"Tutup saja matamu kalau begitu". Sahut Jungwon dengan sekenanya.

"Mine..". Panggil Jay sembari melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping kekasihnya.

"Sudah cukup lama kita tak memiliki lagi waktu berdua, bahkan hanya sekedar untuk memelukmu se-erat ini. Kalau boleh jujur, aku sangat merindukan saat-saat seperti ini denganmu, when it's just you and me". Ucap si pemuda Park dengan setengah berbisik.

Sontak saja gerakan si manispun terhenti. Ia menaruh pisau cukur itu lantas mengalungkan sepasang tangannya pada leher sang kekasih.

"Hmm kau benar, Jay. Kurasa itu karena kita terlalu sibuk dengan banyaknya permasalahan yang terjadi belakangan ini". Ujarnya sembari membalas pelukan erat pemuda itu sekaligus menyamankan dirinya, mencari sebuah kehangatan.

Aroma maskulin yang menguar dari tubuh si pemuda Parkpun terasa begitu memabukkan namun menenangkan. Dan Jungwon sangat menyukainya.

"Pumpkin..". Panggilnya saat merasakan pemuda manis yang berada dalam dekapannya itu tengah mengendusnya bahkan sesekali menghembuskan nafas hangatnya dengan sengaja di perpotongan lehernya.

"you thirsty, hm?".

Perlahan, kepala si manis pun terdongak keatas. Kedua manik kucingnyapun menyorot dengan tatapan yang begitu sayu.

"Huum sedikit hehe. Tapi untuk saat ini, aku sedang tak ingin menghisap darahmu". Cicitnya sembari menggambar pola acak diatas permukaan dada bidang pemuda itu.

"Lalu.. Apa kau menginginkan sesuatu? Katakan saja Sayang, aku akan mengabulkan apapun keinginanmu". Sahut Jay sembari menyibak helaian anak rambut si manis yang sudah semakin memanjang hingga menghalangi sebagian wajahnya.

Namun Jungwon tak segera menyahut. Ia tampak sedikit ragu untuk mengutarakan keinginannya sembari menggigit bibir bawahnya cukup kuat. Dan tentu saja hal itupun tak luput dari pandangan Jay.

"hey cutie, don't bite your lip. you can get hurt. Katakan saja kau ingin apa?". Ujarnya sembari melepas gigitan si manis pada bibirnya.

Jungwon lantas menghela nafasnya sejenak sembari menatap sosok pemuda dihadapannya itu dengan lekat sebelum berucap, "i.. i want to take a bath with you. but it seems you will reject me—eh?".

Seketika tubuh ringkih itupun tersentak saat Jay tiba-tiba saja mengendongnya. Lantas dengan refleks, si manispun berpegangan pada bahu kekar itu.

"Kau sengaja sekali ingin menggodaku ya, Kitten?". Bisiknya tepat di depan wajah vampir kecil itu dengan nada yang terdengar begitu seduktif.

"Dasar mesum! Siapa juga yang sedang menggodamu, huh? Aku kan hanya mengajakmu untuk mandi bersama dan itu tidak lebih ya!". Sahut Jungwon dengan kesal menyentil kening kekasihnya.

Namun bukannya marah ataupun merasa kesal setelah dikatai seperti itu oleh si manis. Yang ada malah, Jay tertawa dengan renyah begitu mendengar ucapannya. Karena menurutnya, Jungwon itu terlihat lebih menggemaskan saat sedang kesal seperti ini.

"Ahaha.. Baiklah-baik. Kalau begitu, mari kita mandi bersama sekarang!".

"Tapi Jay, kau kan baru saja selesai mandi. Apa tak masalah kalau kau harus mandi lagi?".

"Tentu saja tidak, Mine. Aku malah merasa sangat senang dengan tawaranmu kali ini". Ujarnya yang terdengar sangat berantusias sembari membawa langkahnya menuju sebuah bathub.

Perlahan, tubuh ringkih si manis ia turunkan dengan begitu berhati-hati ke dalam sebuah bak mandi yang telah terisi oleh air. Namun setelahnya, Jungwon pun sontak membulatkan kedua maniknya sembari berusaha menelan salivanya dengan kasar begitu melihat si pemuda Park yang hendak melepaskan handuk yang menjadi satu-satunya kain yang menutupi bagian privasinya.

