Happy Birthday! and a little spoiler to you guys

Start from the beginning
                                    

Yang paling muda, sontak melotot tak terima, "Hei! Aku tidak!"

"Kalau begitu, ajak Asa berkencan hari ini. Papa akan bilang kepada Aga."

Elvan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Bergumam bahwa ia tidak sedang menargetkan siapapun untuk dikencani. Membalas tawa mengejek Vano dengan tendangan dibawah meja. Lalu, melirik ke arah Papanya yang sudah siap mengambil garpu.

"Pa, kau belum sikat gigi."

El menoleh. Menusuk salah satu sosis kecil di atas piring, dan memasukkan makanan itu ke dalam mulut, "Emmmmm~"

"Ew, disgusting."

"Kalau begitu, ayo berkencan bertiga," ucap El.

"Apa?!" Vano menatap dengan sorot protes. Sementara, Elvan mengepalkan kedua tangan ke atas. Senang karena diajak pergi. Lalu, memberikan kiss bye kemenangan kepada Vano.

"Tapi, bukannya hari ini Elvan akan berkencan dengan Asa?" Ayolah! Vano ingin berduaan saja. Jarang-jarang mereka bisa berduaan!

Elvan memutar bola matanya sebal, "C'mon! Aku dan Asa hanya berteman!"

"Berteman my ass. Kau cemburu tiap Asa mementingkan Zia."

"Aku tidak!"

El meminum susu paginya. Sudah biasa mendengar keributan di pagi hari seperti ini, jika Vano dan Elvan ada di rumah.

"Daniel baby~"

"Kapan lagi kita jalan bertiga, Yah!" seru Elvan mempersuasi.

"Kapan lagi aku bisa berduaan dengan Papamu?!"

"... Setiap malam?"

"Ngadi-ngadi lo setiap malam," gerutu Vano, "Gue sibuk kerja."

Elvan mengerjap, "I'm sorry, but I don't understand?"

"Makanya belajar Bahasa."

Lelah sekali Elvan menghadapi Ayahnya yang kadang bertingkah kekanakan seperti ini, "Nanti malam aku akan pergi. Kalian bisa berduaan," ujarnya.

Vano menatapnya dengan sumringah, "Itu baru anak Ayah!" helai cokelat itu ia usak bangga. Membuat yang diusak memutar bola mata dengan jengah. Meniru tingkah El sebelum ini, "Nyenyenye~"

"Aku selesai," yang sedari tadi diam, beranjak berdiri.

Elvan menoleh, "Papa, I love you!" ucapnya manis.

Yang mana hanya dibalas dengan kecupan di pucuk kepala. Lalu, El melangkah menuju kamarnya untuk mandi. Bersiap karena akan berkencan dengan dua jagoan ini.

Vano mendengus, "Anak dajjal emang."

Benar-benar tak menyangka bahwa ucapannya akan disahut oleh El di ujung sana, "Vano! Mulut lo gue cabe nanti ya!"

"HAHAHAHAHAHA~"

"Elvan! Quiet!"

Dan meja makan itu langsung diselimuti keheningan selama beberapa detik. Vano menatap, "Memangnya kau mengerti tadi dia berkata apa?" tanyanya.

"Tidak. Aku hanya tertawa saja."

Dan Vano terkekeh geli, "Ku ajarkan kau Bahasa Indonesia nanti."

Selesai.

Cuma bonus pendek aja ehehehehe~

Jadi, ini settingnya memang beberapa tahun (beberapa belas tahun??) kemudian.

Ingat pas saya bilang pengen bikin happiness jadi buku atau minimal jadi pdf?? Saya masih memperjuangkannya xixixixixi.

Di sana kalian bakal lihat perjalanan Vano sama El sampai mereka tiba di titik chapter ini.

Dan, apakah itu 'Asa-Aga' di secret? Yup! Kok mereka di New York? Ada deh ehehehehehehe~

Oh, dan mungkin saya ga bakal kasi bonus bonus lagi di sini :")

Atau mungkin bakal ada, tapi special birthday doang keknya? Kalo inget ehehehehe

Happy birthday untuk anakku Daniel 💓💓💓

Thank you 💓

Happiness [SELESAI] ✔Where stories live. Discover now