✉️ ten (kandidat nomor 1)

398 89 4
                                    



✉️✉️✉️

Benar kata Jihoon dan Junkyu kemarin, semalam Yoshi overthinking mikirin siapa yang ngirim itu pesan. Pusing-pusing mikir diantara tiga kandidat kemarin, eh tau-tau pengirimnya bukan salah satu dari mereka. Begitu pikirnya sekarang.

Terus tadi waktu istirahat, lagi-lagi Yoshi mendapat pesan dari anonim itu lewat radio sekolah. Pesannya ngasih semangat buat Yoshi kayak biasa, dan bilang supaya Yoshi engga perlu pusing mikirin siapa dia. Kata anonim itu, dia bakalan muncul diwaktu yang tepat.

Masalahnya, waktu yang tepat tuh kapan? Keburu ikan cupang punya Yoshi punya anak seratus. Tapi sekedar informasi, ikan cupang yang Yoshi beli kemarin tuh laki-laki.

Ngomong-ngomong, sekarang Yoshi lagi jalan sendirian, dia mau pergi ke Indoapril disuruh kakaknya. Di tengah perjalanan, Yoshi ngelihat seorang cewek lagi berdiri ngadep pohon, sesekali cewek itu ngedongak ke atas. Semakin dekat jaraknya, Yoshi jadi tau kalau cewek itu adalah teman sekelasnya, Heejin.

“Heejin? Lo ngapain?”

Heejin berjingkat kaget, lalu menoleh, “Oh, elo Yosh, gue kira siapa,” kemudian Heejin mendongak sambil menunjuk ke atas, “Ini lagi nungguin si Chiko turun.”

“Chiko?”

“Kucing gue, Yosh. Dia tuh suka banget naik-naik pohon tapi ngga bisa turun,” ujar Heejin sambil memanggil Chiko agar kucingnya itu berani turun sendiri.

Melihat kucing Heejin yang nampaknya enggan turun karena takut dan melihat si pemilik yang khawatir, Yoshi pun berinisiatif menawarkan dirinya untuk membantu teman sekelasnya itu. Yoshi ngga tega sama kucing yang terus mengeong itu.

Akhirnya skill memanjat pohon yang Yoshi miliki bermanfaat juga. Ngga sia-sia dia sering manjat pohon Jambu depan rumah Pak Naga bareng Jihoon dan Junkyu setiap sore. Yoshi pun dengan lihai manjat pohon itu, setelah dia berhasil menggapai Chiko, cowok itu turun dengan hati-hati bersama Chiko digendongannya.

Yoshi menyerahkan Chiko pada Heejin, “Sering-sering ajarin kucing elo naik turun pohon atau undakan khusus buat kucing, Jin. Biar dia ngga gampang ketakutan.”

“Iya Yosh, makasih banyak ya. Kalau lo tadi ngga lewat kayaknya bakalan sampai malem gue nungguin Chiko disini,” ujar Heejin tulus, “Oh iya, lo memangnya mau kemana?”

“Mau ke Indoapril depan, disuruh kak Sakura.”

“Gue boleh ikut?”

“Eh?” Yoshi buru-buru menetralkan raut wajahnya yang mulanya agak terkejut, “Boleh dong, yuk!”

Dua orang itu berjalan beriringan tanpa ada obrolan sedikitpun. Heejin sibuk dengan kucingnya, sementara Yoshi sibuk dengan ponselnya membalas pesan dari Kak Sakura. Setelah selesai dengan urusannya, Yoshi beralih memperhatikan orang disampingnya.

“Jin, rumah elo kan masih satu komplek sama gue, tapi kok kucing lo bisa sampai sini?”

“Si Chiko tadi rebut sama Miko, kucing gue yang satunya. Terus si chiko ngambek dan milih kabur dari rumah.”

Setelah itu, mereka berdua sama-sama diam. Mau ngobrol tapi bingung mau pake topik apa.

Tak berapa lama, mereka berdua sampai di Indoapril. Sesampainya disana, mereka berpisah untuk membeli masing-masing barang yang diperlukan. Sedangkan chiko dititipkan sebentar ke tukang parkir depan yang sudah Heejin kenal baik.

Disalah satu rak, khusus benda cewek, Yoshi sedang berdiri sambil memilih benda permintaan kakaknya dengan telaten. Setelah menemukan barang yang tepat, Yoshi segera memasukkannya ke dalam keranjang yang sudah penuh dengan beberapa camilan dan barang kebutuhan sehari-hari.


Setelah dirasa cukup, Yoshi bergegas pergi ke kasir. Disana, Heejin berdiri sambil menunggu belanjaannya selesai dihitung. Heejin memilih keluar terlebih dulu, namun sebelum itu dia sempat melirik keranjang milik Yoshi.

Waktu Yoshi baru aja keluar, Yoshi dikagetkan dengan dua kotak susu milo yang Heejin sodorkan. Yoshi mengernyit heran sebelum menerimanya.

“Ini sebagai tanda terimakasih gue, karena elo tadi nyelamatin Chiko.”

"Gue ikhlas nolong kok," ujar Yoshi, "Tapi kalau dikasih tanda terimakasih ya gak bakalan gue tolak sih hehehe."

“Nah gitu dong," Heejin nyengir, "Ngomong-ngomong Yosh, lo ngga malu buat beli barang cewek? Biasanya kan cowok-cowok tuh ngga mau kalau disuruh beli gituan.”

Yoshi tertawa, “Engga lah, harga diri gue juga ngga bakalan turung cuma gara-gara gue beli pembalut.

“Jin,” panggil Yoshi pelan, “Lo suka gambar?”

“Lumayan.”

“Terus, lo suka bunga calendulla ngga?”

“Banget! Eh tapi ngapain lo nanya-nanya, mau ngasih gue bunga calendulla ya? Duh gue tersanjung mau dikasih bunga sama pangeran.”

“Heh engga!”

"Lah? Terus kenapa nanya gitu tadi?"

"Gapapa sih, nanya doang," sahut Yoshi sambil masang raut wajah nyebelin.

Heejin mendelik, "Idih!"

Oke, buat hari ini Yoshi lumayan yakin kalau anonim itu Heejin daripada dua kandidat lainnya. Eh, tapi ngga tau kalau besok berubah lagi dugaan Yoshi. Namanya juga masih dugaan. Kalau bener ya syukur Yoshi ngga makin pusing, tapi kalau salah ya makin overthinking.



✉️✉️✉️







hello? gimana hari kalian? semoga selalu baik 😁

Messages | ft. YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang