Part 3. Rasa yang salah.

57 27 11
                                    


█ ▄ █ ▄ ▄ █ ▄ █ ▄ █ ▄ █ ▄ █
M i n ──────────● M α x
► P l α y    ▌▌  P α u s e  ↻ ⇄

[Hanya ingin kau tahu - Repvblik]

0:01⎯●⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ -4:03

Vote terlebih dahulu sebelum membaca

Happy reading✨😊

🍃🍃🍃

“Seandainya kamu tahu aku mencintaimu lebih dari apapun. Akankah anganku akan menjadi nyata? Ataukah Anganku tak akan pernah nyata?”

~ Keinara Azzelia Azzahra

Saat mereka memasuki mall, banyak pasang mata yang melihat kearah mereka.  pasalnya mereka seperti pasangan kekasih yang seketika membuat kaum hawa dan kaum adam iri ingin ada di posisi mereka. Dan juga banyak teriakan - teriakan yang bisa memekakkan telinga.

"Gue jadi  nggak nyesel datang ke sini, karena bisa memanjakan mata, ya Allah, ciptaan mana lagi
engkau dustakan"

"Masnya  ganteng bangettttttt"

"Masya Allah, mas boleh minta no hp
nya gak?"

"Jadi selingkuhanya juga 
gapapa mas"

"Duh andai ada di posisi mereka"

"Mbak nya manis bener uy, senyum nya Masya Allah, bikin gue diabetes liatnya, bibirnya seksi menggoda iman gue nih, tinggi lagi, wah mantap cewe idaman gue banget"

"Mbak pacaran yuk"

Ya seperti itulah teriakan teriakan alay tetapi heran nya Bintang dan Kei sama sekali tidak terganggu seakan dua sejoli itu menulikan telinganya.

Dua sejoli itu bercanda ria ingatkan dunia hanya milik berdua, yang lain cuman numpang.

Jangan lupakan tangan keduanya yang masih saling menggenggam seakan takut kehilangan pemilik  genggaman itu, banyak pasang mata yang menatapnya kagum, ada pula yang menatap dengan pemandangan iri,  kedua sejoli itu sama sekali  tidak peduli. 

"Tang temenin gue beli perlengkapan make up, kebetulan di rumah udah habis," tutur Kei, dengan muka memelas, membuat Bintang tak bisa menolaknya, tetapi sebelum Bintang mengiyakan ia juga memberikan syarat kepada Kei.

"Gue mau tapi ada syaratnya," ujar Bintang.

"Apa itu?" tanya Kei

"Lo harus mau temenin gue nonton bioskop genre  horor judul nya mata bathin, itu film yang lagi viral," cetus Bintang, antusias dengan mata berbinar.

"Nggak mau! kan lu sendiri tau, gue paling  takut kalau yang   bersangkutan sama yang namanya horor," tandas Kei, menolak mentah - mentah, membayangkanya saja membuat ia bergidik ngeri.

Melihat respon Kei seketika itu binar matanya redup tergantikan dengan ekspresi murung dan  berdecak kesal.

"Nggak usah takut kan ada gue, lo takut bisa peluk gue," ucap Bintang,  mencoba membujuk Kei.

Bintang berharap Kei akan mengabulkan permintaanya.

"Yaudah iyaaa!" balas Kei, dengan terpaksa,  karna ia tidak tega melihat ekspresinya yang memelas dan kedua matanya yang penuh harap.

"Nah gitu dong dari tadi," kata Bintang, dengan senyum yang merekah, di dalam hatinya senang karena usahanya yang membujuk kei tidak sia-sia.

"Yaudah gue temenin lo beli perlengkapan make up," tutur Bintang, menarik tangan Kei dengan lembut sembari mengacak - acak surai  rambut Kei dengan gemas.

"Ya nggak usah diacak acak juga kali rambut gue,  jadi berantakan tau!" tutur Kei, berdecak kesal, mencebikkan bibirnya dan menghentak hentakkan kaki nya.

Aksi menggemaskan Kei membuat  Bintang seketika terkekeh geli

"Udah jangan ngambek sini gue rapihin lagi," ujar Bintang, dengan  perhatian.

Dengan tangan kekar itu bergerak merapihkan rambut Kei yang ia buat berantakan.

