-Twenty two

1.4K 233 44
                                    

"Bulan tak pernah sedih posisinya tergantikan oleh matahari, karena bintang menemaninya dikala kesendirian."
_____________

Hampir Yeonjun membunuh seseorang, namun untung masih belum terlambat. Bodoh sekali dirinya, sekarang dia merasa menyesal sekaligus takut pada reaksi Soobin nantinya. Mana Beomgyu sedari tadi menakut-nakuti dirinya.

"Yeonjun-ahh sudah malam, ayo pulang biarkan Soobin istirahat lagian sampai sekarang dia belum sadar" Lelaki berambut hitam tersebut berada ditengah pintu. Ini sudah malam dan Yeonjun masih tidak menurut pada Beomgyu.

"Tidak mau"

"Ayolah"

"Aku disini saja, kau pulang duluan nanti ibumu pasti panik kau pergi tanpa bilang-bilang"

"Hei bodoh, kau pikir aku ini anak yang manja? Kau kan tau orang tuaku bahkan tidak peduli padaku jadi mau aku kabur atau kemana pun tidak akan ada yang mencariku, aku hanya lelah ingin tidur tapi tidak tega melihatmu sendirian menemani Soobin" Namun ucapan Beomgyu seakan menuli bagi Yeonjun.

"Aish Beomgyu-ah sudah pulanglah biar nanti aku menelepon Hueningkai agar menemaniku disini sampai Soobin sadar"

"Ahh benar juga, yasudah aku pergi dulu dah hati-hati ya!" Beomgyu pun perlahan menghilang dari pandangan Yeonjun yang sedang duduk di kursi dekat kasur Soobin. Dirinya terus memandang lembut pada Soobin. Ia terkagum oleh visualnya, bisa-bisanya ada manusia yang sangat tampan ini.

"Wah kau sangat tampan ya jika dilihat dari dekat" Tangan Yeonjun reflek menyentuh wajah Soobin yang tertidur pulas. Matanya memandangi satu-persatu bagian wajah Soobin.

"Sial, apa yang kau bicarakan Yeonjun bodoh" Ia menggelengkan kepalanya karena sadar baru mengatakan hal seperti itu. Bagaimana jika tiba-tiba Soobin sadar kan bisa gawat. Sekarang dia hendak mengambil ponselnya yang terletak dimeja untuk menelepon Hueningkai. Namun tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tangan Yeonjun.

"Mau kemana?" Lirihan kecil Soobin membuat Yeonjun merinding secara tiba-tiba. Bagaimana tidak? Selama ini Soobin sudah sadar gitu? Ah sialan berarti ucapan pujian tadi...

"C-choi Soobin kau.. Lepaskan"

"Tidak mau, jangan telpon dia"

"Jadi selama ini kau sudah sadar?"

"Hyung ayolah jangan telpon dia"

"Jawab aku dulu Soobin!"

"Ya aku sudah sadar, jadi jangan kemana-mana dan tetap disini temani aku"

"Lepaskan dulu"

"Baiklah tapi jangan telpon dia ya" Sesuai janji Soobin melepaskan genggamannya itu. Dan Yeonjun kembali duduk dipinggirnya lagi.

"Jelaskan"

"Jelaskan apa Soobin-ah?"

"Hubunganmu dengan pria bule cabul itu" Maksudnya Soobin adalah Hueningkai.

"HEI JAGA OMONGANMU YA, YANG ADA CABUL ITU KAU BODOH!"

"Hyung?"

Love to Hate  (Soojun/Binjun) End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang