¬ Iteru : The Living God ❦ [on hold]

021 : Phantom

The Living God : 021
(Phantom)

♱

[You feel your body shake, feel like a phantom wait]

⚝──⭒─⭑─⭒──⚝

Pintu apartemen Taehyung terbuka dengan bunyi halus begitu Jungkook melangkah keluar dan menutup pintu unitnya sendiri. Tidak ada apa pun, seperti di dorong angin dan Jungkook dengan mata menyipit memilih masuk.

Seluruhnya gelap, ada aroma kuat dari dupa yang sejenak membuat Jungkook merinding. Hanya saja pemuda itu memilih acuh, ia masih harus membalas dendam pada Taehyung untuk mengancamnya, mencekik lehernya, mengirim Anubis, melakukan pembunuhan berencana padanya, membuatnya batuk darah dan menyeretnya kesana kemari seperti layang-layang sobek—

“Tubuhmu penuh dengan jejak sihir Osiris,” Taehyung yang tiba-tiba muncul di ujung lorong, membuat Jungkook terlonjak. Gelagapan menyeimbangkan badan sebelum melotot pada sosok dewa itu.

“Seluruh tubuhmu,” lanjutnya. “Bersinar dengan sihir. Sekujur kulitmu. Sepertinya Dewa pengecut itu berada di sekitarmu untuk waktu yang lama.”

Jungkook menaikkan alis, menatap ke seluruh tubuh dan tangannya yang baik-baik saja. Tidak bersinar atau pun penuh dengan tanda-tanda sihir.

“Ak—”

“Tentu saja mata manusia tidak bisa melihatnya,” dewa itu memotong. “Di pandanganku kau terlalu bercahaya, menyakitkan mata.”

“Kalau memang menyakitkan matamu, hilangkan saja.” Jungkook menyahut jengkel. “Kau pasti bisa melakukannya ‘kan? Dewa?”

“Ya. Aku bisa menjilatinya.”

Jungkook mengernyit, menatap Taehyung untuk mencari-cari apakah dewa itu baru saja melempar humor atau godaan; namun nihil. Ekspresi Taehyung yang tenang dan damai mencerminkan seluruhnya bahwa ia serius.

“Tidak,” Jungkook menaikan tangannya, menolak. “Aku bisa melakukannya sendiri.”

Lantas pemuda fana itu berjalan menuju sofa yang masih sama persis seperti kali pertama ia datang, mengabaikan pemikiran pada bagaimana Taehyung menyingkirkan dan kemudian membawa kembali seluruh isi rumahnya— sebelum duduk dengan tenang dan menarik nafas. Melipat tangan dengan rapi dan berdeham.

“Aku mau penjelasan.”

“Aku tahu, isi kepalamu berisik.”