Clara menatap Mark sekilas lalu kembali menatap ke depan.
"Anda menyebalkan.." jawab Clara pelan ,namun ternyata bisa di dengar oleh Mark.

"Menyebalkan? Menyebalkan dari mana? Kamu tahu saya? Saya tak pernah ganggu kamu.."

Nggak pernah ganggu apanya, lo udah ngerusak otak gue, bule sialan. Rutuk Clara dalam hatinya. Tak mungkin ia melontarkan kalimat yang seperti itu.

"Hey, saya tanya kamu. Kenapa diam? Apa karena semalam?"

Deg!

Clara mematung. Ia mengumpati Mark dengan kata-kata terbaiknya, namun tetap masih dalam hati.

Sudah capek ia mencoba melupakan kejadian semalam, namun ini bule dengan mudahnya membongkarnya. Dasar bule gila. Aib sendiri di bongkar.

"Semalam itu bukan salah saya. Saya senang-senang sama mami kamu, dan saya nggak tahu kamu di bawah.." ucap Mark.

Clara seketika menatap Mark kesal.

"Kalau om nggak tahu saya di bawah meja, kenapa Om sadar di akhir permainan kalian?"

"Hahaha. Kamu lupa gadis kecil, siapa yang dengan bodohnya bersin cukup keras." Ejek Mark. "Kalau kau tak bermaksud mengintip, kau pasti akan berteriak saat aku turun ke dapur. Kau pasti tahu apa alasannya kau harus berteriak." Ucap Mark penuh penekanan.

Clara memejamkan matanya. Ia menahan rasa krsalnya. "Jadi om menuduh saya yang mengintip om dan mami melakukan hal gila itu? Apa kamar tak cukup nyaman sebagai tempat kalian bercinta...!!!??"

Mark menggeleng, "tidak, kalau di kamar terlalu biasa" ucap Mark santai. Lagian Saya nggak nuduh. Kamu saja yang terlalu sensitif. Lagian kenapa pakai acara sembunyi? Memangnya kamu nggak ingin ikut serta?" Clara seketika menatap Mark tak percaya.

Namun tatapan Clara dibalas dengan senyum menggoda dari Mark. Ingin rasanya Clara mencakar Mark dan merusak wajah tampan itu. Pasalnya Mark sungguh sudah gila.

Apa?
Memintanya ikut serta?
Lalu membuat semuanya hancur? Oh tidak, lo masih mau jadi anak dari Lauren Cla. Jangan sampai lo di pecat dari Kartu keluarga.

"Stupid.." geram Clara namun seketika tawa Mark pecah tapi hanya sesaat, karena setelahnya, Cla dibuat gila karena ulah calon ayah tirinya ini.

Lembut, wangi, beraroma mint. Itulah yang Cla rasakan. Bibir Mark lembut melumat bibirnya. Walaupun hanya sesaat, Clara berhasil dibuat terbuai.

"Di Amerika ,ini adalah hal lumrah. Apalagi kamu akan menjadi anak saya.." ucap Mark yang langsung kembali fokus pada stir mobilnya.

Mark menyalakan mobilnya, sedangkan Clara sibuk mencari dimana kesadarannya tersesat. Dan saat ia menemukannya, Cla langsung menatap Mark tajam. Ia meraih tas kuliahnya lalu melemparkannya pada Mark.

Beruntung Mark bergerak cepat. Pria itu segera menahan pukulan Clara.

"Kau!!! Apa-apaan kau ini. Pria mesum. Otak kotor.!" Clara mencoba merebut kembali tas miliknya yang sedang dipegang Mark.

"Kamu kenapa?" tanya Mark pura-pura bodoh.

"Apa lo bilang? Kamu kenapa? Dasar bule brengsek, stupid, crazy. Bule gila!!!" teriak Clara sejadi-jadinya. Menghajar dan memukul Mark sekuat yang ia bisa. "Apa? Di Amerika itu biasa? Lo sekarang di Indonesia, sadar lo bule gila..!". Clara sungguh tak bisa menahan kata-katanya lagi.

Bahkan brutalnya Clara berhasil membuat Mark kewalahan, namum bukan Mark namanya harus kalah dengan seorang gadis.

Mark langsung menahan Tangan Clara, bergerak cepat menuju tuas sandaran kursi dan menarik tuas itu ke atas membuat sandaran kursi yang Clara duduki langsung rebah membuat Clara juga ikut rebah.

