CHAPTER 4

11K 793 44
                                    

Pagi yang cerah telah tiba, cahaya matahari pagi telah menunjukkan sinarnya. Masuk melalui celah-celah kamar seorang gadis cantik yang masih tertidur nyenyak tanpa terganggu sedikitpun. Tak berapa lama kemudian gadis cantik itu mulai menggeliat kan badannya dan membuka matanya menunjukkan mata yang indah dan menyejukkan saat dipandang.

Gadis itu yang tak lain adalah Aurel yang berjiwa Aurora. Aurel melirik jam ada pada dinding kamarnya, ternyata sudah pukul 08.00 pagi. Aurel duduknya meregangkan otot-otot tangannya lalu turun dari tempat tidur membuka jendela dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hari ini Aurel tidak sekolah karena belum diperbolehkan oleh mommy dan mamanya. Rencananya ia akan mengajak mami dan mamanya ke mall untuk shopping dan membeli segala keperluannya sekalian quality time bersama kedua ibunya.

Setelah selesai membersihkan dirinya Aurel turun ke bawah menggunakan lift. Saat sampai di bawah Aurel mengedarkan pandangannya, ternyata mension sudah sepi itu artinya semua orang yang sudah pergi. Aurel segera menuju ruang makan dan duduk di meja makan mengambil sehelai roti tawar dan mengoleskan dengan selai coklat.

"Bi, mommy sama Mama ke mana ya ?" Tanya Aurel pada binarti kepala pelayan yang berusia 53 tahun.

"Nyonya Shena sedang pergi ke salah satu butiknya, sedangkan nyonya Linda sedang pergi arisan bersama teman-temannya non." Jawab bi Narti sambil menundukkan kepalanya.

Aurel hanya mengangguk tanda mengerti. "Bi tolong buatin saya nasi goreng sama susu coklat ya" pinta Aurel pada bi Narti sambil terus menggigit roti selai coklatnya.

Bi Narti yang mendengar kata 'tolong' keluar dari mulut nona mudanya sontak saja tersentak kaget dan syok. Pasalnya Aurel tak pernah mengatakan tolong atau meminta apapun dengan sopan bahkan jika memanggilnya selalu menggunakan kata 'lo-gue'.

Namun ia langsung menganggukkan kepalanya dan pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan nona mudanya dengan perasaan senang dan bingung. Senang karena nona mudahnya sudah mulai berubah dan bingung kenapa Aurel tiba-tiba saja berubah. Bi Narti berharap sifat nona mudanya akan terus seperti itu.

Setelah bi Narti pergi untuk membuat pesanannya. Aurel atau Aurora duduk diam di meja makan sambil memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan kedepannya selama berada dalam tubuh Aurel.

Yang harus Aurora lakukan adalah membersihkan nama baik Aurel, membuat para Abang, Daddy dan juga papanya menyesal karena mengacuhkan dan membenci dirinya selama ini, kemudian menyingkirkan 2 jalang yang pura-pura polos itu karena sudah mengusik Aurel.

HUFF...

Aurel menghela nafas berat, kenapa hidupnya jadi seperti ini sih. Terjebak dalam tubuh seorang queen bullying yang dibenci keluarganya dan semua orang kecuali kedua ibunya dan para sahabatnya, serta memiliki reputasi buruk.

Hah, ia jadi sangat merindukan keluarganya. Sedang apa mereka sekarang? Apa mereka masih menangisi kepergiannya? Andai saja kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin sekarang ini ia sedang berkumpul bersama dengan keluarganya dan juga para inti Lazarus yang sudah ia anggap abangnya sendiri.

Lamunan Aurel buyar saat bi Narti datang sambil membawa nasi goreng pesanannya.

"Ini non nasi goreng dan susu coklatnya."ucap bi Narti sambil meletakkan nasi goreng serta susu coklat di depan Aurel.

"Makasih bi"ucap Aurel sambil tersenyum tulus.

Bi Narti yang melihat senyum tulus Aurel pun seketika tertegun. Aurel sangat cantik bila tersenyum tulus seperti itu. Bi Narti pun langsung tersadar dari ke tertegunannya dan membalas senyum Aurora tulus lalu pergi dari sana.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Where stories live. Discover now