.

"Wah, kamu udah besar aja ya Yang. Tapi, kalau boleh tante tahu ini siapa kamu? Pacar ya?"

Pertanyaan wanita bergaun hitam itu tentu membuat Sayang hanya merespon malu-malu yang membuat Fulan hanya diam dan tak berniat mengklarifikasi sama sekali. Bagi Fulan, tak perlu siapa pun tahu bahwa mereka tak ada hubungan apa-apa, sebab semakin ia berusaha menjelaskan maka orang-orang malah berpikiran bahwa ia hanya menutupi rasa malu.

Pelajaran yang laki-laki itu ambil dari sepupu laknat nya. Sebab, hanya gadis itu yang bertingkah seperti itu. Tetapi untuk saat ini, Fulan berterima kasih akibat celotehan ciiee yang selalu dilontarkan Caca. Ia bisa bodoh amat dari pertanyaan tak berbobot sama sekali bahkan sudah jelas bahwa hanya Sayang yang menjawab untuk membuat orang-orang berspekulasi dan menerka-nerka.

My Love Is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang