Chapter 8

1.3K 175 114
                                    

Chapter 8: Please Don't Take Anyone Else
Baca chapter ini sekalian denger lagu diatas hwhwhwhwhw
Astaga chapter ini terlupakan gegara w sakit 🗿💧
Chapter ini dipenuhi hubungan kakak adek, yang selalu ngenes sama abang/adeknya sabar aja, author juga ngenes sama abang sendiri.
_____________________________________________
Malaysia sedang duduk menghadap ke hutan Nusantara. Entah dia sedang merenungi apa.

"Huft... aku sudah kehilangan kedua saudaraku. Aku ingin menyusul mereka saja rasanya... sekarang hidup ini menjadi hampa rasanya" batin Malay sambil menghela napas pasrah.

DUAAAAR

Malaysia sontak terkejut, ia mendengar suara ledakan dari arah hutan, ia auto mengambil tasnya dan pergi kesana.

DRAP

DRAP

DRAP

"ADA APA INI?!" Panik Malay yang belom ngatur napasnya abis lari².

Yang Malay liat sekarang hanyalah Singapore dengan ekspresi watadosnya, dan tumpukan 2 abang Indo yang sudah tak sadarkan diri, dan Indo yang tepar.

"Hm? Ada apa Malay?" Singapore tersenyum manis seperti tidak terjadi apa apa.

"Aku mendengar suara ledakan... apakah kalian baik baik saja?" Malay kok khawatir ama arwah dah.

"Tentu saja tidak apa apa, yakan Indo?"

"Iya" Indonesia juga memberikan senyum manisnya, akhirnya Malaysia kembali pergi dari sana, sudah sore~

Di Mansion ASEAN.

"Huft. PAPA KAU HARUS BISA MEMBELA DIRI! MASA HARUS VIET!" Ujar Vietnam kesal:v

"Viet, sudahlah, papa juga lagi sedih kau tau...." Brunei mencoba menenangkan suasana.

"SEDANG SEDIH BUKAN BERARTI PAPA HANYA BISA DIAM TAK BERSUARA DAN MEMBIARKAN DIRINYA TERTUDUH!! KAU PIKIR AKU TIDAK SEDIH DENGAN KEMATIAN INDONESIA HAH!?!" Vietnam meluapkan emosinya membuat Brunei diam tak bisa apa apa.

"Viet, tenanglah, ini sedang jam makan malam... aku tau perasaanmu..." Thailand juga ikut menenangkan Vietnam.

Vietnam menangis disana, ia membuat kepalanya berada dimeja dan ditutup tangan. Semuanya mengerti bagaimana keadaan Vietnam saat itu.

"Jika papa tidak terhasut saat itu Indo tidak akan mati dan Singapore masih hidup sekarang" Ucap Vietnam disela-sela tangisnya.

Seketika Malay berhenti memakan makanannya. Air mata menetes ke piring Malay.

Bukan ASEAN yang paling down disini

tapi Malay. Dia sudah kehilangan 2 saudara kandung(?)nya. Malaysia sudah tak kuat lagi, ia ingin menyusul Indo san Singa saja.

Suasana makan malam saat itu benar benar diselimuti kesedihan. Tak ada obrolan, hanya ada emosi yang meluap-luap.

Paginya

Hari ini Vietnam dan Malaysia izin tidak masuk kuliah, karena kejadian kemarin malam mereka berdua jadi tidak enak badan.

Malaysia sampai tidak ingin turun dari kasurnya, walau sudah berkali-kali Vietnam memaksa, Malaysia hanya diam. Bahkan sarapannya tidak dimakan. Vietnam juga tidak bisa mengecek suhu badan Malay, karena Malaysia menutup dirinya dengan selimut.

Sret

Ceklek

Ada seseorang yang memasuki Mansion. Vietnam yang waspada menaruh pistol disamping kasur Malay dan pergi keluar.

Missing Memories [CountryHumans] [End]Where stories live. Discover now