26

3K 550 18
                                    

"Jadi sekarang hanya aku pria lajang yang tersisa," seru Adelard setelah mendengar pemberitahuan dari Rex bahwa Rex telah menikah dengan Lorra.

Keempat pria itu saat ini sedang berada di sebuah restoran. Mereka sedang makan siang bersama. Sesuatu yang sudah jarang mereka lakukan karena kesibukan masing-masing.

"Kau harus berhenti bermain-main dan mulailah dengan hubungan yang serius, Adelard. Percayalah, memiiki istri lebih menyenangkan dari hidup sendirian." Reiner menasehati Adelard.

"Reiner benar. Menikahlah maka kau akan memiliki dunia bersamamu." Noah menambahkan.

"Kalian pikir semua kisah cinta berakhir bahagia seperti di kisah dongeng?" balas Adelard. "Ada banyak pernikahan yang gagal. Aku menyukai kebebasanku saat ini." Adelard tidak terpengaruh oleh teman-temannya yang sudah memiliki istri.

Ketiga teman Adelard tidak mendebat pendapat Adelard, setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Jadi mereka akan membiarkan Adelard dengan pandangannya sendiri.

"Omong-omong selamat untuk pernikahanmu." Noah memberikan selamat pada Rex yang dua hari lalu menempuh hidup baru.

"Terima kasih, Noah."

"Kau sudah memberitahu orangtuamu?" tanya Reiner.

"Ah, benar. Aku belum memberitahu mereka," seru Rex. Ia terlalu fokus pada Lorra dua hari ini jadi ia lupa akan hal itu.

"Kau benar-benar akan yang berbakti, Rex," cibir Reiner.

"Terima kasih atas pujianmu, Reiner." Rex berkata dengan rasa hormat yang dibalas dengan decakan Reiner.

"Akhirnya kau terbebas dari perjodohan konyol orangtuamu, Rex. Kali ini benar-benar selamat untukmu." Adelard turut bersuka cita untuk Rex. Ia mengangkat gelas wine nya.

Reiner dan Noah juga ikut bahagia untuk yang satu itu. Mereka semua tahu bagaimana gigihnya ibu Rex mencoba menjodohkan Rex dengan banyak wanita.

Akhirnya Rex bisa tenang dari tekanan ibunya yang terus memaksanya untuk menikah.

Rex mengangkat gelasnya, mengadunya dengan milik Adelard setelah itu keduanya minum bersamaan.

Lorra telah sampai di sebuah bangunan bergaya modern berdinding kaca yang merupakan butik milik Abigail. Terdapat huruf A dalam ukuran besar pada bagian atas dinding bangunan itu.

A adalah merk untuk pakaian yang dibuat oleh Abigail. Wanita itu mengambil inisial namanya untuk setiap karyanya.

Melihat tempat itu Lorra merasa bangga pada Abigail. Tekad kuat sahabatnya telah membawanya pada titik ini.

"Lorra, kau sudah di sini." Abigail yang kebetulan sedang memeriksa lantai satu melihat Lorra yang baru saja masuk.

"Aku baru saja sampai."

Abigail memeluk sahabatnya. "Ayo ke ruanganku. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

"Ya, tentu."

Lorra mengikuti Abigail, naik ke lantai dua dengan eskalator.

"Bagaimana menurutmu tempat ini? Aku membelinya dan melakukan sedikit renovasi," seru Abigail. Ia tahu Lorra memiliki selera yang bagus.

"Sangat bagus. Tanganmu selalu menghasilkan sesuatu yang luar biasa." Lorra memuji sahabatnya yang pandai dalam mendesign. Abby tidak hanya pandai dalam membuat design pakaian, tapi wanita itu juga pandai mendesign bangunan.

"Jika kau yang mengatakannya maka aku akan percaya." Abby tersenyum manis. "Aku benar-benar sibuk akhir-akhir ini, maafkan aku karena jarang mengirimimu pesan."

In Bed With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang