BAB I

1.5K 145 2
                                    

❝ [DANDELION] ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ [DANDELION] ❞

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Amerika...













Di negara bagian Washington, yang diselimuti oleh awan pekat dan hujan. Ada kota kecil bernama Forks, populasi; 2.862 jiwa...

















Disinilah aku akan tinggal...











Saat aku dan Florence mendarat di Port Angeles, saat itu sedang hujan. Aku tidak melihatnya sebagai pertanda—hanya tidak bisa dihindari. Aku sudah mengucapkan selamat tinggal pada matahari, sedangkan Florence terlihat begitu senang dengan hujan yang turun saat kami sampai.

Kemudian kami segera mencari taksi untuk dapat mencapai rumah yang akan kami tinggali tanpa harus basah kuyup. Kami bertukar beberapa komentar lagi tentang cuaca yang basah dan itu cukup untuk Conversation, kami menatap keluar jendela dalam diam.

Itu indah, tentu saja.

Aku tidak bisa menyangkal itu. Semuanya hijau: pepohonan, batangnya tertutup lumut, dahannya tergantung dengan kanopi, tanahnya ditutupi pakis. Bahkan udara disaring secara hijau melalui dedaunan, mengingatkanku pada hutan di Upper Halliford.

Hujan segera reda saat kami akan sampai di tempat tujuan kami, menjadi rintik-rintik yang menurutku agak dingin untuk bulan Agustus. Saat kami sampai ditempat tujuan, aku segera menurunkan barang dari bagasi mobil, sementara Florence membayar biaya taksinya.

Florence membantuku membawa semua barang kami pergi ke teras sebuah rumah yang tampak sudah lama tak ditinggali. Diamengambil sebuah kunci di dalam tasnya, lalu segera membuka pintu rumah itu setelah berhasil membukanya dengan kunci.

Rumah itu masih terlihat bagus, beberapa barang masih tetap ada dan ditutupi kain putih. Tembok luar dan dalamnya bewarna putih, ada beberapa bagian yang warnanya mengelupas.

"Ku pikir ini tidak buruk, kan? Rumah lama, dulu kakek dan nenekku tinggal di sini. Sudah tidak dihuni sejak usiaku delapan tahun, sayang jika tidak ditinggali lagi." ucap Florence, membawa koper dan tasnya untuk menaiki tangga.

Aku mengikutinya dari belakang, juga membawa koper dan tasku. Menaiki tangga dengan hati-hati karena beberapa anak tangga berderit dengan keras, hanya perlu satu perjalanan untuk membawa semua barang-barangku ke atas.

DANDELION | e.cWhere stories live. Discover now