BAB 10 : Pacuan Kuda

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Loh kamu mau ikut lomba juga?" tanya Lisa.

Rendra mengangguk, ia pergi ke sebuah kuda yang besar dan gagah. Sangat cocok dengannya. Rendra naik ke atasnya dengan gagah, terlihat beberapa gadis desa yang menatap dan bahkan brrsorak kagum dengan kegagahan dan ketampanan Rendra.

"Gila, ini mah lebih cakep dari Josep!" puji Lisa namun ia segera memukul pipinya untuk menyadarkan diri.

Rendra handal dalam memacu kuda, seperti yang Ibunya bilang Rendra itu selalu menang dalam kejuaraan Pacuan sejak ia masih kelas 4 SD. Bahkan ia sampai ikut lomba internasional pacuan kuda di Brunei Darussalam, ia berhasil membawa mendali emas dan membanggakan nama negara.

Kalau bisa di sebut, Rendra adalah sosok pria dan calon imam ideal. Sudah tampan, gagah, baik, cerdas, dan ramah. Serta prestasinya juga nggak kalah menakjubkan, masalah tubuh, siapa sih yang mau ragukan tubuh seorang tentara?

Rendra turun dari kudanya, ia mengajak kudanya untuk mendekat pada Lisa yang berdiri dipinggir lapangan.

"Kamu mau naik juga?"

"Boleh!"

"Yaudah, pakai alat keamanannya dulu. Biar nggak luka nanti."

Lisa mengangguk, ia pergi ke bagian safety save, disana banyak wanita yang juga ingin berlatih pacuan kuda. Hal itu membuat Lisa ingin mencobanya, namun ia sadar jika pacuan kuda tidak bisa semudah yang ia pikirkan.

"Dia siapanya Kak Rendra sih? Nggak pantes banget,"

"Iya, cocokkan sama Ajeng nggak sih?"

"Ajeng mana ya, dia kan mau lomba juga."

Lisa mendengus sebal, apakah segitu jelek kah Lisa sampai nggak bisa disandingkan dengan Rendra.

Seorang gadis datang dengan memakai alat pacuan kuda, ia adalah Ajeng yang dibicarakan oleh tiga wanita tadi.

"Jeng, tuh ada Kak Rendra."

"Kayaknya dia ikut lomba lagi deh, bisa deh Lo cari perhatian ke dia."

Lisa diam, ia jadi teringat perkataan Hana tentang seorang gadis yang mengejar-ngejar Rendra. Apakah Ajeng gadis yang Hana maksud?

Lisa sudah selesai memakai alat keamanannya, ia menghampiri Rendra yang sudah menunggunya. Ia membantu Lisa naik ke atas kuda dan menuntut kudanya agar tetap terkendali.

Tiba-tiba saja gadis yang tadi ada bertemu dengan Lisa itu menghampiri Rendra dan Lisa.

"Maaf, Kak Ren. Boleh minta bantuannya nggak?"

"Iya, bantu apa ya?"

"Kuda teman saya kayaknya ngamuk deh. Bisa tolong nggak Kak?"

"Hm, boleh," ujar Rendra. "Lisa, kamu tunggu sini ya. Nggak lama kok,"

"Hm," jawab Lisa dengan berat hati.

Rendra dan gadis itu pergi, Lisa diam di pinggiran lapangan dan tak lupa ia masih diatas kuda. Mau turun pun ia tak tahu caranya, sepertinya Rendra lupa kalau yang ia tinggal ini adaalah gadis lolot yang nggak paham cara turun dan mengendalikan kuda.

SenandikaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