[BUKU KEDUA]
[INGAT, SETIAP DETAIL ITU PENTING]
Kalian kira perjalanan mereka sudah selesai?
SALAH BESAR!
Setelah keluar dari penjara, Haechan akan beraksi lagi. Dia akan mencari cara yang lebih keji untuk perburuan manusia kali ini.
Apakah semuanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
:gambaran outfit Taeyong di chapt ini
-selamat berteori-
-11 May 2025- -18.30- (30 menit sebelum Ten ditemukan meninggal)
Taeyong berjalan di sepanjang trotoar. Banyak orang-orang yang berlalu lalang melewatinya.
Di tangan kirinya ada sepasang sepatu berwarna merah yang dia genggam erat. Di tangan kanannya dia membawa tas kecil.
Dengan balutan jas hitam dan kacamata yang menghiasi wajahnya, mungkin orang lain akan benar-benar percaya bahwa dia adalah seorang pengacara.
Taeyong juga beradaptasi dengan kaki palsunya cukup cepat.
Ting!
Satu notifikasi muncul dari handphone Taeyong.
Jaehyun CCTV sudah dimatikan. Lakukan dengan cepat.
Taeyong berhenti di depan rumah berwarna merah kecoklatan yang terlihat sangat sederhana itu. Itu rumah Ten dan Hendery.
Perlahan dia menaiki anak tangga yang menuju ke teras rumah. Taeyong mengeluarkan benda kecil dari sakunya dan mencoba membuka pintu rumah Ten dengan benda itu.
Berhasil.
Dengan cepat laki-laki itu masuk ke dalam rumah Ten sambil mengendap-endap, berusaha tidak membuat suara sama sekali walaupun dia tau tidak ada orang di dalam rumah itu. Kata Jaehyun.
"Hendery? Kau sudah pulang?"
SHIT! JAEHYUN BAJINGAN! Siapa bilang penghuninya sedang pergi!?
Jantung Taeyong berdebar kencang. Dia bingung harus melakukan apa.
Akhirnya, yang dia lakukan hanya menaruh sepatu itu di lantai. Baru saja dia ingin membuka pintu untuk keluar, penghuni rumah itu sudah terlanjur melihatnya.
"Siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumah!?" Ten mulai panik saat melihat Taeyong yang diam membeku menatap kearahnya.
Ten perlahan mengambil handphonenya berniat untuk menghubungi polisi. Tapi saat handphone itu sudah ada di tangannya, Taeyong dengan kasar merebut handphone itu.
