Bab 9

5.4K 656 88
                                    

Hari Jumat mereka berangkat untuk acara famgath.

"Mbak Rim, kenapa yang ikut cuma orang ruko aja? Orang gudang atau sortir kok ngak di ajak?" Tanya Saras saat menunggu bis yang akan mengantar mereka.

"Dulu, pernah famgath bareng. Kalo nggak salah 2 kali.
Tapi selanjutnya mereka sepakat nggak mau.
Minta uangnya aja.
Sama bapak ya diturutin... " Ucap Rima.

Pantes aja sejak Saras kerja di bagian sortir, mereka tidak pernah membicarakan rekreasi atau famgath.

"Bapak sama pegawai nya adil kok Ras. Tiap tahun, semua pegawai kalo ulang tahun dapat kado yang sama.
Kamu selama 2 tahun di sortir, pasti dapat handuk sama pigura kan?" Sahut Filda.

Saras menganggukkan kepala, dia memang pernah mendapatkan barang yang disebutkan tadi.

"Kalo yang ikut orang ruko aja kan dikit.. " Kata Saras.

"Tenang aja Ras, yang famgath nggak cuma orang kantor aja kok.
Bapak juga ngundang suplier, mungkin sekarang ini pak Ardi uda sampe di lokasi.
Biasanya mereka punya acara duluan, setelah makan siang baru cek in... " Kata Rima.

Ini perjalanan pertama untuk Saras sebagai karyawan.
Filda, Rima dan Arif membawa keluarga kecil nya.

Saras sekamar dengan 3 karyawan yang lain.

Mereka telah tiba di lokasi famgath.
Hotel ini bukan hotel terkenal atau berbintang 5.
Tapi hotel ini cukup bersih dengan bangunan yang minimalis.

Saras melihat Dimas yang sedang bercengkerama dengan sekelompok orang di  ruangan kaca yang tertutup.
Tak langsung ke kamar, mereka di giring ke lapangan yang luas.

Ternyata halaman inilah yang akan di gunakan games, khusus untuk acara famgath ini.
Setelah sedikit arahan dari EO dan ucapan selamat datang, mereka lanjut makan siang dan ke kamar.

Sore hari, bagi yang tidak mengajak keluarga atau yang belum memiliki keluarga, berkumpul di taman yang tak jauh dari kamar mereka.

Sebagai warga baru, Saras hanya mendengar obrolan mereka.
Ternyata mereka merencanakan kegiatan Sabtu malam dan Minggu pagi, karena tidak ada acara lagi.

Bahkan usai acara makan malam hari ini, beberapa orang sudah ada yang memiliki ide keluar hotel.
Tapi ada juga yang memilih tetap di hotel, termasuk Saras.
Dari kejauhan, Dimas melihat Saras bersama karyawan lain sedang berbincang.

Sabtu pagi, usai mandi dan sarapan, mereka berkumpul di lapangan, duduk di atas rumput yang hijau.

Semua peserta mengikuti games.

Individual games sudah terlewati.

"Abis gini couple games Rif. Giliran kita!" Kata Dimas melihat ke Arif.

Memang sejak dulu, Dimas selalu berpasangan dengan Arif.

"Pak, maaf ..kali ini saya nggak bisa ikut. Ini anak saya nggak mau lepas... " Kata Arif yang menggendong anaknya.

"Terus aku sama siapa?!" Tanya Dimas bertanya kepada OB nya.

"Mbak Rima aja Pak.... " Balas Arif.

"Eh! Jangan donk Rif! Aku sama Filda.
Maaf, bapak sama Saras aja ya..." Rima menolak.
Demi keutuhan rumah tangga, Rima tak mau ambil resiko.

"Ay! Ntar gamesnya sama aku!" Nada Dimas terdengar memerintah.

"Iya Pak.... " Balas Saras patuh.

"Mbak Filda, couple games nya permainan apa?" Bisik Saras kepada Filda yang duduk di sebelah.

#8 MELETAKKAN HATI (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang