Three | The Name

122 38 3
                                    

Mari apresiasi karya penulis melalui Follow, like, komentar, dan share..

Terima kasih.

BOSSY BOSS!

1 Juni 2021
____________

"Saya nggak membicarakan Mas. Saya membicarakan orang yang baru saja pergi ke arah sana," ujar Nadin dengan menunjuk ke arah lobi kanan.

"Jelas-jelas hanya ada saya tadi. Dan jelas-jelas kamu membicarakan sesuatu yang tadi saya katakan pada sopir saya. Apa saya masih salah mendengar dan salah mengira?"

Nadin menelan salivanya dan tertawa sekali lagi. Tawa yang jelas-jelas terlihat canggung dan kaku.

"Pak Jokowi!!!" seru Nadin heboh yang membuat pria di depannya itu langsung menolehkan kepala ke belakang sesuai dengan arah telunjuk Nadin.

Nadin langsung menarik kopernya dan berlari sejauh mungkin dari pria tadi. Mulutnya meracaukan makian untuk dirinya sendiri. Berharap ia tak lagi mendapat masalah dengan apapun dan siapapun selama berada di kota Malang. Sudah cukup visi terbarunya saat ini, 'Bertahan hidup di Malang selama 6 bulan'.

Begitu sampai di luar bandara, Nadin langsung bersiap berdiri di tepi untuk mendapatkan taksi. "Taksi!" serunya. Taksi bandara itu akhirnya berhenti tepat depan Nadin. Saat sopir taksi itu keluar untuk membantu menaikkan koper hitamnya ke dalam bagasi, Nadin melarangnya.

"Sebentar, Pak. Koper saya bukannya ada 2, ya?"

"Mana saya tau, Neng. Kan Neng yang punya barang."

"Makanya itu, Pak. Perasaan tadi saya bawa koper 2, terus yang satunya ..." Kening Nadin mengkerut dalam sambil berpikir. Dan begitu Iserunya dengan mata membulat dan mulut terbuka lebar.

"Jangan bilang kalau kopernya ketinggalan di depan bagage claim?"

Detik itu juga Nadin langsung berlari kembali masuk ke dalam dengan menarik satu kopernya yang masih tersisa.

Sepertinya nasib baik memang tidak pernah berpihak baik padanya. Koper hitam miliknya sudah tak lagi ada. Bahkan pria yang mengenakan jas cokelat pun sudah tak lagi terlihat. Nadin menggeram kesal dengan menjambak rambutnya frustasi.

"Pak, lihat koper hitam yang tadi ada di sini, nggak?" tanya Nadin pada orang tak dikenal yang masih berdiri di sekitar bagage claim.

"Koper hitam? Yang Mba bawa sekarang bukannya koper hitam?"

"Saya bawa 2 koper hitam dari Jakarta, Pak. Tapi yang saya bawa keluar malah cuma 1."

"Waduh Mba, kok bisa lupa? Coba lapor dengan petugas, siapa tau ada yang salah bawa."

"Apa? Salah bawa?" Adinda meringis kuat. Bagaimana bisa ada orang yang salah membawa koper miliknya? Padahal isi koper itu adalah barang-barang miliknya yang paling berharga.

"Dasar bodoh," makinya pelan pada dirinya sendiri. Entah sudah berapa banyak ia memaki dirinya hari ini. Dan sepertinya hari ini ia akan akhiri dengan memaki dirinya sendiri.

♥♥♥

Nadin menghempaskan tubuhnya ke atas kasur begitu ia sampai di unit apartemen miliknya. Perjalanan yang tak seberapa tapi sangat membuatnya lelah.
"Nggak pernah nyangka, kalau akhirnya gue akan balik ke tempat ini," lirihnya sambil menghela napas panjang.

Nadin merogoh ponselnya yang berbunyi dari tas kecilnya. Dengan helaan napas kecil, ia mengangkat panggilannya.

"Halo, Ma."

Bossy Boss!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