-Twenty three

1.3K 221 25
                                    

"Perlambat, karena waktu bukn teman kita. Entah bagaimana, ini bukan akhir dari kita."
_________________

Mungkin bagi sebagian orang menyerah itu bukan jalannya. Tapi Yeonjun merasakan yang berbeda. Dia sudah menyerah dalam hidupnya. Dihantui rasa takut yang berkepanjangan serta cemas yang selalu mendatanginya dikala sendiri. Hidupnya terasa tak pernah berjalan sesuai keinginannya namun orang bilang kamu harus tetap bersyukur. Jadi kalimat itulah yang menguatkannya selama hidup.

Malam ini kemungkinan malam terakhirnya bersama Soobin. Dengan perasaan yang gundah serta bingung kakinya melangkah keluar dengan ragu. Apakah ini benar? Apakah ini ada jalannya? Apakah Soobin adalah rumah yang sebenarnya? Yeonjun tidak tau, intinya dia hanya ingin menghindari Soobin. Karena dia merasa, Soobin malah memperburuknya dengan sikap itu.

Jujur, dia masih bingung dengan perasaannya dan juga dia masih bingung apaa yang dimaksud oleh Soobin tadi. Dirinya akan mengikuti semua alur ciptaan tuhan ini seperti air. Ikuti saja arusnya.

"Hyung? Kau dimana? Hyung?" Sekarang sudah tengah malam menjelang pagi dan Soobin terbangun dari tidurnya sambil menangis sehabis berargumen dengan Yeonjun tadi malam. Dirinya menyesal sudah seperti itu. Dia sadar dia selalu mengulangi kesalahan yang sama.

"Jangan bercanda hyung kau dimana?!" Suara pnggilannya bergema keseluruh ruangan. Dirinya sedikit panik karena takut Yeonjun pergi meninggalkannya.

"Hyung a-aku.. Beomgyu telpon Beomgyu!" Intuisinya mengatakan Yeonjun pasti menginap di rumah Beomgyu hanya untuk sekedar menghindari Soobin.

"Gyu?"

"Hoamm- apa maumu? Sudah tengah malam aku masih mengantuk dan kau menganggu saja"

"Ah maaf, apakah Yeonjun hyung ada disitu?"

"Yeonjun? Bukankah dia tinggal bersamamu?"

"Sial"

"Hei memang ada ap-"

Titttt

Sambungann teleponnya  dimatikan oleh Soobin. Jangan bilang Yeonjun benar-benar kabur dari rumahnya?

_________

Panik dan panik adalah apa yang dirasakan oleh Soobin. Selama ini dia salah, dia bodoh dia juga terlalu egois pada Yeonjun. Padahal dia sudah berjanji akan berubah. Tapi semuanya tak ditepati. Soobin merasa dirinya adalah pengecut. Yang tak berani mengungkapkan perasaan dan bahkan pengecut yang selalu mencurahkan rasa kesalnya pada Yeonjun. Lelaki polos yang tidak tahu apa-apa tentang Soobin.

Ingin rasanya Soobin memeluk tubuh mungil itu sambil berkata "hyung maafkan aku, aku tau aku salah. Mungkin kau tidak akan percaya apa yang aku katakan tapi... aku menyayangimu lebih dari apapun maukah kau menjadi pendampingku?" Tapi rasanya angan-angan nya itu terlalu jauh. Tidak mungkin Yeonjun menerima manusia brengsek seperti Soobin.

"Hyung! Yeonjun hyung! Kau dimana?!" Sudah hampir jam 3 pagi dan Soobin masih berteriak mencari Yeonjun diluar. Tapi nihil, hasilnya Yeonjun tak ditemuka dimana pun. Ia takut ketakutannya akan menjadi kenyataan.

Drrrttt drrrttt

"Sial, siapa lagi in- Taehyun? Ada apa?" Teleponnya berbunyi dan ternyta itu adalah Taehyun. Syukurlah Soobin bisa meminta bantuan pada Taehyun.

Love to Hate  (Soojun/Binjun) End.Where stories live. Discover now