Messages | ft. Yoshinori

✉️ fifteen

✉️✉️✉️

Yoshi tetap setia menunggu jawaban Heejin. Sedangkan Heejin sendiri sibuk berkutat dengan pikirannya. Cewek tersebut antara percaya nggak percaya kalau yang ngomong barusan itu Yoshi, cowok yang dia sukai diam-diam sejak kelas 10.

Tapi karena Heejin adalah tipe cewek yang nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, jadinya trobos aja. Kapan lagi crush yang lo sukai minta izin buat ngejar balik. Begitu pikir Heejin sekarang.

“Hehehe boleh,” ujar Heejin agak malu-malu, padahal dalam hatinya menjerit-jerit.

Mendengar jawaban Heejin barusan, senyum lebar pun terbit diwajah Yoshi. Nggak sia-sia perjuangan dia sampai jungkir balik buat nemuin si pengirim pesan anonim.

MAMA ANAKMU OTW NGGAK JOMBLO!

Kira-kira begitu suara hati Yoshi sekarang.

“Terus sekarang apa?”

Pertanyaan Heejin membuat Yoshi yang mulanya lagi nyengir lucu jadi bingung, “Maksudnya apanya yang apa?”

“Hmm maksudnya tuh,” Heejin agak ragu mau ngomong, soalnya cewek itu merasa canggung sekaligus malu, “Hngg maksudnya sekarang kita itu apa?”

“Teman tapi on the way jadian?” tanya Yoshi balik, “Soalnya kalau langsung pacaran, gue ngerasa aneh. Gue sendiri belum benar-benar dalam tahap suka sama elo.”

Heejin mengangguk mengerti dengan apa yang dikatakan Yoshi. Mereka berdua memang bisa dibilang akrab, tapi nggak sedekat layaknya orang yang lagi pendekatan.

“Heejin, tunggu gue sampai benar-benar suka sama elo ya,” ujar Yoshi dengan mata yang menatap tepat pada Heejin, “Gue nggak mau kalau kita pacaran tapi rasa yang gue punya nggak beneran.”

“Nggak apa-apa kali, Yosh,” Seulas senyum terbit dari bibir Heejin, “Jadi secret admirer elo sejak lama aja gue tahan, masa tinggal gini gue nggak mau. Tapi gue minta jangan cuma ngasih harapan ya. Kalau elo beneran nggak suka sama gue bilang, jangan tiba-tiba ngilang.”

“Siap, bos!”

Tawa keduanya pecah, menertawakan hubungan mereka sekarang. Puas tertawa, mereka berdua memilih untuk berkebun. Kebetulan Heejin tadi bilang mau nanam anggur, terus Yoshi mau bantuin. Yah, sekalian upaya pendekatan juga.

Mari beralih ke tempat yang tidak jauh dari posisi Yoshi dan Heejin sekarang, tepatnya dipintu gerbang rumah Heejin yang agak tertutup daun belimbing. Di sana ada Jihoon, Junkyu, dan Lia yang lagi berebut posisi untuk mengintip.

Posisi mereka sekarang begini, Lia paling bawah, Junkyu di tengah, terus Jihoon paling atas. Untungnya kompleks Heejin sekarang lagi sepi, jadi mereka bertiga nggak dikira maling.

“Mereka berdua sudah jadian belum, sih?” Lia bertanya dengan suara pelan.

“Kayaknya udah, lihat aja deh itu sibuk ketawa-ketawa berdua,” Junkyu menyuarakan pendapatnya.

Jihoon yang ada diposisi paling atas menggeleng tidak setuju, “Kalau kata gue sih belum.”

“Lo tau darimana?” Junkyu melihat ke arah Yoshi dan Heejin lagi, “Kan jarak kita sama mereka agak jauhan.”

“Dari feeling gue,” Jihoon nyengir, “Soalnya kalau orang habis jadian auranya beda.”

“Lah? Perasaan auranya sama aja,” protes Lia yang disetujui oleh Junkyu.

Jihoon tidak menyahuti lagi protesan dua manusia dibawahnya. Cowok itu beneran yakin kalau mereka berdua memang belum jadian, tapi soon to be jadian. Ingat! Feeling Jihoon nggak pernah salah, cuma kadang suka melenceng.

“Eh, kalian bertiga siapa?” tanya seorang wanita paruh baya alias mama Heejin yang baru pulang.

Suara tersebut mengagetkan ketiganya. Mereka bertiga sampai menubruk pagar dan akhirnya jatuh bertumpuk. Kasihan Lia jadi geprek, paling bawah sih.

Tawa Yoshi dan Heejin yang berjalan mendekat ke gerbang tempat tubrukan tadi menyapa pendengaran ketiganya. “Azab tukang ngintip orang, jadinya nubruk pager kan,” Yoshi meledek mereka bertiga.

“HEEJIN TOLONGIN! GUE KETIBAN BABON!”

✉️✉️✉️

FIN

A.n:
Terimakasih buat kalian yg sudah mampir kesini. Makasih juga karena udah ngasih vote, huhuhuhu it means a lot to me😭♥️ maaf juga kalau belum sesuai seperti ekspetasi kalian😭😭

special photo:

From main cast this story!

From trio pendukung kapal yoshijin!