-Nineteen

1.4K 252 48
                                    

"Angin mana yang kau rasakan?
Hujan di mana kini yang kau puji?
Di mana pun kau kini, Rindu tentangmu tak pernah pergi."
_________________

"Soobin! Sadarlah kau kenapa Soobin?! Bangunlah!" Tubuh Soobin diguncang oleh Yeonjun. Yeonjun panik mengapa Soobin menangis dan meneriakkan namanya dikala tidur. Apakah mungkin Soobin bermimpi kepergian Yeonjun?

"Hyung! Yeonjun Hyung jan pergi" Kini Soobin langsung terbangun dan memeluk tubuh mungil Yeonjun yang kebingungan. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Hiks syukurlah ternyata semuanya hanya mimpi" Terdengar suara isakan dari mulut Soobin, baru kali ini lagi Soobin menangisi Yeonjun.

"K-kau kenapa?" Matanya terbelalak kaget karena Soobin memeluknya bahkan kali ini memeluknya sangat erat seakan tidak mau kehilangan Yeonjun.

"Aku bermimpi buruk sangat buruk sekali" Mereka masih berpelukan namun Yeonjun tidak membalas pelukannya karena merasa tidak enak.

"Bermimpi apa? Duduklah dulu dan lepaskan pelukannya"

"Kau pergi meninggalkanku lalu menciumku untuk ucapan selamat tinggal, tidak aku tidak mau melepaskannya" Eh apa ini? Mengapa Soobin bertingkah seperti ini? Baru pertama kali Soobin bicara seperti itu didepan Yeonjun.

"Menci..mencium?" Wajah Yeonjun memerah sekarang, kenapa mimpi Soobin seliar itu? Namun Yeonjun salah paham apa yang dimaksudnya. Maksudnya mencium pipi bukan mencium yang berlebihan.

"Iya, jangan tinggalkan aku ya hyung"

"Aku tidak kemana-mana Soobin-ahh, aku terkejut mengapa kau menyebut namaku terus"

"Maafkan aku"

"Untuk apa?"

"Semuanya"

"Baiklah tapi lepaskan pelukkannya dulu Soobin-ahh" Kali ini Soobin melepas pelukkannya. Memberi nafas pada Yeonjun yang sedari tadi sesak karena dipeluk terlalu erat.

"Bagaimana kau memaafkanku tidak?" Soobin menatap lembut manik mata Yeonjun. Terlalu lembut hingga membuat Yeonjun salah tingkah dan memalingkan wajahnya.

"Tapi untuk apa?"

"Sikap aroganku padamu, aku sadar aku salah dan aku membuatmu selangkah demi selangkah pergi dan aku tak mau itu terjadi, Hyung jangan pergi ya" Soobin menggenggam tangan Yeonjun dengan erat. Membuat Yeonjun agak terkejut.

"Hahah iya tapi aku tidak paham maksudmu bagaimana, aku tidak akan pergi Soobin-ahh, ayo makan malam dulu aku sudah memasak" Sekarang Yeonjun berdiri hendak pergi namun Soobin masih mematung sambil mengerucutkan bibirnya sangat gemas.

"Tidak mau" Terkadang Yeonjun selalu berpikir, sebenarnya Soobin itu bayi atau bagaimana?

"Hei ayolah nanti kalau kau sakit bagaimana?"

"Aku tidak peduli, justru aku senang jika sakit kau pasti akan lebih memerhatikan ku" Teori macam apa ini? Mengapa Soobin mengatakan hal seperti itu yatuhan.

"Baiklah kalau begit-"

"Ehh iyaiya aku makan tapi dengan satu syarat"

Love to Hate  (Soojun/Binjun) End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang