Bagian 03

2 0 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Dan Thermal adalah Thermal, yang sama seperti orang lain. Barisan pembenci hari Senin, walaupun ini masa pandemi. Sejujurnya, tidak ada yang salah dengan hari ini. Untuk mata pelajaran jurusan IPS sendiri hanya: Seni Budaya, Informatika, dan Bahasa Indonesia. Puji syukur, tidak ada Matematika. Tapi entah mengapa, label Monday is a monster day seperti sugesti yang sudah mendarah daging.

Dengan gerakan lamban Thermal menyusun seluruh perlengkapan sekolahnya. Dimulai dari kotak pensil, buku tulis, buku cetak—hasil pinjaman sekolah, laptop, charger dan sekotak susu rasa strawberry. Saat gadis itu merasa semuanya telah lengkap, ia bergegas menuju rumah Troposfer, sesuai dengan kesepakan belajar yang telah mereka sepakati bersama selama satu tahun belakangan ini:

Hari Senin: Di Rumah Troposfer.

Hari Selasa: Di rumah Thermal.

Hari Rabu: Di taman kompleks.

Khusus Kamis-Jumat: Di rumah masing-masing.

Dan disinilah Thermal berdiri, didepan rumah sahabatnya itu.

"Mau belajar kelompok lagi neng, kayak biasa?" Tanya Mang Ujang—Sekuriti yang bekerja dirumah Troposfer Senin sampai Jumat sekedar basa-basi, saat ia melihat Thermal dari antara jeruji terali. Bujangan yang berumur diatas 30 tahun itu dengan gesit membukakan gerbang yang menjulang tinggi.

Thermal menguap untuk beberapa saat, lalu ia tersenyum dan menjawab dengan kedua mata yang hampir tertutup, "Iya Mang, Themal mau belajar sama Popo. Tapi tolong doa dan restunya ya Mang, biar belajarnya lancar. Soalnya kalau hari Senin itu, gak tau kenapa, kayaknya syaiton pada keluar kandang. Thermal bawaannya pengen bobo mulu, heran. Padahal mah Thermal mau pinter, mau baik, mau jadi Bunda dari anak-anaknya Bang Thermos."

Selanjutnya, gadis SMA itu kembali berjalan menuju rumah Troposfer.

Mang Ujang menggeleng sembari terkekeh geli. "Neng Thermal-Neng Thermal, belum juga selesai didoain, udah jalan sambil molor duluan."

"POPO I'M COMING!" Pekik Thermal sembari meletakkan perlengkapan sekolahnya diatas meja secara asal, lantas menjatuhkan diri disalah satu sofa ruang tamu Troposfer

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"POPO I'M COMING!" Pekik Thermal sembari meletakkan perlengkapan sekolahnya diatas meja secara asal, lantas menjatuhkan diri disalah satu sofa ruang tamu Troposfer. Gadis itu dengan setengah kesadarannya melirik kearah Troposfer yang sedang tertidur; posisi yang tak jauh berbeda dengannya; Berbaring telungkup.

Thermal menepuk pundak Troposfer untuk beberapa saat. Mau tak mau membuat lelaki itu membuka matanya tak terima. "Nape lo? Nyari ribut?"

"Ih Popo Suudzon mulu. Orang Thermal mau ngasih tau kalau sekarang itu udah jam tujuh." Sembari memperlihatkan arloji pinknya.

"Ya tros, masalah buat Pak RT?"

Thermal menghembuskan napas kasar, gadis itu tak punya cukup tenaga untuk bertengkar di pagi hari yang tidak indah ini. "Popo yang tidak imut, begini ya, sekarang udah jam tujuh, biasanya Bu Laras ngirim link zoomnya jam segini. Sekarang Popo hidupkan laptop, buka linknya, masuk kedalam zoom, selesai." Ujarnya menasehati. "Oh iya, tolong juga punya Thermal ya Popo. Timaaci. I love you to the moon gak perlu cashback."

Ther-MalikaМесто, где живут истории. Откройте их для себя