Belum sempat Clara memberontak, Mark kembali melumat bibir calon anak nya tersebut. Entah kenapa Mark mendadak candu dengam bibir Clara setelah ciuman pertamanya dengan Clara tadi.

Clara kembali memberontak. Namun Mark tak tinggal diam. Pria itu menahan tubuh Clara, membuat tubuh itu tak bisa lagi bergerak.

Tujuan Mark hanya satu, agar tak ada yang curiga. Jika terjadi pergerakan mobil, bisa-bisa orang yang melintas akan curiga. Ia sadar jika ini memang di Indonesia. Dan aktivitas seperti ini di tempat umum sangatlah tabu.

Ciuman itu masih berlangsung dan semakin dalam walaupun Clara masih terus memberontak.

Clara membuka matanya dan mendapati wajah Mark yang sangat dekat. Lembutnya bibir Mark juga ia rasakan.

Tak adanya pergerakan lagi dari Clara, Mark pun ikut membuka mata yang membuat kedua pandangan itu saling beradu. Keduanya sama-sama terdiam dan tak bergerak sama sekali. Bibir Mark pun ikut berhenti melumat bibir Clara.

Ditatap dari sedekat ini membuat pertahan Clara semakin runtuh. Ia bahkan kembali memejamkan matanya membuat Mark tersenyum tipis. Tak ingin membuang waktu, Mark kembali melumat bibir Clara. Keduanya kembali terpejam dan saling meresapi satu sama lain. Bahkan Clara juga mencoba menyambut lumatan tersebut walaupun masih kaku.

Lumatan itu terhenti. Mark melepaskan bibirnya dari bibir Clara. Ia kembali menatap Clara dengan Tatapan yang tak tahu apa artinya.

Cup!

"Bibir ini milik saya..!!" Mark melabeli bibir Clara sebagai miliknya membuat Clara tertegun.

"Jangan gila.." umpat Clara yang mencoba untuk duduk, namun siapa sangka jika jemari Mark akan nakal dan mulai bermain , tak tanggung-tanggung, bagian bawah Clara langsung menjadi jangkauan Mark membuat Clara tanpa sadar mendesah.

"Brengsek!" ucap Clara tajam. "Anda...aagghhh.."

"Bicara kasar, satu sentuhan.." ucap Mark berbisik di telinga Clara.

"Jangan gila lo, gue..aagghh..."

Clara merinding dikala jemari Mark berhasil menyentuh daging kenyal miliknya. Soalnya ia sedang mengenakan rok kembang di atas lutut. Padahal ia mengenakan hotpant, namun entah kenapa jemari Mark bisa menjangkau bagian dibalik celana tersebut.

Clara menahan nafas saat jemari Mark kembali menggelitik miliknya. Ia memegang tangan Mark mencoba menahan jemari Mark tersebut. Namun siapa sangka Mark justru menahan kedua tangannya di atas kepala. Apa sebesar itu telapak tangan Mark, sampai-sampai kedua tangan Clara mampu ditahan Mark hanya dengan satu tangan.

"Masih berkata kasar nona kecil?" Bisik Mark. Clara menegang. Ini gila. Bahkan jemari Mark masih di dalam hotpant nya.

Dadanya naik turun menarik nafas. Sulit baginya untuk mencerna kejadian ini sekarang.

Clara menatap tepat di mata Mark, "Dasar Pria gila...aaghhh.." Clara melotot tak percaya. Ancaman Mark benar adanya. Pria itu kembali menggelitiki miliknya.

Memberontak ia tak bisa. Geraknya benar-benar di tahan oleh Mark.

"Kamu ingin lihat seberapa gilanya saya?" Mark melepaskan genggaman tangannya pada kedua tangan Clara. Sedangkan tangan kanannya masih berada di dalam celana gadis tersebut.

Jantung Clara berpacu hebat saat Mark menurunkan kaca mobil. Ia melotot dan mencoba untuk kembali menutupnya.

"Kau gila!" Bentak Clara.

Mark tertawa. Dan itu sungguh membuat Clara gila. Ia menarik jemari Mark dari miliknya dan beruntung bisa ia lepaskan.

"Kamu sudah basah Clara. Ternyata kamu suka aku perlakuan seperti ini." Bisik Mark sembari menunjukkan jemarinya yang tadi ia gunakan untuk menggelitiki daging kecil milik Clara tadi. Dan yang lebih membuat Clara terkejut, Mark mengulum jemari tersebut sembari menatap Clara.

"Nikmat." Ucapnya membuat Clara hampir gila.

******

Sugar Daddy I Love You Where stories live. Discover now