4.

2.4K 367 28
                                    

Ilane memutuskan untuk pulang lebih awal, mood nya benar benar hancur karena kejadian di sekolah. Padahal ia berharap akan bersekolah dengan damai dan tenang.

Dalam hati mengutuk Edith dan segala perbuatan nya hingga kini menyusahkan dirinya.

"Kalo bisa milih gue juga gak mau kali mati. " Ucap gadis itu.

Ilane memutar dan melihat gadis itu yang sedang melayang. Ekpresi malas nya tidak berubah tidak ada ketakutan saat melihat arwah karena di kehidupan nya dulu ia telah melihat hal lebih seram dari arwah atau bahkan kematian.

Gadis itu adalah Edith, gadis sialan yang pergi dan memberikan segala beban hidup nya pada Ilane. Jika bukan karena Edith kaya dia tidak akan sudi menjadi dirinya.

"Gue gak masalah jadi lo tapi semua masalah lo jadi gue yang nanggung. Hah lo benar benar antagonis sejati ya. " Ucap Ilane.

"Karena gue antagonis gue gak akan minta maaf. Lo tau gue benci banget sama Sheren bitch sialan. Dia ngegoda Bintang dengan muka munafik nya itu. Kalo bisa gue mau banget bunuh dia. " Jelas Edith menggebu gebu.

Ilane menatap Edith dengan tatapan dalam. Ia tahu karena ia mendapat ingatan Edith tapi ia tidak berniat berbuat apa apa, hidup tenang lebih baik.

"Gue mau minta lo buat balas dendam. Tapi kayak nya gak jadi, lo terlalu baik buat balas dendam bukan. Yang terpenting lo gak mau repot. "

Tidak ada perempuan yang lebih ia benci selain Sheren. Semua mata mereka tertutup untuk melihat kebusukan Sheren. Sayang sekali, sekarang ia sudah mati. Ia berharap yang menempati tubuh adalah antagonis seperti dia awal nya.

"Lo salah. Gue bukan orang baik sama sekali. Di kemudian dulu maupun sekarang gue gak akan jadi orang baik. " Kata Ilane dengan datar.

"Terserah gue mau pergi dulu. Bye Ilane. " Ucap Edith melambaikan tangan nya. Ilane menatap Edith yang pergi, kaki yang melayang muka pucat. Ah, serangga menyedihkan.

*****

Di lain tempat.

Ruangan yang tidak terlalu besar diisi oleh banyak orang dengan satu perempuan.

Itu adalah markas Bintang dan teman temannya plus Sheren.

Setiap sehabis sekolah mereka menghabiskan waktu untuk berkumpul. Bintang menatap kosong ke arah Layar ponsel nya. Merasa aneh dengan kejadian selama di sekolah.

Tidak biasanya Edith mengabaikan dirinya. Bahkan ia selalu menggangu nya secara langsung atau lewat chat. Hari ini tatapan gadis itu lebih datar tapi terkesan lebih kosong, seakan mereka tidak pernah saling mengenal. Ia tidak meledak ledak seperti biasanya.

"Mm Bintang kamu kenapa kok melamun. " Nada lembut Sheren membuyarkan lamunanya.

Menatap Sheren dengan tersenyum. Ia memiliki Sheren sekarang tidak seharusnya ia memikirkan Edith.

Itu pasti trik Edith untuk menarik perhatiannya.

"Aku gakpapa kok.gue antar pulang ya keburu sore. " Balas nya.

Melihat Sheren mengangguk ia menyambar jaket hitam dan berjalan keluar.

"Gue deluan ngantar Sheren. " Kata Bintang.

"Oke bos. Jangan lupa ntar malam ada balapan sama anak sebelah. " Sambar Aldo teman nya.

Berbeda dengan Reno, ia masih memikirkan perubahan Edith. Untuk ukuran orang yang amnesia ia terlalu berubah banyak seperti itu bukan Edith. Menatap Bintang dan Sheren yang melewati pintu ia menghela napas.

Hari ini tidak ada laporan Edith membully, atau masalah lainnya.

Tidak mau memikirkan ia memutuskan untuk pulang kerumah.


*****

Ilane menghabiskan waktu nya untuk tidur hingga ketukan di balik pintu terdengar. Ia membuka mata dan berjalan ke arah pintu melihat Reno yang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Udah malam lo gak mau makan apa. Mama sama Papa pergi ngurus cabang nya. " Jelas Reno. Sebenarnya ia tidak mau melakukan ini jika bukan karena Sang mama yang berpesan.

"Oke gue mau bersih bersih dulu. "

Tanpa menunggu balasan Reno, Ilane segera menutup pintu. Reno hanya berdecak kesal akan tanggapan Ilane.

Setelah beberapa lama, dari arah tangga Ilane turun. Menggunakan kaos putih dan celana training.

Suasana hening, Reno sesekali melirik Ilane yang makan dengan tenang.

"Ekhem.itu hm lo masih amnesia ya. " Ucap Reno membuka perbincangan. Rasanya tidak tahan dengan suasana canggung baginya tidak bagi Ilane yang bodo amat.

Menatap Reno sebentar, "hm udah gak. " Balas nya.

"Ooh.Hm jujur aja gue agak kaget lu berubah dan yah menurut gue itu lebih baik karena sifat lo juga berubah. Gak kayak cabe cabean lagi. "

Tidak mendapat balasan dari Ilane ia mendecak kesal. Jarang ia diabaikan seperti ini.

"Kalo bisa jangan ngejar Bintang lagi. Kalian udah lama putus, Bintang juga udah sama Sheren. Gue gak mau punya adik yang ganjen. " Jelas nya lagi.

"Gue gak minat. " Tiga kata singkat yang membuat Reno bengong sesaat.
Dan mengangguk.


160521

strange villainWhere stories live. Discover now