DEG

Hanya didekat Bintang debaran jantung Kei menggila, ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, sungguh Kei sangat menikmati debaran itu.
Didekat Bintang Kei merasa nyaman. Didekat Bintang, Kei merasa terlindungi,  sungguh Kei belum siap jika nanti akan  kehilangan Bintangnya.

Ia tahu rasa ini salah, tapi dirinya tidak bisa memilih dengan siapa hatinya akan berlabuh, jika dirinya bisa memilih ia tidak akan pernah mencintai sahabatnya sendiri.

"Jika lo tahu gue mencintai lo lebih dari sahabat, apa lo akan menghindari gue?  Gue ingin sekali berkata jujur, karena gue ingin lo tahu perasaan gue yang sebenarnya,  tapi gue belum siap buat kehilangan lo," tutur Kei, dalam hati, membuat suasana hatinya menjadi bimbang.

"Kei jadikan beli peralatan make up?
tanya Bintang, membuyarkan lamunan Kei.

"Hah oh jadi lah yuk," ujar Kei, dengan menyunggingkan senyum tipis.

Biarlah akan seperti ini berjalan diatas luka yang terpenting dirinya tidak kehilangan yang menjadi sumber dunianya, yang menjadi sumber kebahagiaanya.

Tak lupa Bintang menggenggam tangan mungil Kei membuat Kei salah tingkah.

"Sialan! tak cukup kamu membuat jantung ku marathon,  saat di dekatmu kamu selalu membuat ku sering  salah tingkah," batin Kei, dengan menggerutu.

Saat di toko kosmetik segera Kei membeli pemulas bibir, bedak skincare dll.

"Mbak saya beli ini harganya berapa ya mbak?" tanya Kei.

Sarah gagal fokus.  Ia menatap  Bintang yg memiliki paras yang sangat tampan,  sampai membuat mbak nya terkagum - kagum dan salah tingkah mendapatkan senyum manis dari Bintang.

"Ehemm!" Dehem Kei

Namun mbak  itu sama sekali tak terganggu,  ia justru semakin terang-terangan memperhatikan Bintang hingga membuat Kei mendengus kesal setengah mati di buatnya.

Hati nya memanas apalagi melihat Bintang memberikan senyum manisnya ke mbak itu.

Aghh sialan!!!

Cukup sudah kesabarannya sudah sampai ke ubun- ubun tak bisa lagi ia tahan.

"MBAK SERIUS NGGAK SIH KERJANYA APA CUMAN MAU NGELIATIN PACAR SAYA?!!!!" reflek Kei,  mengakui Bintang sebagai pacar nya, sampai - sampai, Bintang terkejut mendengar hal tersebut. 

"Iya maaf mbak," ucap sarah, dengan menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Saya beli di tempat lain aja mbak, di sini kerjanya kurang profesional!" murka Kei, dengan sinis  hati nya terlanjur dongkol.

Kei pun meninggalkan Bintang yang masih membeku di tempatnya rupanya ia masih terkejut,  sedetik kemudian Bintang baru tersadar bahwa Kei meninggalkannya, ia langsung mengejar Kei dengan langkah lebar nya.

"Keiii tungguuuuuuuuuu!" teriak Bintang mengundang banyak pasang mata yang menatapnya aneh. Hingga langkahnya sejajar,  Bintang langsung mencekal tangan mungil Kei hingga membuat langkah Kei terhenti.

"Ciee ngaku - ngaku jadi pacar gue." Goda Bintang, dengan menarik turunkan alisnya sembari menoel - noel pipi Kei membuat Kei merasa malu.

Kei menyesal telah mengatakan bahwa ia mengaku berpacaran dengan Bintang,  namun nyatanya hanya sebatas sahabat. Memang lah penyesalan selalu di akhir.

Kei pun mengigit bibirnya mengutuk bibir luknut itu yang membuatnya malu.

"Andai tadi gue bisa mengontrol emosi gue kalau udah terlanjur gini kan malu, mau dibawa kemana muka gue aghhh!" batin Kei, dengan kesal.

"Bibir nya jangan digigit kasian nanti bibir kamu bisa berdarah," tutur Bintang,  ia mengusap bibir Kei  penuh dengan  Kelembutan, agar Kei  berhenti mengigigit bibir ranum itu.

Pipi Kei  semakin terbakar ada rona merah yang menjalar  di  kedua pipinya.

Kei terdiam kaku, tubuhnya seakan tersengat listrik merasakan tangan kekar Bintang mengusap lembut bibirnya.

            Between Me You And Her Where stories live. Discover now