Tidak Menyadari

147 26 4
                                    


Yujin senang karena yang menjemputnya di rumah Yuri saat itu bukan hanya ayahnya tapi Hyunkyung juga ikut menjemputnya dan Hyunkyung sendiri yang menghampirinya di depan pintu rumah. Ia lebih senang lagi karena Hyunkyung mengatakan kalau dirinya akan menginap malam itu. Bukankah itu juga sebuah pertanda kalau harapan Yujin untuk segera memiliki ibu akan terwujud. Siwon akan mengatakannya saat di Amusement Park, tetapi saat baru memulai, Hyunkyung seolah menghindar dengan mengalihkannya dengan pembicaraan lain.
Selang dua minggu, Siwon ingin mengatakan kembali dan berhasil Siwon ungkapkan. Sayangnga dia harus kecewa dan lebih sedih karena ia mengecewakan Yujin, ya, Hyunkyung menolaknya.

"Bibi Hyunkyung tidak ikut?" Yujin bertanya saat ayahnya telah mendekat.

"kemarilah" Siwon menyamakan pandangannya dengan Yujin.

"Appa tau ini berat"

"Appa membiarkan bibi Hyunkyung pergi?"

"dengarkan Appa dulu"

"kenapa Appa, kenapa bibi Hyunkyung pergi, apa aku memang tidak boleh punya Omma" Yujin masih tidak terima dengan kepergian Hyunkyung.

"Jangan berkata seperti itu, mungkin bibi Hyunkyung tidak ditakdirkan menjadi ommamu"

"kenapa Appa tidak mengusahakannya" tangis Yujin mulai pecah, ia tidak terima, dan berlari menjauh dari Siwon.

"Yujin-ah, kau mau kemana sayang, tunggu Appa"

Yujin mulai jauh dari pandangan Siwon, tapi yang pasti Yujin menuju ke sebuah bangunan.

"Bibi Yuri ...bibi Yuri" panggil Yujin begitu sampai di depan toko.

Yuri melihat kedatangan Yujin dari dalam. Ketika menyadari Yujin sedang menangis, ia langsung menyusul keluar.

"Kenapa menangis?"

"bibi Yuri" Yujin berhambur memeluk Yuri setelah Yuri menyamakan tingginya dengan Yujin.

"Jangan menangis, bibi ada di sini" ucap Yuri menenangkan sambil mengusap punggung Yujin.

"Bibi" ucap Yujin disela tangisannya.

"kau di si..." ucap Siwon terhenti.

"Yuri" lirih Siwon, badannya membeku.

Kenangan sebuah pelukan muncul, Yuri pernah merasakannya, sekelebat bayangan dirinya tengah memeluk seorang anak. Dan ketika matanya tertuju pada Siwon, memorinya bekerja lebih keras. Yuri tidak kuat menahannya, kepalanya sakit, badannya melemas hingga akhirnya hilang kesadaran.

"Bibi" teriak Yujin.

"Yuri" Siwon tak kalah dari Yujin.

"Appa cepat, tolong bibi Yuri"

Dengan segera Siwon menggendong Yuri dan membawanya ke dalam toko.
Siwon meletakan Yuri di salah satu sofa, berusaha menyadarkan Yuri dengan bantuan wewangian. Tak lama setelah itu Yuri sadar dan mencoba untuk bangun.

"Berbaringlah dulu jika belum merasa baik" ucap Siwon.

"ini sudah baik" Siwon membantu Yuri ketika Yuri hendak menyesuaikan posisinya untuk duduk.

Ditatapnya lamat-lamat untuk memastikan bahwa yang dihadapannya saat ini memang Yuri. Tatapan itu mendapat balasan, sebelum akhirnya sang wanita mengalihkan pandangan karena merasa canggung.

"Terima kasih sudah membantu saya, maaf telah merepotkan" ucap Yuri pada Siwon.

Siwon masih membeku, dia yakin wanita dihadapannya sekarang Yuri. Tapi dia juga bingung karena sepertinya Yuri tidak mengenalnya.

Jarakpun Lelah Memisahkan KitaWhere stories live. Discover now