"J-jay?". Lirihnya dengan suara tercekat.

Lantas si pemilik namapun berdehem pelan.

"can i... take back what i said?". Ujarnya sembari menatap sosok pemuda dihadapannya itu dengan tatapan memelas layaknya anak kucing yang minta di pungut.

Sebenarnya Jay itu sangat lemah jika dihadapkan dengan kekasihnya yang tengah merajuk seperti ini. Namun untuk kali ini, biarkan ia mengikuti egonya. Lagipula salah Jungwon sendiri karena ia sudah berani membangunkan singa dalam dirinya?

"unfortunately, I can't fulfill your wish this time. So.. prepare yourself because I'm sure we're not just bathing together, sweety".
















**





Tampak seorang pemuda manis yang tengah berjalan seorang diri di tepian pantai Hyeopjae sembari menikmati desir angin yang berhembus menerpa kulit. Kelopak mata cantiknya perlahan terpejam saat merasakan sensasi menyejukkan seperti itu yang seolah membuat dirinya lupa akan semua permasalahan yang tengah dihadapinya. Dan beruntungnya lagi, suasana pantai kala itu tak terlalu ramai oleh pengunjung.

Lantas setelahnya, kelopak mata itupun kembali terbuka. Senyuman yang sedari tadi juga turut terukir di wajahnya pun seketika lenyap begitu ia mendapati sesosok pemuda bersurai violet yang berdiri tak jauh darinya, menatapnya dengan senyuman tak terbaca.

"Kau..".

"Lama tidak bertemu, Jake-ssi". Sahutnya sembari berjalan mendekat.

Si pemilik namapun lantas mendengus pelan. "Apa yang sedang kau lakukan disini? Apa kau sengaja mengikutiku, huh?".

Tawa kecil milik Ren pun terdengar menyapa telinganya seolah menyatu dengan deru ombak pantai Hyeopjae yang cukup riak . "Tidak, Jake-ssi. Aku sama sekali tidak mengikutimu. Tapi mungkin kau bisa menyebut ini sebagai pertemuan tak sengaja".

Jake berdecih pelan begitu mendengar ucapannya.

"Omong-omong.. kau kesini untuk melarikan diri kan? Apa kau tau? Park Sunghoon seolah kehilangan akal mencarimu. Dia bahkan mengira kalau aku yang sudah menyembunyikanmu di suatu tempat. Itu terdengar sangat bodoh sekali. Lagipula untuk apa aku melakukannya?".

Satu alis milik si pemuda Shim pun lantas terangkat keatas.

"Kau pasti merasa bingung bukan? Ah.. Begini saja Jake, aku akan menjelaskan sesuatu padamu. Jika kau tertarik kau bisa ikut denganku dan kita bisa mengobrol sebentar—".

"Tidak, terimakasih. Aku sama sekali tak ingin mempunyai urusan apapun lagi denganmu". Sela Jake cepat sembari bergegas membawa langkahnya pergi dari sana.

Ya.. Karena bagaimanapun juga, Jake masih mengingat dengan jelas apa saja yang terjadi padanya setelah ia berurusan dengan pemuda bersurai violet itu. Hubungannya dengan Sunghoon yang berubah memburuk beserta masalah lain yang datang silih berganti menghampiri hidupnya.

"Padahal aku hanya ingin membagi sebuah rahasia besar tentang Park Sunghoon dan juga Yang Jungwon padamu. Hhh.. Tapi sepertinya kau tak sama sekali tak tertarik ya?".

Seketika langkah si pemuda Shim pun terhenti tepat setelah ia mendengar dua nama yang di sebutkan tersebut. Ren lantas semakin merekahkan senyuman di wajahnya begitu melihat pemuda itu kembali berbalik menatapnya.

"Aku tau kau pasti akan berubah pikiran".

















***

uhm... sebenernya buna mau lanjutin chapter ini buat januari tadinya hehe karena jujur aja nih yaa buna agaknya sedikit berat buat selesaiin book ini secepetnya huhuu sekali lagi maaf banget yaa buat kalian yang udah nungguin dari lamaa🙏

demon byuntae | jaywonWhere stories live. Discover now