Tentang Keluarga Wajendra

39 8 0
                                    

Lavanya Fulmala Ghandhali tidak begitu tahu kenapa strawberry jadi favoritnya. Mahasiswi fakultas MIPA di Universitas Indonesia ini tidak terlalu suka makanan manis—katanya karena dia sudah manis. Kecuali itu rasa strawberry.

Apapun makanannya, jika ada pilihan rasa strawberry, maka ia akan memilihnya. Lesung pipi serta surai hitam sebahu yang menambah kecantikannya. Wanita ini tidak bisa makan jika tanpa sambal, mungkin ia menurunkan selera Bundanya. Bunda juga sangat suka pedas.

Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Orang tuanya adalah pasangan Melayu-Jawa, lebih tepatnya Bunda berasal dari Jambi, kalau Ayah lahir dan besar di Tegal. Ayah Vanya atau yang lebih dikenal sebagai Pak Wajendra, adalah seorang pensiunan BUMN. Ia sudah pensiun sejak tahun 2016.

Dzakir Ghani Candra atau biasa dipanggil Mas Ghani, adalah kakak pertama Vanya. Mas Ghani bekerja di salah satu perusahaan minyak di Indonesia. Ia sudah memiliki Istri, Mbak Windy namanya. ia juga sudah memiliki tiga orang anak.

Anaknya yang pertama laki-laki, saat ini berada di bangku SMA. Anaknya yang kedua perempuan, usianya sekitar empat belas tahun. Ia sangat dekat dengan Vanya. Dan anak Mas Ghani yang bungsu juga laki-laki, kini berusia sepuluh tahun.

Radhia Sakhir Padmini, atau Kak Ira. Anak kedua dari Ayah dan Bunda. Wanita cantik dengan hijab yang selalu tergerai ini adalah seorang guru taman kanak-kanak. Di antara kakak-kakaknya yang lain, banyak yang bilang Vanya sangat mirip dengan Kak Ira. Sama-sama punya lesung pipi dan sama-sama pencinta strawberry.

Dulu, Vanya dan Kak Ira sering bertengkar karena strawberry yang bunda pisahkan untuk Kak Ira dimakan oleh Vanya. Kak Ira juga sudah menikah, dan memiliki dua orang anak. Suami Kak Ira namanya Mas Iyan.

Naditiya Trisha Sajari, anak dari Ayah dan Bunda yang paling kalem. Kak Nadit tipe orang yang tidak banyak bicara, berbeda sekali dengan Vanya dan Kak Ira.

Mungkin Kak Nadit adalah anak kesayangan Ayah dan Bunda. Ia selalu menurut, kecuali pada suatu kejadian. Waktu itu Ayah dan Bunda meminta agar Kak Nadit berkuliah di Indonesia saja. Tetapi Kak Nadit tetap bersikeras untuk melanjutkan pendidikan di negri tetangga. Dan pada akhirnya ia berhasil membujuk Ayah agar mengizinkannya pergi. Dari segi penampilan, ia tidak begitu berbeda dengan Kak Ira. Mereka sama-sama menggunakan hijab, ya tidak dengan Vanya. Ia belum siap katanya.

Dan yang terakhir adalah Fazwan Harendra Nakula, Musuh bebuyutan Vanya. Kurang afdol rasanya kalau tidak ribut dengan orang ini dalam satu hari. Manusia dengan sejuta kejahilan, yang kadang membuat Vanya berpikir bahwa isi otak abangnya ini hanya sepuluh persen ilmu pengetahuan, tiga puluh persen ilmu agama, dua puluh persen tentang percintaan, dan sisanya adalah hal-hal nyeleneh yang mau ia lakukan di setiap harinya.

Tapi entah kenapa, masih ada perempuan yang mau sama Dia. Mbak Fia namanya, wanita yang sabar menghadapi segala tingkah Bang Ula—begitulah Vanya memanggil abangnya itu.


{Love Distance}

Pagi hari di kediaman Keluarga Wajendra adalah pagi yang tidak begitu sepi. Bunda sudah sibuk dengan masakannya di dapur. Sedangkan ayah, beliau sedang membaca pesan dari grup whatsapp pensiunan sambil menikmati segelas kopi di teras rumah. Vanya yang baru saja terbangun dari tidurnya karena keributan yang Bang Ula timbulkan.

Pagi-pagi seperti ini ia mengganggu ketenangan hari minggu Vanya. Deru mesin motor milik Bang Ula sudah terdengar sejak satu jam lalu. Akhir pekan memang jadwal Bang Ula kencan dengan motor-motor kesayangannya.

“Bang! Berisik banget!” ujar Vanya dengan suara lantang agar mengalahkan derum mesin motor.

“Jangan menghujat pacar Abang, deh. Dengerin coba, suaranya indah banget.” Jawab Bang Ula sambil menggerakkan tangan seolah ia adalah pemimpin paduan suara.

Love Distance | Jake ShimWhere stories live. Discover now